Readers yang tercinta, mohon maaf kalau cerita ini kacau balau dan tidak sesuai ekspektasi kalian. Saya masih belajar menulis dan mencoba berani mempublikasikan tulisan saya, meskipun jadwal update tidak menentu karena kegiatan di kehidupan nyata yang menyita waktu. Terima kasih sudah berkenan membaca cerita receh saya
♤♤♤
"Wa, gue titip Kinara. Lo magang di LQ juga kan?" Amanda berbisik pada Dewa.
"Dia sudah gede. Kenapa mesti dititip ke gue?"
Saat ini Kinara sedang asyik menonton balap becak mini di seputaran alun-alun itu. Amanda dan Dewa berdiri agak jauh darinya.
"Gue nggak tahu lo sudah dengar berita miring apa aja soal Kinara. Tapi ada yang nggak bisa gue ceritain ke lo. Yang jelas, gue pastiin ke lo, berita Kinara jadi sugar baby itu hoax. Nggak bener."
"Kenapa gue harus percaya ke lo?" Dewa memandang jauh ke depan. Dilihatnya seorang pria berusia 40-an mendekati Kinara. Gadis itu menyambutnya dengan senyum manis. Pria itu mengelus kepalanya penuh kasih sayang.
"Itu! Apa gue mesti nggak percaya sama mata gue sendiri?"
"Kadang apa yang dilihat mata butuh penjelasan untuk mendapat kebenaran Wa. Bukan berarti yang lo lihat salah. Tapi sering kali kesimpulan yang lo ambil salah."
Dewa diam, sambil terus memandang sejoli beda usia agak jauh di depannya.
"Lo bisa percaya gue," bisik Amanda lagi. "Kinara masih sama kaya yang kita kenal selama ini. Nggak sepenuhnya sama sih, karena ada tragedi dalam hidup dia. Tapi sebagai pribadi dia tetap sama."
"Tragedi?" Dewa menatap Amanda menuntut penjelasan.
Amanda yang merasa keceplosan terdiam. "Mungkin suatu saat Kinara sendiri yang bakal cerita sama lo. Bukan kapasitas gue buat cerita."
Keduanya menatap ke depan. Tampak Kinara tertawa senang menyaksikan balap becak mini, sementara Gatra mandangnya dengan tatapan teduh.
"Ayo kita pulang Sayang, ini sudah siang," ujar Gatra setelah melirik arlojinya.
"Aku pamit Amanda sama Dewa dulu ya Om," sahut Kinara. Gatra mengangguk.
Kinara menghampiri kedua temannya. "Man, gue disuruh pulang sama Om Gatra. Biar kita antar lo dulu."
"Gue bisa pulang sama Dewa," sahut Amanda.
"Beneran?"
Amanda mengangguk.
"Ya sudah. Titip Amanda ya Wa. Sampai ketemu Senin depan!"
◇◇◇
Sudah sebulan Kinara menjalani magang. Selama itu ia hanya beberapa kali berjumpa teman-temannya karena tidak ada satu pun yang ditempatkan satu gedung dengannya.
Setiap pagi ia berangkat bersama Gatra, meskipun tidak sampai kantor. Ia turun beberapa meter sebelum tiba di gedung LQ. Kecuali Danu, tidak ada yang tahu status Kinara dan hubungannya dengan pemilik perusahaan.
Pagi ini Kinara berangkat sendiri diantar oleh Jacko, karena Gatra sedang keluar kota. Jacko mengantarkannya sampai depan pintu masuk gedung.
Ketika sedang mengantri finger print, ia bertemu Dewa. Pemuda itu bekerja di bagian akunting bersama Sonya. Kinara menyapanya dengan senyuman.
"Baru datang juga Ra?" sapanya.
"Iya nih!"
Hanya begitu, dan kemudian mereka menuju tempat kerja masing-masing. Kinara pergi sendiri ke bagian arsip. Tempatnya berada tidak terlalu banyak orang. Hanya ada dua orang sekuriti, beberapa sekretaris Gatra dan Danu tentu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
General FictionKisah seorang pria yang ingin mengulang waktu untuk memperbaiki semua yang diakibatkan oleh kesalahannya. #cover dan gambar diambil dari Pinterest