DUA PULUH TUJUH

2.8K 62 0
                                    

Yang baca RASHAKA ARLION 193 wajib follow ig :
@arlion193.gang
@nutrisarirasakuaci_wp

Happy reading ci ~

Happy reading ci ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Fey berjalan keluar dari minimarket dan duduk di kursi yang tersedia didepan minimarket itu sendiri. Ia meletakkan satu kaleng minuman di hadapan Dylan yang sedari tadi tak henti-henti melamun.

"Jangan ngelamun terus. Lo pikir gue gak takut? Takutnya kesambet," tutur Fey.

Dylan mendengus samar. "Thanks buat minuman nya."

Fey mengangguk kecil lalu membuka kaleng itu kemudian meminumnya. Sekedar info selain menyukai berbagai yupi. Fey juga sangat suka minuman bersoda bahkan Faldo selalu membelikannya banyak minuman bersoda untuk stok di markas karena ia tahu kalau Fey menyukai nya. Namun Shaka dan yang lain juga tak henti-henti mengingat kan Fey untuk tidak terlalu sering mengonsumsi minuman yang dikenal sebagai air karbonasi itu.

"Entahlah, Lo punya masalah apa sampe-sampe mau bunuh diri kaya gitu. Tapi gue kasih tau sama Lo kalo mau bunuh diri harus pikir-pikir dulu."

Dylan mendecih pelan. "Kenapa harus mikir dulu? Gue bunuh diri pun gak ada yang ngerasa kehilangan juga, karena gue gak punya siapa-siapa disini."

Fey menghela samar kemudian menatap Dylan yang ada disampingnya. "Lo bilang gak ada yang tulus mau temanan sama Lo? Bukan gak ada Dy, tapi belom ketemu aja."

Fey menatap kembali jalanan yang ramai dengan kendaraan berlalu kesana-kemari. "Mereka bakalan Dateng sendiri ke arah Lo dengan ketulusan yang mereka punya," lanjut nya lalu meneguk kaleng yang berisi cairan bersoda di tangan nya.

Dylan mendecih untuk kedua kalinya. "Mereka bahkan gak berani deketin gue Fey. Mereka menganggap gue kasar dan cewek gak bener."

Fey menunduk menatap kaleng yang ada di tangannya. "Gue sama yang lain juga menganggap demikian, tapi gue ngerti sekarang kenapa Lo kasar banget kalo udah di usik. Semua orang gak akan nyaman di usik seenaknya, dan kalo kita masih bisa melawan kenapa engga?" Fey menoleh kembali pada Dylan yang menatap lurus jalanan disana.

Dylan mengangguk setuju, tersenyum miring samar. "Gue yakin orang-orang kaya komplotan Lo itu ngerti kan gimana diposisi gue. Gue gak mau dianggap lemah," gumamnya.

Fey mendehem dan merubah posisi kursi yang di dudukinya kesamping menghadap Dylan. "Kalo gitu gue bisa jadi temen Lo Dy. Yaa... Walaupun Lo kaga asik karena terlalu cuek tapi bisalah gue jadi temen Lo. Gue juga punya dua sahabat lagi yang nantinya gw bakal kenalin sama Lo," seru Fey sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Dylan menoleh pada Fey yang sedang tersenyum simpul. "Jangan senyum ama gue, lesbi?"

Fey melotot tak terima mendengar ucapan yang keluar dari mulut Dylan. "Waras Lo? Jelas-jelas gue normal," ketus nya.

RASHAKA | ARLION : 193 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang