24

136 8 0
                                    

"Unnie..." ujar Yuju pelan.

Jari jemarinya mengepal kuat pada ujung kemeja sekolahnya, wajahnya tertunduk lesu dengan mulut yang bergerak tak karuan seolah-olah sedang menyusun kalimat-kalimat tertentu yang akan dia lontarkan kepada Sowon.

"Apa yang ingin kamu bicarakan kepadaku?" tanya Sowon.

"Itu..." ujar Yuju masih belum berani.

"Cepatlah, aku harus segera menghubungi Seungyoun agar kamu diizinkan masuk ke sekolah!" ujar Sowon.

"Unnie, bogoshipeoyo." ujar Yuju singkat.

"Hanya itu?" tanya Sowon.

"A-aku... Apa kita tidak bisa seperti dulu, unnie? Kamu dan aku, kita tinggal satu atap yang sama. Aku merindukanmu, aku... Aku sangat sedih karena dirimu memutuskan untuk pergi di saat aku sedang membutuhkan sandaran setelah mengalami kejadian tak menyenangkan hari itu." ujar Yuju.

"Ini kemauanmu, Yuju. Aku hanya menuruti kemauan hatimu itu. Kamu ingin tinggal bersama eomma mu bukan? Kamu juga ingin melindungiku dari appa tirimu itu kan? Jadi aku membantumu." ujar Sowon.

"Tapi... Tapi bukan berarti aku harus kehilangan dirimu, unnie. Bukan berarti kamu harus menghilang dari hidupku." ujar Yuju.

"Itu yang aku rasakan Yuju-ya. Itu yang aku rasakan saat kamu diam-diam keluar menemui Soobin dan Dino. Hatiku sakit saat kamu melakukan itu, kamu meninggalkanku disaat aku membutuhkan dirimu sebagai sandaran." ujar Sowon.

"Aku tau mereka mengancammu akan membunuhku jika kamu tidak datang menghampiri mereka. Kamu berupaya melindungiku, tapi raut wajahmu menunjukkan hal yang berbeda Yuju-ya. Kamu terlihat lebih bahagia saat bersama mereka, sementara saat kamu bersama denganku? Kamu justru lebih banyak menangis." ujar Sowon lagi.

Yuju terdiam.
Hatinya mulai bergetar merasakan apa yang Sowon rasakan saat itu. Rasa sakit akan kehilangan, itu yang Sowon rasakan ketika tahu Yuju diam-diam pergi meninggalkannya dan sekarang Yuju sedang merasakan itu karena Sowon melakukan hal yang sama sepertinya, yakni diam-diam pergi. Tapi bedanya, Sowon tak pernah menampakkan batang hidungnya sedikitpun selama dua bulan sampai akhirnya mereka kembali di pertemukan oleh Bona yang tak sengaja melihat Yuju terlambat.

Entah kenapa Yuju merasa ini adalah keajaiban dari rasa rindunya yang tertahan di dalam hatinya. Tuhan mengabulkan doa-doa yang selalu dia lontarkan setiap waktu agar dia kembali di pertemukan oleh Sowon, kakak tirinya. Kini tinggal bagaimana cara Yuju membujuk kakak tirinya itu agar kembali ke rumah dan tidak pergi lagi seperti hari-hari kemarin.

"Unnie, aku tau, aku salah karena telah meninggalkanmu saat itu. Tapi ini semua demi kebaikanmu, aku tidak ingin melihatmu mati, unnie." ujar Yuju.

"Dan soal tangisanku saat bersama mu, itu hanya karena aku shock dengan apa yang terjadi pada orang tuaku. Kamu tau rasanya kehilangan orang tua bukan? Itu yang aku rasakan, unnie. Tapi sekarang aku bahagia karena dirimu, aku bahagia karena memiliki unnie yang selalu menjagaku setiap saat, bahkan jika aku disuruh memilih akan hidup dengan siapa, aku ingin hidup bersamamu unnie." Yuju kembali menjelaskan.

"Unnie, aku mohon kembalilah! Kita jalani kehidupan seperti sedia kala. Aku, unnie, appa, dan eomma, kita berkumpul lagi di rumah." ujar Yuju.

Sowon menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa dia menolak keinginan adik tirinya itu.

"Aku tidak bisa, Yuju-ya. Aku tidak bisa melihatmu hidup dalam kekangan saudara-saudara tirimu itu. Biarkan aku hidup sebagaimana seharusnya aku hidup, sebagai pemimpin dari organisasi mafia yang selalu berlindung dalam kerasnya dunia." ujar Sowon.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang