"Tu bocah ngapa dah!" celetuk Amanda. Langkahnya terhenti di pintu kantin, tidak habis pikir melihat tingkah absurd sahabatnya. Kinara saat itu sudah ada di kantin, duduk sendiri dengan dagu menyentuh meja. Terlihat bibirnya maju mundur karena ia sedang meniup-niup poninya sendiri.
Dewa yang ada di belakang Amanda langsung masuk ke kantin melewatinya.
"Lo ngalangin jalan!"
Amanda mengikuti langkah lebar Dewa setengah berlari. Mereka mendekati meja yang sudah dihuni Kinara.
Pagi itu ketiganya mengikuti mata kuliah yang berbeda dan rupanya mata kuliah yang diikuti Kinara lebih cepat selesai.
"Lo ngapain Ra?" tanya Amanda sambil meletakkan tasnya di bangku di sebelah Kinara. Dewa masih berdiri di seberang meja.
"Gue gabut. Lo lama," rengek Kinara.
"Halah!" ujar Amanda sambil menghempaskan pantatnya di sebelah sahabatnya itu.
"Sudah pesan?" tanya Dewa. "Gue pesenin."
"Bakso kuah sama es jeruk!" sahut Kinara dengan semangat yang tiba-tiba datang. Duduknya bahkan langsung tegak dan wajahnya berbinar.
Amanda menoyor kepalanya. "Kenapa nggak pesan ndiri tadi."
"Gue nunggu elo!"
"Ish! Kalo lapar pesan duluan nape??" Amanda melotot, disambut Kinara yang cemberut.
"Heehh! Udah! Lo pesen apa Man? Buruan!" sela Dewa menengahi.
"Samain aja ma Kinoy nih!"
"Lo ngapain gabut?" tanya Amanda begitu Dewa meninggalkan mereka.
"Bu Fatma nggak masuk, diganti pak Arman. Lo tau sendiri gimana kalo pak Arman yang ngajar. Gue kagak ngarti Man," keluh Kinara. "Udah gitu ada kuis. Nilai gue B-." Gadis itu memasang tampang sedih.
"Hadeh, B- lo nangis. Kemarin gue dapat C+ biasa aja," ujar Amanda bukannya menghibur.
"Kalo lo emang nggak punya motivasi," cela Kinara yang hanya dibalas cebikan oleh sahabatnya.
"Eh Ra! Itu Sonya kan?" Amanda menunjuk arah sudut kantin dengan dagunya.
Kinara menengok ke arah yang ditunjukkan Amanda. Mereka melihat Sonya duduk sendirian dengan raut lesu. Kedua gadis yang bersahabat itu berpandangan.
"Dia tadi kuliah bareng lo?" tanya Amanda. Kinara menggeleng. "Kan dia ambil mata kuliah bu Fatma bareng lo."
"Tapi tadi dia nggak masuk," sahut Kinara.
"Yakin? Lo aja nggak liat kali!"
"Ck! Orang tadi kak Mahes nyebut nama dia sampe dua kali waktu absen," kata Kinara.
"Ngapain coba dia ke kampus tapi nggak ikut kelas?" tanya Amanda retoris. Kinara hanya mengangkat bahu.
"Ngomongin apa sih?" tanya Dewa yang baru datang membawa pesanan mereka.
"Itu, si Sonya," sahut Amanda tanpa minat. Ia menarik mangkuk bakso pesanannya mendekat.
"Memangnya dia sudah masuk?" tanya Dewa lagi sambil menurunkan gelas minuman dari nampan.
"Tuh! Anaknya di pojok!" Amanda mengerling ke tempat Sonya berada. Dewa mendongak dan melihat Sonya di pojok.
"Dia ambil mata kuliah bu Fatma bareng lo kan Ra?" Kinara hanya mengangguk sambil asyik mencampur baksonya dengan saus dan sambal.
"Nggak masuk kata si Nara," ujar Amanda. "Aneh nggak sih? Dia lama amat nggak masuk. Terus hari ini datang tapi nggak ikut kuliah."
Kedua temannya tidak ada yang menyahut, asyik dengan makanan masing-masing. Amanda cemberut karena tidak mendapat tanggapan, lalu memakan bagiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
General FictionKisah seorang pria yang ingin mengulang waktu untuk memperbaiki semua yang diakibatkan oleh kesalahannya. #cover dan gambar diambil dari Pinterest