39

85 7 0
                                    

"Eumh , dimana aku?" gumam Sowon.

Gadis itu akhirnya terbangun setelah beberapa jam terbenam di alam mimpinya. Sowon terbangun di sebuah kamar yang cukup rapih dan bersih dengan kondisi kaki terbelenggu sebuah rantai yang mengikat salah satu kakinya.

Gadis itu bisa bergerak leluasa di dalam kamar tersebut, tapi dia tidak bisa pergi jauh karena panjang rantainya hanya cukup membuatnya pergi ke kamar mandi, sedangkan pintu keluar dari kamar itu terletak lebih jauh dari kamar mandinya. Sungguh, Sowon benar-benar terjebak di dalam permainan Jeonghan yang menginginkan dirinya sebagai alat peraih cuan.

Sowon perlahan bergerak menyandarkan tubuhnya pada kepala ranjang. Bola matanya memutar kompak memperhatikan seluruh sisi serta sudut dari kamar tersebut. Dia menemukan dua buah CCTV yang terletak di sudut ruangan tersebut dan langsung mengarah kepadanya, selain itu dia juga menemukan kalau ruangan itu dilapisi oleh lapisan kedap suara dan pada bagian jendelanya juga dilapisi dua kaca anti peluru.

Ruangan itu benar-benar di desain seperti penjara oleh Jeonghan dan anak buahnya, sehingga memperkecil kemungkinan Sowon bisa melarikan diri.

"Inilah akhir hidupku. Menjadi tawanan dari pria yang sangat terobsesi padaku. Yuju-ya, aku harap dirimu bisa hidup lebih bahagia setelah ini." guman Sowon.

Hati Sowon yang hangat dan tulus kembali melayangkan doa untuk Yuju, mendoakan adik tirinya itu agar dia bisa hidup dengan damai setelah kepergiannya.

*cekrek*

Kepala Sowon menoleh dengan cepat ketika mendengar suara pintu kamarnya di buka. Tampak seorang pria muda yang sangat dia kenali datang membawa nampan berisikan makanan dan juga minuman untuk dihidangkan kepada Sowon.

"Jung Yu-no" panggil Sowon dengan nada ketus.

"Seperti biasa, kamu selalu memanggilku dengan nama asliku, Sowon-ssi." ujar Jaehyun.

"Apa kamu tak suka? Geuraeyo, aku tidak akan memanggilmu seperti itu lagi." ujar Sowon.

Jaehyun hanya menampilkan senyuman tipis di hadapan Sowon, kemudian dia memberikan senampan makanan dan minuman di hadapan Sowon.

"Aku diminta untuk membawakan ini kepadamu, makanlah!" ujar Jaehyun.

"Ka-kamu yakin akan memberiku makan?" tanya Sowon.

"Ne, Jeonghan-ssi yang memintaku secara langsung. Dia bilang kamu harus makan agar tidak sakit." ujar Jaehyun.

"Hah, si brengsek yang sangat gila. Dia bilang aku harus makan agar tidak sakit tapi dia memberikanku banyak sekali penderitaan." batin Sowon.

"Apa ini aman? Aku tidak mau lagi kembali dalam mimpi buruk itu" ujar Sowon.

"Aman, aku bisa pastikan makanan dan minuman ini aman karena Umji yang memasaknya untukmu" ujar Jaehyun.

Sowon sedikit terdiam mendengar nama Umji di sebut oleh Jaehyun yang membuat hatihya terbesit rasa tak percaya karena gadis itu sudah menjebaknya yang membuat dirinya terpenjara di kamar tersebut.

"Kamu baik-baik saja?" tanya Jaehyun.

"Gwenchana, Jaehyun." ujar Sowon.

"Kalau begitu, makanlah!" ujar Jaehyun.

Piltrum bibir Sowon bergerak sesaat ketika Jaehyun memintanya untuk segera makan, tapi entah kenapa manik matanya berhasil menangkap sebuah pesan rahasia dari kedipan mata Jaehyun yang terlihat aneh.

Sebuah kode morse yang hanya di pahami oleh para anggota Venom Bullets, Jaehyun menampilkan kode morse itu melalui kedipan matanya yang terbaca,

'Yuju sudah aman dan kamu akan selamat'

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang