27

122 8 0
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat, tanpa disadari ternyata bulan sudah berganti. Hubungan adik kakak antara Yuju dan Sowon juga sudah terjalin dengan sangat erat tanpa masalah. Hmm, sebenarnya bukan benar-benar tanpa masalah, tapi mereka berdua mampu bekerja sama dengan kompak untuk menyelesaikan masalah itu bersama-sama.

Hari ini, Yuju sedang mengunjungi sebuah swalayan untuk membeli makanan ringan dan tentunya di temani oleh Sowon. Namun, kakaknya itu lebih memilih menunggu di luar karena merasa malas untuk ikut masuk ke dalam karena dia yakin Yuju akan lebih banyak mengoceh daripada memilih makanan yang berujung pada pengurungan niatnya untuk membeli makanan.

"Sudah lama sekali aku tidak nongkrong bersama unnie. Aku harap ini akan jadi hari baik untuk kita" batin Yuju.

Yuju bergegas membayar makanan-makanan ringan yang telah dia pilih di kasir, membawa makanan itu keluar dari swalayan, dan...

*Kresek*

Gadis itu tak sengaja menjatuhkan semua makanan yang telah dia beli dan terkumpul dalam sebuah kantong plastik besar, tatkala dirinya melihat pemandangan cukup mengerikan di luar sana.

Kelopak matanya terbuka sangat lebar disertai kedua bibirnya yang terlihat menampakkan jurang pemisah cukup lebar diantara keduanya. Tubuhnya gemetar hebat saat melihat Sowon sudah babak belur dan kini tengah bersimpuh di hadapan seseorang yang menempelkan sebuah pistol tepat di kulit keningnya.

"Unnie, Tuhan aku mohon selamatkan Sowon unnie" Yuju membatin.

Sementara Sowon sendiri terus menatap pria yang menodongkan pistol kepadanya dengan sangat tajam. Nafasnya terdengar buncah bersamaan dengan rasa sakit yang di deritanya setelah di pukuli oleh pria tersebut bersama beberapa orang lainnya.

"Hari ini adalah hari terakhirmu hidup, Kim Sowon. Apa ada kata-kata terakhir sebelum dirimu meninggalkan dunia ini?" ujar pria yang menodongkan pistol tepat di kepala Sowon.

"Apa kamu yakin jika ini adalah hari terakhirku? Aku sendiri saja belum dapat pesan dari malaikat maut kalau aku akan mati hari ini" ujar Sowon dengan santai.

"Cih, di posisimu yang terpojok saat ini, kamu masih bisa meledekku? Ku akui keberanianmu sungguh luar biasa. Aku jadi tak sabar ingin dianggap sebagai orang hebat karena telah berhasil membunuh manusia langka sepertimu" ujar pria itu lagi.

"Aku... Langka? Apa kamu pikir aku adalah dinosaurus?" tanya Sowon dengan pertanyaan yang sangat menggelitik.

Pria tadi pun tertawa mendengar pertanyaan konyol yang di lontarkan oleh Sowon, begitu juga dengan kedua anak buahnya yang berada di belakang Sowon dan siap membelenggu Sowon jika dia berani bertindak macam-macam.

"Gomawo, kamu sudah menghiburku di waktu kematianmu. Sekarang saatnya aku membunuhmu" ujar pria itu.

Jari telunjuk pria tersebut mulai bergerak perlahan dan hendak menekan pelatuk pistol yang tetap konsisten menempel pada kening Sowon itu.

*Dezzing!*
*Jleb!*

Yuju langsung menutup matanya sambil menutup telinganya, menjatuhkan diri ke tanah setelah mendengar suara senapan. Hatinya terluka karena dia berpikir Sowon berhasil di bunuh dengan keji oleh pria-pria tadi yang entah datang dari mana dan dari kelompok mana mereka berasal. Fikrahnya kalut tak karuan karena akhirnya dia kehilangan Sowon.

"Unnie, kenapa secepat ini kamu meninggalkanku?" ujar Yuju dengan nada lirihnya.

"Siapa yang meninggalkanmu?"

Terbelalak, mata Yuju langsung terbelalak ketika di mendengar suara Sowon yang ternyata sudah ada di hadapannya ketika dia memutuskan untuk membuka kembali matanya. Dengan cepat, Yuju langsung memeluk Sowon dengan sangat erat dan menangis sejadi-jadinya karena apa yang dia lihat ternyata salah.

MY STEPSISTER IS THE MAFIA BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang