Chapter 30

207 17 0
                                    

Not Secret
Tidak akan ada perpisahan selain karena terpaksa.
———————

“Lima bulan lagi genap sembilan tahun perasaan itu ada. Namanya masih sama. Arthar Abyarsa.”

Denyut jantung Arthar berdebar. Ia seakan dibawa melayang tinggi-tinggi tanpa dijatuhkan. Hari ini dia akan merayakan semuanya dengan ketidaksempurnaan yang dia miliki. Sebuah kemajuan yang sangat pesat bisa menanyakan hal yang selama ini ia pendam. Alhamdulillah, thanks To.

Sambil memijit pangkal hidungnya salting sekaligus tak menyangka Arthar terkekeh. Ia berusaha untuk mengelak sebentar. Padahal dalam hati ia yakin sekali bahwa Nagine tidak bercanda sekarang. Dari SMA ia jelas tahu bahwa gadis itu menyukainya, bahkan secara terang-terangan. Seperti di Bandung saat itu.

“Gue boleh nanya sekarang?” Nagine rupanya balik bertanya. Arthar dengan senang hati mengangguki itu.

“Apa ada harapan lagi buat gue untuk masuk ke hati lo setelah pemiliknya sudah tahu segalanya, bahkan secara langsung.”

Pertanyaan yang berat, tapi Arthar yakin ia mampu menjawab. Ayo Arthar, jangan mengecewakan seorang perempuan yang sudah berhasil meruntuhkan kepercayaannya yang dulu. Ayo bersamai ia dengan kenyamanan bersama Allah melalui dirimu.

Of course. Perasaan gue ke lo masih sama.”

Apa yang diucapkan Arthar barusan berhasil membendung semua air mata Nagine. Gadis itu menunduk. Dia senang sekaligus terharu. Ternyata benar, penantian akan terbayar pasti. Lihat, sekarang effort yang ia keluarkan selama ini sudah ada imbalan dari targetnya. Ya Allah, terima kasih. Berkah masuk Islam, kah?

“Ar, lo serius?” tanya Nagine. Arthar mengangguk. Anggukan itu berhasil menghipnotis Nagine untuk tidak sekalipun melewatkan syukur kepada Allah. Dia benar-benar bahagia sekarang. Sangat bahagia.

Air mata yang membendung tadi sudah lolos dengan deras membasahi pipi gadis itu. Tidak, langkah selanjutnya tidak boleh pacaran.

“Na, are you okay?”

Setelah berusaha menghapus air mata itu, Nagine kembali mendongak dengan dua sudut bibir yang ditarik menunjukkan bahwa ia baik-baik saja.

“Apa boleh gue minta satu hal setelah kita sama-sama tahu perasaan itu?” Nagine mengangguk. “Untuk saat ini kita nggak bisa pacaran, kan? Itu dosa di agama kita.” Rasanya ada kebahagiaan yang tidak ada henti-hentinya saat Arthar mengucapkan bahwa keyakinan mereka sama.

“Dan menikah untuk saat ini, gue belum punya bekal apa pun untuk menggeret lo ke pelaminan. Ya, gue emang ada bisnis baju koko, tapi gue yakin itu belum cukup. So, apa lo bersedia menjaga hati lo sampai gue bisa nikahin lo nanti?”

Nagine mengangguk. “Yes, I will.

Dalam hati keduanya sama-sama menyeru hamdalah. Mereka akhirnya kalut dengan semua atmosfer yang bercampur menjadi satu. Haru dan senang yang terjadi sekaligus.

“Kapan akad itu terjadi, Ar?” tanya Nagine.

“Setidaknya ketika kita akan wisuda, atau bahkan setelah wisuda. Lo nggak keberatan, ‘kan?”

Nagine menggeleng. Ia tak sabar menanti hari itu. Dua tahun lagi. I hope we will get married, Ar.

Gadis itu tiba-tiba menggeser dua laptop yang berada di meja, kemudian mengeluarkan ponselnya dan memotret Arthar tanpa meminta izin lebih dulu.

Gadis itu tiba-tiba menggeser dua laptop yang berada di meja, kemudian mengeluarkan ponselnya dan memotret Arthar tanpa meminta izin lebih dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Only 9 Years | lo.gi.na [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang