TIGA PULUH DUA

2.8K 61 0
                                    

Yang baca RASHAKA ARLION 193 wajib follow ig :
@arlion193.gang
@nutrisarirasakuaci_wp

Happy reading ci ~

Happy reading ci ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ih lucu banget boneka Lo Del," seru Nala seraya memegang boneka.


Aidel yang baru keluar dari kamar mandi menoleh kearah Nala. "Ah.. itu dari Abim."

Sontak atensi Fey mengarah pada Aidel. "Shaka kasih Lo boneka? Tumben."

Aidel menggelengkan kepalanya cepat. "Bukan. Abim yang aku maksud itu Abim temen aku, dulu banget 2 tahun yang lalu dia kasih itu ke aku."

"Dia sekolah di PRAMUDYA juga?" tanya Nala.

"Bukan, Dia udah meninggal karena kecelakaan 2 tahun yang lalu."

Nala dan Fey awalnya terkejut tapi sedetik kemudian mereka mengangguk kecil.

'Abim?' batin Dylan.

Abim adalah satu-satunya teman Aidel saat masih SMP. Dulu saat ia masih SMP ia memang tinggal di Jakarta namun setelah Aidel lulus, ayahnya memutuskan untuk ke Bandung. Mereka tidak pernah berhenti bulak-balik Jakarta dan Bandung, dan sebenarnya ayah Aidel asli dari Bandung begitupun ibu nya, tapi ayah Aidel yang terus bulak-balik lantaran mencari pekerjaan.

Saat berpisah dengan Abim karena ia harus kembali pindah ke Bandung, Abim membeli boneka domba pada Aidel saat berada di pasar malam.

Namun saat Aidel kembali pindah ke Jakarta, Aidel mendengar berita duka dari keluarga Abim bahwa Abim meninggal karena kecelakaan. Aidel sempat terpuruk lantaran kehilangan teman satu-satunya yang ia punya, ia belum sempat bertemu Abim, bahkan ia baru mengetahui berita duka tersebut setelah 3 hari Abim meninggal.

"Oh Iyah, Del. Ayah Lo kapan pulang?" Fey kembali membuka suara.

"Ayah ku pulang malem."

Nala mengangkat kedua alisnya. "Gimana kalo kita bikin tiramisu nya sekarang aja?"

"Iyah juga, gw udah gak sabar Del."

Aidel diam sejenak nampak berfikir, ia menghela samar. "Aku mau aja ajarin kalian buat tiramisu tapi aku gak punya bahannya."

Seketika Nala menepuk jidatnya. "Lah Iya yah, Lupa gw."

"Kalo gitu kita belanja aja dulu, mumpung ada waktu juga kan?"

"Yaudah, Del. Lo catet aja apa yang kita butuhin."

Aidel mengangguk lalu kakinya melangkah menuju meja belajar untuk mencari kertas kosong dan juga pulpen, kemudian ia mulai mencatat bahan-bahan yang mereka butuhkan.

Dylan mendengus geli menata Nala dan Fey. "Lo pada ngebet amat pengen bikin tiramisu, buat repot tau gak."

"Sttt... Gw ngalihin kayak gini supaya Aidel gak kepikiran terus sama kata-kata Shaka waktu itu." ucapa fey dengan pelan

RASHAKA | ARLION : 193 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang