"Eum... Dimana aku?" tanya Sowon perlahan.
Akhirnya Sowon terbangun juga dari pingsannya setelah tiga jam tak sadarkan diri. Disana dia melihat Yuju sedang tertidur sambil memeluk tangan kanannya yang sudah terpasang selang infus, sementara di tangan kirinya, dia melihat selang yang mengalirkan cairan berwarna merah kental ke dalam tubuhnya. Oh, Sowon sedang menerima pasokan darah tambahan setelah dirinya pingsan karena kehabisan darah.
Sowon menghela nafas sejenak, kemudian mencoba menggerakkan tangan kirinya karena dia ingin mengelus puncak kepala Yuju yang tengah tertidur.
"Kenapa kamu manis sekali Yuju-ya? Kamu bilang padaku bahwa kamu membenciku, tapi... Apa ini yang dinamakan membenci? Kamu menemaniku di rumah sakit sampai kelelahan seperti ini" gumam Sowon.
Tangan kiri Sowon terus saja bergerak mengelus puncak kepala Yuju sambil tersenyum memandangi paras cantik adik tirinya yang tengah tertidur pulas sambil terus menggenggam tangan kanannya. Yuju terlihat sangat manis saat tertidur, garis mata hingga piltrum bibirnya yang tipis dan terlihat sedikit terbuka menyempurnakan kecantikan Yuju saat gadis itu tengah tertidur pulas.
Sowon hanya bisa berharap kalau dirinya bisa menemani Yuju, mengingat dirinya adalah seorang pemimpin kelompok mafia yang mungkin menjadi incaran musuh-musuhnya untuk di bunuh, karena biasanya harga kepala seorang pemimpin mafia di pasar gelap bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta won. Itulah mengapa banyak sekali kelompok yang bersaing untuk saling membunuh demi mendapatkan kepala dari pemimpin mafia yang menjadi musuh mereka.
Peperangan itu akan terus berlanjut sampai kapanpun karena hanya dengan cara itulah para kelompok mafia bisa mendapatkan banyak uang untuk membesarkan organisasi mereka sekaligus mendapatkan pandangan sebagai kelompok hebat yang mampu menumbangkan setiap lawannya. Dan Sowon sendiri... Dia pernah memenggal beberapa kepala para pemimpin mafia yang menjadi musuh dari kelompoknya sampai membuatnya menjadi pemimpin mafia dengan harga tubuh paling mahal diantara pemimpin mafia lainnya.
Iyalah, bagaimana tidak? Sebelumnya sempat ada sayembara yang di adakan seseorang di blackmarket. Dalam sayembara itu dia sesumbar bahwasannya, barang siapa yang bisa menangkap Sowon dalam keadaan hidup atau mati, mereka akan di beri hadiah uang tunai sebesar 10 miliar won. Namun, dalam sayembara itu justru Sowon lah yang berhasil memenggal si pembuat sayembara sehari setelah sayembara itu di adakan.
Dia bahkan mengupload foto dan video pemenggalan itu di situs darkweb dengan caption yang membagongkan. Ya, dia hanya menuliskan...
'Pintu mansion ku akan terus terbuka bagi para tamu yang ingin berkunjung, tapi aku tidak jamin pintu itu bisa dilewati para tamu untuk yang kedua kalinya'
Itulah sedikit kepribadian Sowon yang dia tutupi dari Yuju. Dia tak ingin Yuju tau kalau kakaknya adalah seorang yang bengis, kejam, dan tak memiliki hati nurani. Dia hanya ingin Yuju mengetahui dirinya yang baik hati, peduli, dan penyayang terhadap Yuju, sehingga di harapkan Yuju tidak akan menjadi incaran musuh-musuh Sowon untuk dihasut demi menjalankan misi mereka membunuh Sowon dan mendapatkan keuntungan besar dari penjualan organ tubuh gadis itu.
Kembali ke Sowon yang tidak sengaja membangunkan Yuju karena tangannya terus bergerak mengelus puncak kepala adiknya itu. Dia hanya tersenyum saat melihat Yuju membuka matanya lalu mengucek matanya untuk memperjelas penglihatannya.
"Sowon-ssi, kamu sudah bangun?" tanya Yuju dengan setengah nyawanya.
"Ne, aku sudah bangun sejak tiga puluh menit yang lalu." ujar Sowon.
"Jam berapa sekarang Sowon-ssi? Aku tidak bisa melihat jam di atas sana" ujar Yuju sambil menunjuk benda yang dia yakini adalah sebuah jam dinding yang menggantung pada dinding kamar perawatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSS
Fanfiction"Sudah ku bilang dia bukan kakak ku! Aku tak sudi memiliki kakak sepertinya" - Choi Yuju "Yuju-yya, aku menyayangimu melebihi apapun" - Choi Sowon Terbit setiap Rabu dan Jum'at