26

118 10 0
                                    

"Unnie, chankamman! Sowon unnie?!" seru Yuju.

Yuju berlari mengejar Sowon yang telah memasuki halaman sekolah lebih dulu setelah mereka melakukan perjalanan ke sekolah tanpa pembicaraan sama sekali. Kaki Yuju terus melangkah dengan cepat hingga berlari sampai akhirnya dia berhasil menghalangi jalan Sowon.

"Unnie, kenapa kamu tidak menungguku?" tanya Yuju.

Diam...
Sowon diam seribu bahasa. Tatapan matanya dia tundukan bersama dengan kepalanya yang tertunduk selaras dengan posisi kakinya. Sowon tak ingin menatap Yuju sama sekali, tak ingin berbicara dengannya, dan hanya menganggap Yuju sebagai angin lalu yang kini tak lagi berarti di dalam hidup Sowon setelah malam tadi Yuju lebih memilih meninggalkannya dengan dalih ingin melindunginya dari ayah tirinya itu.

"Unnie, kenapa dirimu diam saja?" ujar Yuju.

Sowon masih terdiam dan enggan menjawab pertanyaan Yuju. Hatinya sudah terlalu hancur karena ucapan Yuju semalam, padahal harapannya kembali ke rumah agar bisa bertemu dengan Yuju dan berbahagia dengannya, tapi ternyata dia salah. Yuju justru memilih untuk meninggalkannya yang itu berarti dia akan sering tidak ada di rumah karena menginap di rumah kediaman keluarga ibu kandungnya.

"Ge-geuraeyo, unnie. Ka-kamu sudah memilih untuk mendiamkan aku seperti saat itu. Aku ikhlas, aku... Aku tidak akan mengganggumu dan membiarkan dirimu menjadi lebih tenang dulu baru kita bicara" ujar Yuju.

Akhirnya sang adik pun menyerah.
Dia tak lagi menghalangi perjalanan Sowon menuju ke kelasnya yang mana ternyata gadis itu sudah di tunggu oleh Bona dan Kei tepat di pertigaan lorong yang akan mengarahkan mereka ke gedung kelas masing-masing.

Dengan tatapan yang sangat sendu dan menyakitkan, Yuju menatap punggung Sowon yang semakin lama semakin tak terlihat. Hatinya sedih karena dia tak bisa menghibur Sowon, padahal gadis itu sudah rela pulang ke rumah hanya untuk memberikan kenyamanan pada Yuju agar dia kembali ke rumah pertamanya, yakni rumah kediaman keluarga Choi.

"Unnie, ini terlalu menyakitkan untukku. Melihatmu hanya diam dan tak lagi menganggapku ada, aku tidak ingin menjalani hubungan kakak adik seperti ini. Aku bersumpah aku tidak akan kembali ke kediaman Lee appa, aku akan bersamamu apapun yang terjadi!" batin Yuju.

Setelah menghilangnya Sowon dari pandangannya, barulah Yuju beranjak ke kelasnya dengan segera karena bel masuk sudah mulai berbunyi.

***

Jam istirahat pun tiba ketika bel berbunyi sebanyak tiga kali. Punggung Yuju terlihat menapak lelah pada sandaran kursi yang sedang dia duduki, tatapannya terlihat kosong bersamaan dengan fikrahnya yang berkelana kemana-mana memikirkan Sowon. Yap, lagi-lagi hanya Sowon yang ada di pikiran Yuju, membuatnya selalu termenung sendirian dalam kondisi-kondisi yang terkadang tidak tepat, seperti sedang dalam kegiatan belajar-mengajar.

"Yuju-ya?!"

Bola mata Yuju bergerak sejenak, memandang seorang gadis yang datang menghampirinya dengan penuh senyuman kedamaian. Siapa lagi kalau bukan Eunha? Sahabat kecilnya yang setia dan selalu ada di setiap dirinya membutuhkan gadis itu. Terkadang, hati Yuju merasa sangat iri pada Eunha karena gadis itu selalu terlihat riang seperti tak pernah memiliki masalah sama sekali. Meskipun begitu, fikrah Yuju selalu berhasil meyakinkan dirinya sendiri kalau sebenarnya Eunha juga memiliki masalah, hanya saja kemampuan problem solving nya jauh lebih baik daripada dirinya.

Tidak lama berselang, Eunha sudah terlihat menarik kursi tepat di sebelah tempat duduk Yuju. Dia dengan nikmat menapakkan bokongnya pada kursi tersebut kemudian mengalihkan pandangannya pada Yuju yang terlihat payah dan lesu.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang