34

73 10 0
                                    

Yuju melangkahkan kaki menelusuri lorong menuju gedung kelasnya. Berjalan perlahan sambil melihat banyak sekali siswa-siswi yang berlalu lalang untuk segera sampai ke ruang kelas mereka.

"Yuju-ya"

Yuju menoleh ketika namanya di panggil seseorang dari belakang. Ternyata Mina, Saerom, dan tentunya Eunha memanggil dirinya secara bersamaan. Mereka bertiga mendekati Yuju, mengajaknya berjalan bareng menuju ruang kelas masing-masing.

Tanpa disadari, ada sepasang bola mata mengawasi mereka semua. Orang itu menatap tajam ke arah kaki Yuju yang sedang terluka, setelah itu menunjukkan senyum jahatnya seolah-olah dirinya sedang merenakan sesuatu.

Tidak lama berselang, Yuju tiba di ruang kelasnya. Mereka mengobrol sebentar terlebih dahulu di depan ruang kelas Yuju sebelum akhirnya meninggalkan Yuju yang mulai melangkahkan kaki ke dalam ruang kelasnya.

"Yuju-yya, ada apa dengan kakimu?" tanya Rose ramah.

"Oh, kemarin aku terjatuh dari sepeda karena menabrak pagar bambu di taman dekat rumahku. Jadinya, pahaku sedikit tertusuk bambu yang patah itu deh." ujar Yuju berbohong.

"Wah, mengerikan sekali. Apa itu sangat sakit?" tanya Rose.

"Lumayan, tapi aku baik-baik saja. Gomawo sudah mengkhawatirkanku." ujar Yuju.

"Gwenchana, Yuju-ya. Aku harap dirimu segera sembuh." ujar Rose.

"Eung..." jawab Yuju singkat.

Yuju melanjutkan perjalanan menuju mejanya, kemudian dia duduk di sana tuk melepas lelah sekaligus bersiap memulai pelajaran pertama.

***

"Ayo, Yuju. Beranilah!" batin Yuju.

Di jam istirahat ini Yuju berniat memberikan kotak makan Sowon yang tertinggal di mansion. Dia ingin memberikannya kepada kakak tirinya itu secara langsung, sekalian ingin mencari waktu untuk berbicara empat mata dengan Sowon.

Yuju sudah tiba di lorong perbatasan antara gedung B dan gedung D dimana Sowon pasti akan melewatinya untuk pergi ke kantin atau daerah lainnya di sekolah.

Tidak lama berselang, manik matanya berhasil menangkap Sowon bersama kedua temannya, siapa lagi kalau bukan Bona dan Kei yang setia menemani gadis itu kapanpun dan dimanapun. Kakinya mulai melangkah mendekati Sowon, dan tanpa sengaja dia malah menghalangi langkah kaki Sowon sampai membuatnya berhenti.

"Mau apa kamu menemuiku? Aku tidak ingin bertemu denganmu sama sekali." ketus Sowon.

"Astaga, galak sekali." gumam Yuju.

"Sowon-ssi, pelankan suaramu dan tahan emosimu! Kita ada di sekolah sekarang." pinta Kei mengingatkan.

"G-gwenchana, Kei sunbaenim. Aku pantas mendapatkannya." ujar Yuju dengan kepala tertunduk.

"Unnie, aku hanya ingin mengantar kotak makan siang mu. Eomma menyuruhku untuk mengantarnya kepadamu, ini." ujar Yuju.

Sowon hanya menghela nafas berat seraya melihat Yuju yang enggan menatap wajahnya sama sekali.

"Aku tidak mau" ujar Sowon.

"Mwo? Waeyo, unnie?" tanya Yuju.

"Aku tidak percaya kalau itu eomma yang memberikannya. Bisa saja pengkhianat sepertimu berbohong kan? Kamu menaruh racun di dalam sana agar aku mati setelah memakan makanan itu." ketus Sowon.

"Unnie, sebegitu marahnya kah kamu kepadaku? Aku hanya ingin melindungimu, tapi ini yang aku dapatkan darimu?" ujar Yuju.

"Aku tidak pernah memintamu melindungiku. Aku hanya memintamu untuk menjadi dongsaeng yang baik. Berhentilah mencari tau tentang kehidupan mafiaku!" balas Sowon.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang