46

2.3K 148 20
                                    

Hai ketemu lagi! Maaf agak lama updatenya
Selamat berpuasa bagi teman-teman yang menjalankannya
Kalo baca sebaiknya habis maghrib ya temans, supaya emosi terjaga dan puasanya lancar
Happy reading!

*******

Sampai waktunya Kinara dinyatakan boleh meninggalkan rumah sakit, ia melarang Gatra untuk menemaninya. Gadis itu ngotot menyuruh pria itu pergi jika Gatra datang di saat jam kerja. Bahkan saat keluar dari rumah sakit, ia tidak bersedia dijemput.

Selama itu tidak ada seorang pun yang menemaninya karena tidak ada yang tahu bahwa ia terbaring di rumah sakit. Ia hanya memberi tahu atasan di tempatnya magang untuk meminta ijin tidak masuk karena sakit.

Sepulang dari rumah sakit ia langsung bekerja meskipun harus terpincang-pincang. Kebetulan pulang dari rumah sakit di pagi hari, siangnya giliran dia masuk kerja.

Gatra tentu saja geram ketika tiba di rumah sakit ternyata gadis itu sudah pulang. Ia mendapat laporan dari Jacko bahwa Kinara  sudah masuk kerja hari itu juga karena kebetulan bawahannya itu mampir ke supermarket itu untuk membeli sesuatu dan melihat Kinara di sana sedang bekerja.

Malam, ketika sudah waktunya Kinara pulang, Gatra terang-terangan menjemputnya. Mulanya gadis itu tidak tahu jika dijemput dan berjalan pulang seperti biasa meskipun dengan kaki pincang. Gatra mengikutinya dari belakang dan membunyikan klakson.

"Masuk, Kinara!" titahnya dengan tegas.

Gadis itu terkejut, namun tidak membantah dan segera masuk ke dalam mobil. Gatra tidak mengantarnya pulang, melainkan membawanya ke sebuah warung sate pinggir jalan.

"Kita makan dulu, baru saya akan mengantarmu pulang," katanya menjawab pertanyaan di mata Kinara.

Gatra menuntun gadis itu turun dari mobil dan masuk ke warung itu. Mereka duduk dan menunggu pesanan mereka diantarkan.

"Kenapa kamu pulang sendiri Kinara? Kenapa tidak menunggu saya jemput?" tanyanya membuka percakapan. "Saya tiba di rumah sakit tapi kamu sudah pulang. Kamu marah pada saya?"

Kinara menggeleng. "Nara nggak mau mengganggu pekerjaan Om. Lagipula Nara bisa pulang sendiri."

Gatra berdecak tak suka mendengar jawaban Kinara. "Lalu kenapa langsung masuk kerja? Kamu baru pulang dari rumah sakit, Kinara! Kakimu belum benar-benar sembuh!"

"Seharusnya saya hanya boleh ijin satu hari Om. Kalau mau lebih harus ada teman yang mau menukar hari liburnya sama saya. Kebetulan giliran Nara masuk siang hari ini, jadi Nara pulang pagi dari rumah sakit supaya bisa masuk siangnya."

"Tapi masalahnya kamu sedang sakit, Kinara! Kamu bisa minta surat keterangan dari rumah sakit untuk membuktikan bahwa kamu benar-benar sakit!" Gatra mengusap kasar wajahnya karena tidak habis pikir pada gadis di depannya ini. Apa yang sedang terjadi padanya?

Pesanan mereka datang. Gatra menyuruh gadis itu makan terlebih dulu.

"Om nggak makan?" tanya gadis itu heran, karena nyatanya sate pesanan Gatra sudah terhidang di depannya.

Gatra menarik piringnya dan mulai makan perlahan. Sesekali ia memperhatikan gadis di depannya.

"Kenapa Om memperhatikan Kinara terus?" tanya gadis itu, menyadari pria itu kerap melihat ke arahnya.

Gatra berhenti makan. Ia sebenarnya tidak terlalu lapar karena sudah makan malam.

"Saya tidak habis pikir denganmu. Kamu berubah banyak," katanya.

Mata Kinara tertuju padanya dengan pandangan bertanya.

Gatra mendesah, "Hhhh. Entahlah. Rasanya kamu berbeda. Lebih keras kepala. Bahkan sangat keras kepala."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang