7

240 17 0
                                    

Tepat tengah malam, suasana di dalam rumah kediaman keluarga Choi cukup tenang, kecuali satu ruangan, yakni kamar mandi pribadi kamar Sowon. Desiran air begitu deras terdengar dari dalam ruangan itu, entah siapa yang menyalakan tapi yang jelas desiran air itu sengaja diperdengarkan untuk menutupi sesuatu yang terjadi di dalamnya.

"Eomma, mianhae. Eom... *blurp blurp*

Ibu kandung Sowon menenggelamkan kepala anaknya sendiri ke dalam bathup yang sudah dipenuhi air. Tidak lama berselang, dia kembali mengangkat kembali kepala Sowon dengan kondisi yang sudah lemas karena kehabisan nafas.

"Sudah eomma katakan berkali-kali kepadamu, jauhi namja itu! Dia membawa pengaruh buruk untukmu Sowon" ujar ibu.

"Bukan Sowon yang mencarinya eomma, dia yang menyergap Sowon. Eomma percayalah!" ujar Sowon.

"Bohong! Kamu pasti yang memanggil pria itu untuk menemuimu" ujar ibu.

"Eomma bisa cek ponselku! Aku sama sekali tidak pernah membalas pesan yang dikirimkan pria itu padaku, aku juga tidak pernah mengangkat telepon darinya" ujar Sowon.

Gadis itu terus membela diri dari amukan sang ibu.
Bukan tanpa alasan ibu kandung Sowon melakukan hal seperti itu, dirinya menemukan Sowon yang teler di kamarnya sesaat dirinya pulang ke rumah. Ibunya merasa kesal dan sangat marah, pasalnya Sowon pernah berjanji kepada ibunya untuk tidak lagi mendekati narkoba berikut dengan kehidupan mafia yang sudah dia jalani sejak usia 12 tahun.

Tapi entah kenapa pria yang dulu menjadi kekasih Sowon kembali, dan dia berniat kembali menjerumuskan Sowon ke dalam kehidupan kelam itu. Hal itulah yang membuat sang ibu berpikir kalau Sowon sebenarnya tidak benar-benar meninggalkan dunia itu, dan hanya berpura-pura meninggalkannya di depan ibu dan keluarga barunya kini.

"Eomma kecewa padamu, Sowon. Kenapa kamu harus mengikuti jejak appa mu? Kamu tau? Appa mu mati karena musuh-musuhnya, dia itu dibunuh dan eomma yakin kecelakaan itu bukanlah kecelakaan biasa, melainkan settingan agar appa mu mati. Kenapa kamu tidak mengerti itu Sowon? Eomma mencoba melindungimu" ujar ibu.

Sang ibu bergerak mundur menjauhi tubuh Sowon yang bersandar lemas pada bathup dengan kondisi basah kuyup. Kaki ibunya sangat lemas untuk sekedar bangun dan meninggalkan Sowon, jadi dia memilih untuk duduk bersandar pada dinding kamar mandi seraya melampiaskan seluruh emosinya.

"Eomma, dengarkan ceritaku dulu! Siang tadi memang aku bertemu dengannya, tapi bukan aku yang memintanya menemuiku. Aku lagi belanja untuk memasak makanan yang Yuju inginkan, aku tidak tau dia akan datang dan menyergapku. Sungguh aku tidak berbohong eomma" ujar Sowon.

"Aku berusaha melarikan diri saat itu, tapi mereka berhasil menangkapku dan eomma pasti tau apa yang terjadi selanjutnya... Mereka... Mereka menyuntikku dengan sesuatu sampai-sampai aku kesulitan untuk menggerakkan tubuhku sendiri." ujar Sowon.

"Seharusnya sejak awal eomma tidak memberitahumu tentang dunia kelam yang appa mu jalani. Seharusnya eomma..."

"Aniyo, eomma. Ini bukan salah eomma. Ini salahku, aku yang sudah terlalu jauh terjerembab dalam dunia itu, sampai mereka tak sudi melepasku begitu saja" ujar Sowon memotong ucapan ibunya.

"Eomma, mianhae." ujar Sowon lagi.

Gadis itu merangkak mendekati ibunya, dia mendekap sang ibu untuk menenangkan hati ibunya yang hancur karena melihat sang anak kembali berurusan dengan dunia gelap. Tangan halus sang ibu membalas dekapan anaknya, menarik perlahan kepala anaknya masuk ke celah dadanya, membiarkan sang anak menangis tersedu-sedu dalam dekapannya.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang