Epilogue

475 18 1
                                    

Ini ... salah Ibu.
Ibu isn’t my first love.
———————

Lima tahun yang lalu.

What do you think about first love?

Arthar berpikir bahwa cinta pertama adalah sebuah perasaan yang menjadi fitrahnya manusia dengan kesan dan kenangan sendiri. Sebuah hal berbeda dibanding love relationship selanjutnya, dan ... cinta pertama itu sulit dilupakan.

Memberikan sebuah hati untuk seseorang pertama kalinya adalah pengalaman yang bisa mengubah hidup seseorang. Begitu kata Holly Schiff seorang psikologi klinis. Perjalanannya singkat atau lambat sama sekali tidak berpengaruh untuk soal ‘melupakan’.

Hormon oksitosinnya mulai bekerja dan meningkat semakin banyak saat melihat perempuan dengan hairstyle macam-macam setiap harinya. Tidak hanya itu, senyumannya yang hanya bisa ia lihat seminggu sekali itu mempunyai efek tujuh hari sulit tidur. Melihat semua yang gadis itu lakukan membuat euforia dan sangat amat ingin jika momen itu terulang kembali. Segila itu ia dibuat jatuh cinta pada perempuan yang jelas-jelas tidak ‘sama’.

She is G. Nagine Zabrine; seorang kristiani, suka memakai dress tertutup yang menandakan bahwa gadis itu sangat sopan, cerdas, religius meski keyakinannya berbeda, rambutnya hitam kecoklatan biasa tergerai dengan hairstyle lucu-lucu, apalagi matanya bewarna coklat yang jika terkena sinar matahari terlihat begitu bersinar. Nagine adalah ukuran perfectnya.

Diam-diam laki-laki itu mengagumi. Saat berpapasan di jalan, rasanya ingin tersenyum, rasanya ingin salah tingkah, tapi percayalah dia sangat gengsi untuk mengakui itu. Sampai tiba dia harus mati-matian menahan malu mengirimi Nagine pesan dan mengajaknya jalan-jalan padahal saat itu dia sedang kalah dalam permainan truth or dare. Ia memilih dare berniat untuk tidak membocorkan apa pun soal perasaannya, tapi ia justru terjebak. Namun, jika bukan karena kejadian tersebut mereka tidak mungkin menyeriusi itu dan benar-benar jalan. Dating in private, tapi bukan pacaran. Apa istilahnya? HTS, ah bukan juga.

Hem, apa pun itu tidak peduli. Semua malah semakin membuatnya tidak bisa bertindak apa-apa selain untuk menyeriusi perasaannya begitu tahu saat ulang tahun salah satu alumni dirinya sudah melihat Nagine menggunakan hijab. Ya, she is a Muslim now.

Tidak ada lagi apa pun selain mengajak gadis itu komitmen hingga suatu malam dia terbangun karena ponselnya berdering sangat kencang. Dia baru saja mimpi buruk dan mimpinya itu dipatahkan oleh dering telepon yang sebentar lagi mungkin akan merusak gendang telinganya.

Ibu is calling.

Panel hijau itu langsung digeser ke atas. Jam tiga dini hari, dan ibunya menelepon. Ada apa di kampung?

Adikmu dilecehkan.

Dua kata yang terdengar bergetar di telepon membuat Arthar ikut terdiam. Ia masih menyerap apa yang barusan sang ibu katakan dengan menangis. Tangannya tiba-tiba mengepal. Napasnya mulai memburu. Siapa laki-laki tidak tau diri itu yang merampas adiknya?!

Pulang, Thar. Kami butuh kamu.

Tanpa memutus sambungan telepon itu, Arthar mengambil jaket beserta kunci motornya. Kemudian melenggang meninggalkan Jakarta menuju Sukabumi. Waktu tempuh yang biasanya 3 jam, kini menjadi satu jam setengah. Entah dengan kecepatan apa laki-laki itu berkendara.

Arthar sampai di rumahnya dengan emosi yang mulai mengudara di seluruh tubuhnya. Kesal, marah, kecewa, miris, sedih, bahkan rasa bersalah itu menyatu membentuk sebuah perasaan yang sungguh-sungguh ia tidak bisa menjelaskannya.

Hati laki-laki itu begitu hancur saat melihat sang ibu yang tengah memeluk adiknya erat sambil menangis. Tangisan yang mampu membuat dirinya tidak mampu diandalkan, alias tidak berguna.

Only 9 Years | lo.gi.na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang