RASHAKA | ARLION : 193 [END]

TIGA BELAS

Yang baca RASHAKA ARLION 193 wajib follow ig :
@arlion193.gang
@nutrisarirasakuaci_wp

Happy reading ci ~

TOLONG KOMENTAR JIKA ADA TYPO YAH CI~

***

Pukul 18.45 WIB

Para anggota ARLION sekarang sedang menyiapkan makanan untuk acara reuni malam ini. sebelumnya mereka menyempatkan untuk beribadah menurut kepercayaan nya masing-masing.

Saat ini Aidel tengah di dapur bersama Naka yang sedang mencuci gelas.

"Del, kakak perempuan gue bakalan buka cafe yang jaraknya gak jauh dari sekolah.  Besok katanya acara pembukaan nya. Btw, Lo mau ikut gak?" Ujar Naka.

Aidel mengangkat kedua alisnya "serius? Mm... Tapi gak tau sih bisa apa ngga soalnya aku kan juga harus kerja."

Naka terkekeh "Kakak gue juga ngadain lowongan pekerjaan gitu. nanti kalo Lo ikut bisa sekalian bilang sama kakak gue, Del."

Aidel nampak terdiam sebentar "Aku kan juga udah dapet kerjaan, Nak."

"Lo bisa ijin keluar dari pekerjaan Lo terus nanti ngelamar deh buat kerja part time di cafe kakak gue. Gaji nya juga lumayan kok."

Aidel terdiam berpikir. Ucapan Naka ada benarnya karena jika dipikir-pikir jarak rumah Aidel ke minimarket lumayan jauh jika di bandingkan dengan cafe milik kakaknya Naka ia bisa bekerja pulang sekolah karena jarak dari sekolah ke cafe dekat tapi di sisi lain ia merasa tidak enak terhadap Naka karena Naka sudah banyak membantu Aidel.

Aidel menghela nafasnya "sebelumnya makasih banyak, Nak. Tapi kaya aku bakalan tetep kerja di minimarket aja. Karena kan kamu udah berbuat baik terus sama aku jadi gak usah repot-repot."

Naka mematikan keran air nya lalu menatap Aidel sambil tersenyum "gue ikhlas, Del. Kita kan temen. Apa susah nya sesama temen itu saling membantu? Pokoknya nanti besok Lo harus ikut gud ke acara pembukaan cafe kakak gue abis itu gue juga bakalan bantu Lo bikin surat pemberhentian nya. Gak ada penolakan."

Naka pergi dari dapur membawa beberapa yang sudah ia cuci meninggalkan Aidel yang menatapnya sendu.

"Udah ganteng, baik, pinter dan soft lagi. Emang Naka itu tipe cowok idaman. Pasti perempuan yang jadi pacarnya nanti beruntung banget," ucap Aidel sambil membayangkan hal itu.

"Telornya gosok ntar," suara berat membuat Aidel tersentak langsung menoleh ke arah sumber suara.

"Abim? Sejak kapan kamu di sana?" Aidel melihat Shaka sedang bersandar pada mintu dapur.