"Apa yang Sowon sembunyikan dariku? Dia terlihat panik saat aku menunggunya di ambang pintu tadi." Yuju membatin.
Gadis itu terus bermain-main dengan monolog di dalam fikrahnya seraya menggonta-ganti saluran televisi di ruang tengah. Gadis itu bosan karena ponselnya masih disita oleh ayahnya, sementara dia tidak bisa keluar kemana-mana sebab tubuhnya masih di penuhi luka memar yang belum menunjukkan tanda-tanda kesembuhan.
"Apa aku tanyakan saja? Tapi kalau dia berbohong... Aku sangat benci jika dia membohongiku lagi seperti kemarin" lagi-lagi Yuju bemain dengan monolog dalam hatinya.
Selagi memainkan saluran televisi, Yuju tak menyadari jika Sowon tengah memperhatikannya dari kejauhan. Raut wajah Sowon terlihat datar tanpa ekspresi, dia sepertinya sedang ketakutan jika Yuju mendengar apa yang dibicarakannya tadi.
"Seharusnya aku tidak mengangkat telepon dari aplikasi itu dirumah, sepertinya Yuju sudah mulai mencurigaiku." batin Sowon.
Perdebatan batin yang hebat kini terjadi diantara keduanya, dan gara-gara hal itu mereka tidak saling bertegur sapa karena sibuk memainkan opini mereka masing-masing tentang apa yang baru saja terjadi.
*30 menit kemudian*
Yuju terlihat sudah malas untuk menonton televisi, rasa bosannya semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Yuju sangat ingin keluar untuk berjalan-jalan sejenak, mengingat dia sudah dua hari ini berada di dalam rumah dan tidak pergi kemanapun karena kondisi tubuhnya. Gadis itu pun melangkahkan kakinya, mencoba menemui Sowon yang tengah menyetrika pakaian di ruangan lain untuk mengajaknya pergi.
"Unnie..." ujar Yuju heboh.
Sowon melirik ke arah Yuju sambil mengecilkan hawa panas yang keluar dari mesin setrikaannya.
"Mwo?" tanya Sowon.
"Aish, kenapa singkat sekali jawabnya?" ujar Yuju.
Sowon menghela nafas lalu memutar bola matanya dengan malas.
"Mwoyya, Yuju-ya?" ujar Sowon.
"Hehe... Temani aku, yuk! Aku bosan" ujar Yuju.
"Kamu tidak melihatnya? Aku sedang sibuk disini" ujar Sowon.
Yuju cemberut mendengar jawaban Sowon, lalu dia pergi meninggalkan Sowon begitu saja tanpa berkata apa-apa lagi. Sedangkan Sowon hanya bisa terdiam mematung melihat tingkah adiknya yang aneh itu.
"Yuju? Anak itu kenapa?" batin Sowon.
Yuju melangkahkan kakinya ke kamar, mengunci pintu kamarnya dan bersumpah tidak akan membukakannya untuk siapapun meski orang itu memohon sekalipun. Dia marah, sangat marah pada Sowon yang enggan menemaninya padahal dia sangat ingin sekali pergi keluar rumah.
"Sowon pabo, kenapa kamu tidak peka kalau aku ini bosan di rumah? Argh!" Yuju berteriak melampiaskan kekesalannya.
Gadis itu terus menghina kakak tirinya itu, menganggap kakaknya itu bodoh dan memang tak pantas dianggap sebagai kakak. Yuju merasa keputusannya untuk memanggil dia unnie itu salah besar, karena Sowon tidak sebaik yang ada dipikirannya.
"Aku membencimu, KIM SOWON?!" Yuju kembali berteriak.
Teriakan Yuju sangat keras sampai Sowon bisa mendengarnya dari luar kamar Yuju. Ya, Sowon menghentikan aktivitasnya karena melihat raut wajah kecewa terpancar dari paras Yuju, membuatnya merasa tidak enak pada adik tirinya itu. Jadi, dia menghampiri Yuju untuk sekedar meminta maaf karena telah menolak permintaannya.
"Yuju..." batin Sowon
Gadis itu terdiam membisu saat mendengar teriakan adik tirinya. Penyesalan kembali datang akibat dirinya yang menolak permintaan adik tirinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSS
Fanfiction"Sudah ku bilang dia bukan kakak ku! Aku tak sudi memiliki kakak sepertinya" - Choi Yuju "Yuju-yya, aku menyayangimu melebihi apapun" - Choi Sowon Terbit setiap Rabu dan Jum'at