15

179 17 0
                                    

Di sekolah, Yuju terlihat tidak konsentrasi dalam belajar. Fikrahnya berkelana memikirkan keberadaan Sowon yang tiba-tiba menghilang setelah dirinya di rumah dini hari tadi. Awalnya Yuju berpikir kalau Sowon sengaja menghindar karena suatu hal, tapi pagi ini keberadaannya tak terlihat sama sekali, apalagi dia juga di datangi oleh Bona yang menanyakan alasan mengapa Sowon meneleponnya beberapa kali sebelum akhirnya dinyatakan menghilang tanpa jejak. Yuju tak pernah berpikir kalau dirinya akan kehilangan Sowon secepat ini.

"Kenapa aku tidak semangat begini? Aku membencinya tapi... otak ku tak bisa berhenti memikirkannya" gumam Yuju.

Yuju meletakkan kepalanya di atas meja, pandangannya diarahkan lurus ke sebelah kanan, memandangi gelang daisy yang melingkar di tangan kanannya.

Untuk mengusir rasa malas dan tak bersemangatnya, Yuju memilih untuk menggambar-gambar di buku tulisnya. Dia mengambar apapun yang terlintas dalam pikirannya, dan entah kenapa dia justru membuat sebuah tipografi bertuliskan 'unnie, kamu dimana? Aku merindukanmu'

*di kantin*

Saat jam istirahat, Yuju terlihat lebih banyak termenung memandangi makanan yang sudah dia ambil dari ibu-ibu kantin yang bertugas hari ini. Dia tidak berselera makan karena pikirannya terus memikirkan Sowon. Keanehan itu disadari oleh Eunha, Saerom, dan Mina yang tengah makan bersama dengan gadis bermarga Choi itu. Mereka menjadi khawatir dengan kondisi Yuju yang tiba-tiba saja berubah drastis hari ini padahal baru kemarin mereka bercengkrama sambil tertawa bersama dengan sangat lepas seakan tak ada masalah yang mengikat mereka.

Kondisi Yuju benar-benar membuat orang-orang yang mengenalnya khawatir.

***

"Host... Host... Host... Di-dimana aku?"

Sowon akhirnya terbangun dengan nafas yang tersengal-sengal setelah tubuhnya baru saja merespon kondisi terbaru yang gadis itu rasakan setelah sebelumnya dia di cekik hingga kehabisan nafas oleh seseorang.

"Sial, aku tidak bisa menggerakkan tubuhku" batin Sowon.

Sowon mencoba menggerakkan tubuhnya dengan leluasa, tapi dia justru menemukan tangannya terikat tepat di belakang tubuhnya dan sekarang sedang tertindih badannya sendiri. Kedua kakinya juga diikat menyatu mulai dari pergelangan kaki hingga bagian dengkulnya, membuatnya kesulitan bergerak karena anggota gerak tubuhnya terikat sempurna.

"Aku harus bisa lolos dari sini, harus!!!" batin Sowon.

Gadis itu mencoba membangunkan tubuhnya agar tangannya tak lagi tertindih badannya sendiri, sehingga dia bisa melepaskan ikatan yang membelenggu kedua tangannya.

Akan tetapi...
Baru juga dia menegakkan tubuhnya, seseorang sudah kembali mendorong badannya dengan cukup kuat sehingga dia kembali dalam posisi setengah tertidur pada sebuah sofa yang empuk. Bukan hanya itu saja, Sowon merasakan seseorang menindihnya sesaat setelah dia kembali bersandar pada sofa.

"Kamu sudah bangun chagiya"

Suara gadis misterius yang melipir ke dalam telinga Sowon, membuat gadis itu menghentikan aktivitasnya. Jantungnya mendadak berdetak dengan sangat cepat sebagai bentuk respon rasa takut yang mulai menguasai tubuhnya. Ya, Sowon tengah merasakan ketakutan sekarang karena akhirnya dia dipertemukan dengan seseorang yang lebih gila daripada seorang pembunuh, yakni orang-orang dengan orientasi seksual menyimpang.

Menurut Sowon, orang-orang seperti itu jauh lebih mengerikan daripada orang yang suka memenggal kepala orang karena orang-orang seperti itu tak akan pernah melepaskan target mereka sama sekali, dan mereka akan terus memaksa orang yang mereka jadikan target untuk menerima perlakuan seks dari mereka.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang