31

99 9 0
                                    

Malam hari nya, Sowon sudah tiba di tempat pertemuan dengan Yuta setelah sebelumya mereka janjian bertemu di suatu tempat di kota Seoul. Dalam pertemuan ini, Yuta meminta Sowon hanya di temani dua orang tangan kanannya karena dia tidak ingin terjadi pertempuran dan ya biar lebih intens saja pertemuan dengan gadis yang sangat ingin dia bunuh itu.

Sowon dan Yuta berada di satu ruangan yang sama, tanpa pengawal yang menemani karena pengawal mereka berdua kompak berada di luar ruangan saling menjaga tuan mereka.

Kedua pemimpin mafia itu telihat bicara serius sambil menenggak Soju dengan sangat nikmat.

"Aku tidak menyangka seorang Kim Sowon akan mendatangiku seperti ini." ujar Yuta dengan menyondongkan tubuhnya sedikit ke depan, ke arah Sowon.

"Cih, aku sangat tidak ingin bertemu denganmu sebenarnya, tapi... Aku harus melakukan ini demi seseorang yang aku sayangi." ujar Sowon.

"Apa ini soal Yuju? Aku dengar dia sakit dan sedang membutuhkan alat milikku, benar begitu?" ujar Yuta.

"Huft, aku malas mengakuinya tapi ya, dia sakit. Aku datang menemuimu karena ingin meminjam alat mu itu untuk menyembuhkannya." ujar Sowon.

"Kamu berpikir untuk meminjam sebuah alat kepada pemimpin mafia yang sangat ingin membunuhmu, kamu tidak sedang sakit kan?" tanya Yuta dengan nada meledek.

Sowon menghela nafas beratnya, dia sudah mengira hal ini tidak akan mudah.

"Aku tidak sedang sakit, Yuta-ssi. Aku benar-benar membutuhkannya sekarang dan... Aku berpikir untuk berhenti setelah berhasil menyembuhkan Yuju." ujar Sowon.

"Kamu akan berhenti? Meninggalkan dunia mafia? Sepertinya otakmu bermasalah Sowon-ssi. Kamu tau kan jika tidak ada yang pernah sukses keluar dari dunia mafia dalam keadaan hidup" ujar Yuta.

"Aku tau, tapi... Aku sudah lelah dengan semua perlombaan rahasia yang terus direncanakan para mafia. Mereka menjadikan rencana pembunuhan terhadapku sebagai visi dalam kelompok mereka. Aku lelah dengan semua itu" ujar Sowon.

"Kamu menceritakan semuanya kepadaku, apa tidak terlalu aneh, Sowon-ssi?" tanya Yuta.

"Aniyo, entah kenapa aku lebih percaya padamu daripada Lee sialan itu. Dia..." Sowon tak bisa melanjutkan ucapannya karena dia sudah terlihat cukup mabuk.

"Dia cantik juga ketika mabuk" batin Yuta.

Pria Jepang itu mendekati Sowon, mengikis jarak di antara keduanya.

"Kalau aku membantumu untuk menyembuhkan Yuju, apa yang akan kamu berikan kepadaku?" tanya Yuta.

"Aku... Tidak tau, pikiranku kalut sekarang karena terus mengkhawatirkan Yuju." ujar Sowon.

"Bagaimana kalau..."

Yuta merangkul pinggang Sowon dengan tangannya, semakin menipiskan jarak diantara keduanya hingga Sowon bisa merasakan tubuh kekar Yuta sampai hembusan angin dingin yang keluar dari saluran pernafasannya bersamaan dengan bau alkohol yang berasal dari soju yang dia tenggak.

"Jadilah kekasihku, Sowon-ssi! Aku akan memberikan semuanya kepadamu termasuk kesembuhan bagi dongsaeng kesayangan mu itu." ujar Yuta.

Kepala Sowon mendadak tertunduk lemas dan jatuh tepat pada dada bidang Yuta. Tangannya mendorong pelan tubuh pria Jepang itu, tapi Yuta justru menggenggam tangannya, membuat Sowon kembali mendongakkan kepalanya menatap wajah Yuta.

"Aishiteru, Sowon-ah" ujar Yuta.

Tangan kanan Yuta bergerak mengelus lembut tepi wajah Sowon kemudian menahan dagu indah gadis itu.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang