Bagian 22

140 22 3
                                    

Sesampainya kesya dan aidan di tempat tujuan kabur mereka, kedua sahabat itu segera memarkirkan motornya di dalam garasi. Setelah itu kesya dan aidan segera masuk ke dalam rumah yang terlihat cukup tua namun masih sangat terurus, di sana terlihat ada dua pembantu sedang merawat tanaman di taman rumah itu, aidan membawa dua tas yang berisi barang mereka berdua. Tanpa berfikir panjang kesya masuk sambil mencari seseorang di dalam rumah tua itu.

"nenek ini kesya, nenek ada di mana" seru kesya di dalam rumah itu

tak berlangsung lama seseorang wanita tua turun dari tangga rumahnya dengan ekspersi wajah tersenyum "cucuk ku akhirnya kamu datang ke sini lagi selama seklian lama. Nekek kangen sekali sama kamu sayang. Kamu kesini bersama siapa nak?"

"nenek kesya ke sini sama aidan, nenek kan yang minta kesya buat bawa aidan juga buat kesini, kesya bawain aidan kesini special buat nenek" ujar kesya sambil memeluk sang nenek

nenek kesya pun tersenyum sambil mengelus puncak kepala kesya "akhirnya kamu dateng sama aidan juga, saya kangen banget masa masa kalian waktu masih kecil terus main bersama di taman rumahnya nenek. Kalian baik baik saja kan?"

"kita baik baik aja kok nek, ohiya aidan boleh nginep di sini selama 3 hari gak nek? soalnya aidan juga sekalian refresing di rumah nenek soalnya sejuk banget" ujar aidan yang mulai meinta izin dengan nenek kesya

nenek kesya mengangguk antusias "yaboleh dong aidan, saya kan sudah menganggap kamu sebagai cucuk saya, sama seperti kesya. Ohiya tapi kamu sudah izin sama mama kamu belum kalau mau ke sini? nenek khawatir kalau kamu gak izin nanti mamam kamu mencari kamu"

"ohhh soal itu nenek mah gausah kahwatir mama sama papa aidan udah tau kok, maka dari itu aidan kesini sekalian ikut nganterin kesya. Dia soalnya bilang kangen sama nenek mulu mangkanya saya anterin aja, kasian kan nek nanti nangis" ledek aidan dengan tertawa kecil

nenek memukul lengan aidan pelan dan ikut tertawa "kamu ada-ada saja aidan, lagian kan kesya mana mungkin menangis hanya karena itu, bahkan sekarang ia sudah sangat dewasa. Sudah menjadi istri orang, kamu saja kalah"

"nenek! aidan! bisa stop ngeledekin atau ngomongin kesya gak?! mending kita sekarang makan aja deh!! kesya laper banget nih nek, kira kira nenek masakin masakan kesukaan kesya gak yahhhh. Kesya kangen masakan nenek" ujar kesya dengan nada manja sambil terus memeluk neneknya itu

aidan mencolek lengan kesya beberapa kali "Tadi lu ngatain orang gelendotan mulu, sekarang yang terbukti gelendotan kaga punya tulang elu apa si orang itu ha??! kacau si lu, kalo ngomong mangkanya ngaca mulu"

"yee bacot ye saos tiram, ngomong mulu" kata kesya sambil memasukan sejumput nasi kedalam mulut erlangga "tuh mampus, makan tuh nasi. Lagian mulutnye kalo kaga gw sumpel kaga berenti ngomong, gw seleding juga nih!!!!"

aidan pun lari dan kesya pun mengejar laki-laki itu, mereka lari larian persis seperti masa kecil mereka di rumah itu, mereka tertawa bahagia dan nenek kesya yang melihat hal itu sangat amat senang dan bahagia, karena akhirnya rumahnya kembali ramai karena kedatangannya kesya dan aidan. Nenek kesya bahkan kembali mengingat semunya dari awal dan malah merasa sedih, air mata perlahan jatuh. Namun dengan cepat sang nenek menepis air mata yang jatuh ke pipinya. Ia tidak mau menangis di hadapan cucuk-cucuk nya yang sedang bahagia.

setelah cukup lama berlari-larian akhirnya mereka pun berhenti dan menyenderkan tubuh mereka ke tembok, sambil mengatur nafas. Selagi kedua anak itu sedang kelelahan nenek kesya pun memberi mereka minum, dengan cepat kesya dan aidan meneguk air yang di ambilkan oleh sang nenek, di saat itu senyuman kembali muncul dari bibir nenek kesya. Di sana kesya pun membalas senyuman sang nenek dengan senang, dan begitupun juga aidan.

ERLANGGA&KESYA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang