"Ra, gue antar ke rumah sakit ya?" Ini sudah kelima kalinya dalam dua hari terakhir Amanda berusaha membujuk Kinara. Sudah seminggu sakit yang diderita gadis itu sering kambuh.
"Mungkin asam lambung lo kambuh Ra. Ke rumah sakit ya? Berobat yang benar!"
"Gue sudah minum obat Man. Bentaran juga sembuh. Kemarin juga begini," tolak Kinara.
"Tapi kambuh lagi kan? Makanya berobat, biar dapat obat yang manjur!"
"Gue mau tidur aja Man. Pusing." Gadis itu membaringkan tubuhnya di atas kasur.
Amanda berdecak melihat kelakuan temannya, namun tidak bisa berbuat apa-apa saat mendengar dengkuran halus tanda Kinara sudah tertidur.
"Dasar pelor!" gerutunya. Ia lalu keluar kamar dan menyetel televisi.
Tiba-tiba ia mendengar suara berisik dari dalam kamar. Segera ia berlari masuk dengan khawatir.
"Astaga! Nara!"
Dilihatnya Kinara sudah tergeletak di depan kamar mandi.
"Nara! Bangun Ra!" seru Amanda panik. "Ya Allah, kamu kenapa Ra?" Ia berusaha menggotong Kinara ke tempat tidur dengan susah payah.
Amanda bertambah panik ketika melihat ada darah di tangannya.
"Darah?"
Dengan bingung ia melihat ke arah Kinara. Ada jejak darah di paha temannya yang tertutup celana piyama. Celena itu lengket oleh darah.
"Lo lagi mens Ra?" gumamnya. "Lo pingsan karena mens?"
Segera ia mencari minyak kayu putih atau sesuatu yang bisa menyadarkan Kinara. Ketika menemukannya, segera ia membalurkannya ke tubuh sahabatnya.
"Bangun dong Ra, jangan bikin gue panik." Amanda sudah mulai menangis.
Tiba-tiba terdengar bel pintu berbunyi. Entah mengapa Amanda merasa lega. Paling tidak akan ada orang yang bisa dimintai tolong.
Segera Amanda membuka pintu. Seorang wanita yang tidak dikenalnya berdiri di depan pintu. Amanda tidak peduli, ia butuh pertolongan.
"Tante, tolong teman saya Tante! Dia pingsan nggak bangun-bangun," ujarnya sambil menarik tangan Erina yang heran melihatnya.
Tentu saja Erina terkejut. Baru tiga hari ia tidak berkunjung dan Kinara jatuh sakit.
"Kenapa Kinara?" tanya Erina.
"Dia masuk angin. Kadang sembuh, kadang kambuh. Katanya mual dan muntah-muntah. Saya paksa ke dokter tapi nggak mau Tan. Katanya sudah minum obat. Dia kan memang punya sakit maag. Tapi dia tiba-tiba pingsan. Mungkin karena dia lagi mens."
Erina terkejut. Amanda tidak mengetahui kemungkinan yang diketahuinya. Bisa fatal jika Kinara tidak segera mendapat pertolongan.
"Kita harus bawa dia ke rumah sakit! Sebentar, aku akan hubungi orang untuk mengantar kita."
Erina menghubungi Jacko yang memang siaga di sekitar apartemen Kinara. Lelaki itu segera datang dan menggendong Kinara, membawanya ke rumah sakit. Dalam keadaan biasa mungkin Amanda akan bertanya-tanya siapa orang-orang ini, tapi saat ini ia tidak bisa berpikir karena panik.
Kinara segera mendapat pertolongan. Amanda sedikit lega, namun tidak dengan Erina. Kinara sempat mengalami pendarahan, ia khawatir sesuatu yang buruk terjadi.
Danu tergesa menghampiri istrinya begitu ia tiba.
"Bagaimana?"
Erina hanya menggeleng. Pandangan Danu tertuju pada Amanda. Keningnya berkerut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance
General FictionKisah seorang pria yang ingin mengulang waktu untuk memperbaiki semua yang diakibatkan oleh kesalahannya. #cover dan gambar diambil dari Pinterest