“Aya!!!”
Suara melengking itu berhasil membuat telinga Aya berdenging. Pasti suara sahabatnya. Gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang dengan mata malas.
Deru napas yang terdengar berat membuatnya menyodorkan satu botol air mineral tanpa berkata. Nagine menerima, kemudian meneguknya beberapa kali. Dirasa hausnya sudah hilang, ia mengembalikan botol itu tanpa melihat kepada Aya.
Pemilik botol mengerutkan dahi. “Apa lo?” tanyanya singkat.
“Ini minumnya,” ujarnya sambil menghadap etalase yang memantulkan bayangan tubuhnya. Gadis itu sibuk membetulkan rambutnya yang sedikit berantakan.
“Tinggal seiprit doang, buat apa gue bawa botol itu lagi.” Aya kembali membalikkan tubuh dan berjalan lebih dulu meninggalkan sahabatnya.
“Please, Ya Tuhan. Aya jangan buru-buru, gue mau cerita kesaltingan ini!” spontanitas langkah Aya terhenti. Nagine buru-buru menyamakan posisinya dengan sang sahabat sehingga mereka bisa berjalan beriringan.
“Lo ketemu sama Arthar?” Nagine mengangguk membenarkan tebakan Aya. Sudah diduga.
“Puji Tuhan,” katanya tersenyum sambil melirik ke atas dan merapatkan tangannya.
Tidak sesuai ekspektasi, Aya justru tertawa dan Nagine tahu bahwa itu tidak tulus. “Bilangnya aja mau move on. Giliran ketemu masih bisa meleyot.”
“Ay, ini bestie lagi bahagia ketemu ayangnya kok malah masih ketus, sih. Gue tau lo udah nggak nge—”
“Dia ayang, tapi lo-nya bukan.” Nagine seketika membelalakkan mata begitu ucapan Aya yang menyela ucapannya begitu menusuk. Bukan, dia tidak sakit hati. Hanya sedikit tertampar karena yang Aya katakan itu fakta.
Nagine tidak menyerah. Ia masih setia memamerkan senyumnya. “Asal lo tau, gue yakin kalo Arthar jawaban dari doa-doa gue.”
“Doanya nggak dimakbul. Kalian beda Tuhan.”
•••••
To be continued.
Gulir ke bawah sebentar karena ada informasi penting yang harus kalian baca.
All rights reserved. Tag my wattpad account if you want to share anything about this stories.
Indonesia, 7 Juli 2022 | Jangan lupa prioritaskan Al-Qur’an.

KAMU SEDANG MEMBACA
Only 9 Years | lo.gi.na [END]
Teen Fiction[Teenfiction Islami 14+] "Na, lo sama dia itu beda Tuhan. Terus mempertahankan dia selama 9 tahun ini buat apa?" Gadis itu menatap lekat sahabatnya sambil tersenyum dan hampir melepas gelagak tawa yang ditahan. "Besok gue sekeluarga masuk Islam, cu...