SOMEDAY 48

9 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SOMEDAY

48

JEJAK

     Desir ombak menghantam batu, menciptakan suara gema yang candu. Sayap-sayap burung camar terbang rendah di udara, menghiasi langit biru tak bernoda. Angin berhembus kencang, membawa hawa dingin yang kian menyerbu tulang.

Jejak kaki kecil tertinggal dibelakang, kemudian tersapu ombak dan menghilang. Rambut panjang gadis itu melambai-lambai tertiup angin, menyiratkan hati yang kesepian.

"Ngelamun mulu, mikiran apa sih?" tanya Ega menyamakan langkah Angel.

Angel tertegun lalu bertanya balik, "kok lo disini?"

Ega memasukkan tangannya ke saku celana sembari menatap Angel, ia berujar, "gua pengin disamping lu."

Angel berhenti melangkah, ia berkata, "gue nggak—"

Ega memotong perkataan Angel, dengan mengucapkan, "sebagai sahabat."

Ega tersenyum lebar sembari menarik tangan Angel. Tak ada pilihan lain, selain Angel harus mengikutinya.

"Lo ngapain sih, lepasin gue deh!" protes Angel berusaha melepas genggaman Ega.

Ega mempererat genggamannya sambil berkata, "sebagai seorang sahabat, gua berhak ngelakuin ini, kan."

Angel membisu, lidahnya kelu tak ingin menjawab, atau memang tak punya jawaban?

Mereka berdua duduk di batu karang sembari menatap luasnya lautan indah tak bertuan.

Ega menatap Angel, lalu berkata, "jika di ibaratkan lautan luas tak berujung ini sebagai kamu, aku akan berusaha menaklukannya."

"Ngoceh apa sih lo," ucap Angel sembari menyingkirkan wajah Ega dengan telapak tangan.

Lalu Ega mencium telapak tangan lembut gadis itu.

Angel langsung menariknya, ia berteriak sembari memukul Ega, "bajingan lo, Ega! Ih, tangan gue nggak suci lagi!"

Ega tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya. "Sorry, bibir gua refleks, nih. Lagian, gua tadi lagi latihan nembak gebetan gua, lu malah ngerusak suasana."

"Oh." Angel membuang muka.

Ega mendekati Angel sembari menusuk pipinya dengan jari telunjuk, ia terkekeh geli sambil berujar, "cie, malu, awokawok."

"Minggir anjing!" bentak Angel sembari mendorong Ega menjauh.

"Makin lama lu jadi mirip Dimas, deh. Gua jadi percaya kalo lu sepupunya," ujar Ega.

"Terus masalah buat lo?" Angel melirik Ega tajam.

Ega hanya tersenyum simpul memandang wajah Angel dari samping. Ia bergumam, "cantik banget sih."

Angel memutar bola matanya malas, lalu ia berkata, "iya, pantainya cantik, kan."

"Lu," ujar Ega.

Angel menatap Ega tajam, lalu menggertak, "nggak usah godain gue deh!"

Ega menghela napas pelan, ia berkata sembari menahan tawa, "pfft, pede boros. Maksud gua, lu bener, pantainya cantik."

"Ih, jadi orang ngeselin banget sih!" geram Angel sembari memukuli Ega.

Ega pun menghindari pukulan maut Angel dan berlari di pinggir pantai. Angel mengejar Ega, tak terima dipermalukan. Mereka pun terlibat kejar-kejaran yang kian memanas, hingga meninggalkan jejak kaki yang membekas.

¤¤¤

     Setelah lelah lari-larian, mereka pergi ke restaurant seafood di sekitar pantai.

"Lu ngapain ke pantai, dingin-dingin gini, sendirian pula?" tanya Ega disela-sela makannya.

Angel memakan mie seafoodnya, lalu berkata singkat, "buang sial."

Ega hanya manggut-manggut.

Angel bertanya balik, "lo sendiri ngapain?"

"Mm, ngeliat cewe cantik," katanya sembari menatap Angel.

"Oh," katanya sembari mengalihkan pandangan.

Ega tersenyum geli dengan reaksi Angel. "Tapi malah ngeliat malaikat."

"Malaikat maut," Angel menimpali.

Tawa pun lolos dari mulut Ega. Hingga pengunjung lain merasa terganggu, Angel pun memasukkan udang ke dalam mulut Ega yang terbuka.

"Lo kalo malu-maluin, gue jahit tuh mulut!" tukas Angel galak.

Ega terbatuk-batuk dan meraih es tea nya. "Berasa dejavu nying."

LMAO GAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LMAO GAN

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang