TIGA PULUH ENAM

2.8K 57 0
                                    

Yang baca RASHAKA ARLION 193 wajib follow ig :
@arlion193.gang
@nutrisarirasakuaci_wp

Happy reading ci ~

Happy reading ci ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Seorang gadis berlari di koridor rumah sakit dengan wajah panik. Dengan nafasnya yang terburu-buru ia mendekati ruangan yang tertutup rapat entah sejak kapan, namun wajahnya sangat panik dan takut setengah mati.

Sebuah tangan menepuk pundak nya membuat Aidel menoleh. "Gue yakin ayah Lo bakalan baik-baik aja." ujar Dylan menenangkan Aidel.

Di jalan tadi Aidel berhasil membuat nya panik lantaran ingin di antar kerumah sakit dengan wajahnya yang menangis. Dylan bahkan mengebut walaupun kebingungan kenapa Aidel sepanik itu.

Dan setelah sampai di rumah sakit ia mengerti dengan apa yang sedang terjadi, bahkan hatinya merasa sesak melihat Aidel menangis seperti ini. Pasalnya ia pertama kali melihat gadis yang memiliki senyuman indah itu mengeluarkan air mata dan terseguk-seguk membuat Dylan ikut sesak mendengarnya.

Aidel berjongkok sembari memeluk kedua lututnya terseguk-seguk menangis. Pihak rumah sakit menelpon nya memberitahu bahwa sang ayah mengalami kecelakaan.

Isi pikiran nya sudah mulai kemana-mana saat ini, ia khawatir dengan kondisi sang ayah.

Dylan hanya terdiam bersandar di dinding dengan mata yang tertutup rapat.

Tak lama kemudian seorang laki-laki dengan masker di wajah nya dan jubah putih melekat di tubuhnya keluar dari ruangan itu, membuat Aidel tersentak dan menghampiri dokter di depannya.

"Gimana, dok? Ayah saya baik-baik saja?" tanya Aidel dengan suara yang bergetar.

"Anda anak dari bapak Bima?" Aidel mengangguk cepat.

"Karena benturan yang keras membuat otak bapak Bima mengalami pendarahan hebat, darah yang bocor karena pendarahan dapat menekan dan merusak jaringan otak. Kami meminta maaf dengan sangat pada anda, bapak Bima menghembuskan nafas terakhirnya saat masih berada di tempat kecelakaan itu. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, nak..." lanjut laki-laki itu.

Hilang sudah. Dunia nya runtuh, nafasnya tercekat dan hatinya juga sesak. Ia menggelengkan kepalanya pelan dengan air mata yang kembali keluar, tatapannya kosong.

Dylan yang juga mendengar ucapan sang dokter terkejut dengan tatapan yang bergetar ia menatap Aidel. "Del.." panggil nya pelan.

Aidel langsung berlari menerobos masuk ke dalam ruangan tersebut. Aidel melihat seorang laki-laki masih dengan baju seragam taksinya namun penuh dengan noda darah, ia berbaring tak bergerak.

RASHAKA | ARLION : 193 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang