SOMEDAY 33

7 4 0
                                    

SOMEDAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOMEDAY

33

RASA

     Hari ini diadakan pemilihan ketua osis baru, yang diikuti oleh semua kelas, baik kelas X sampai kelas XII, masing-masing kelas mengirimkan dua kandidat cewek dan cowok untuk calon ketua osis new generation.

"Woy! Semuanya duduk! Karna kalian ribut sendiri, biar gue yang nentuin siapa diantara kalian yang akan mewakilkan kelas kita!" ucap Alin, ketua kelas X IPS II.

"Lo aja lah, lo kan ketua kelasnya," ucap salah satu cowok.

"Lo diem gendut!" katanya yang langsung membuat cowok itu kicep.

"Body shaming njir," gerutu si gendut.

"Kita pake cara pemungutan suara aja gimana?" usul Alin.

"Okoklah."

"Gue ngikut aja."

Alin sudah menyiapkan kertas kecil yang dibagikan ke setiap orang, lalu ia berkata sembari memegang wadah kaca, "tulis nama orang yang ingin kalian calonkan, lipat terus masukin ke wadah ini."

"Oke!"

Begitu semua orang termasuk Alin sendiri sudah mengumpulkan kertas, ia berkata, "oke, gue kocok kertas berjumlah tiga puluh ini, dan kita liat siapa yang paling banyak dapet suara, itu yang akan mewakili kelas."

"Lu nulis nama siapa, Dim?" tanya Ega.

"Yang jelas bukan lo," ucap Dimas.

"Yang pertama, Alin oke," ucap Alin gugup, "kedua gue lagi?"

Begitu selesai semua, Alin menggebrak papan tulis.

"Woy selow dong bu ketu, lo harus terima kenyataan, kan ini ide lo," ucap Ilham sembari tertawa.

Hasil terbanyak pertama adalah Alin, dan kedua Dimas. Hanya nama mereka berdua yang ditulis.

"Awokawok, punya lu paling banyak kedua cok," ucap Ega mengolok-olok Dimas.

"Bangsat, siapa yang nulis nama gue cok!?" geram Dimas sembari menggebrak meja, ia menatap nyalang ke semua penjuru kelas.

Mereka segera keluar kelas sembari tertawa terbahak-bahak.

"Udah sih, paling ntar lu numpang nama doang," kata Ega sembari merangkul bahu Dimas.

"Lo juga nulis nama gue kan?"

"Y-ya iya sih," katanya sembari membuang muka.

"Bangsat."

Ega mengusap dada Dimas sambil berkata, "sabar sih marah-marah mulu."

Tiba-tiba Chiko berlari ke arah mereka berdua, ia bertanya, "kelas lo siapa yang ngewakilin?"

"Nih bocah," ucap Ega menunjuk Dimas.

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang