SOMEDAY 34

5 4 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SOMEDAY

34

(Extra part 1)

PERANG DINGIN

     Ega terpaksa membeli earphone baru karena kejadian semalam. Saat ini ia sedang menulis komentar di toko online setelah barang yang ia pesan sudah sampai ditangannya.

👤 Bancet_terbang      gold  

⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐

Gua kasih bintang 7 karna emang bagus barangnya, pas ditelinga, nggak ada suara dari luar yang bocor, sampe suara rakyat aja nggak kedengeran. Cocok banget sih buat anggota depeer.

Minusnya sih pengemasannya agak kurang work ya, bubblewrapnya tipis, setipis keadilan di negri wakanda ini.

°

Waktu kejadian di malam itu, Dimas marah besar karena Ega membuat jejak air liur di buku manganya yang baru ia beli dengan usaha yang membuatnya mengkis-mengkis tersebut, dan dengan watadosnya Ega balik memarahinya.

Ega berteriak, "udah gua bilang nggak sengaja anjing! Siniin buku berharga lu itu!"

Buku yang dipegang Dimas direbut paksa oleh Ega dan dirobeknya beberapa halaman yang belum sempat ia baca.

"Nah udah nggak ada liurnya kan, beres kan," ucapnya sembari menyeringai, lalu membantingnya ke lantai dan menginjaknya hingga lecek.

"Bangsat," ucap Dimas dengan nada dingin, lalu ia mengambil earphone milik Ega dan mematahkannya menjadi dua.

"Ah, earphone gua! Bangsat!" Ega melolong sembari merebut earphonenya yang sudah R.I.P.

Kembali saat pagi hari di dalam kelas. Mereka berdua masih perang dingin, mereka duduk terpisah dan mengganti tempat duduk yang berjauhan.

"Ega! Dimas! Kenapa duduknya pindah? Balik!" tegur bu guru.

"Nggak mau bu!" jawab mereka bersamaan.

"Ecie cie, barengan jawabnya," ucap Echa menggoda.

"Ibu nggak peduli kalian lagi marahan apa engga! Balik ke tempat duduk masing-masing atau kalian nggak ibu kasih nilai!" ucap bu guru mutlak.

Ega dan Dimas memutar bola mata jengah, sambil berdecak mereka kembali ketempat duduk semula dengan tetap berjauhan.

"Jijik banget sebelahan sama wibu, ntar ketularan bau bawang lagi, hih," kata Ega sembari melirik Dimas sinis.

"Mingkem deh, napas lo bau naga," kata Dimas lalu menutupi hidungnya.

"Berisik!" seru bu ketu yang duduk di depannya dengan galak.

"Noh si wibu bikin ribut duluan," kata Ega menunjuk Dimas.

"Jangan lempar batu sembunyi tangan deh, orang dungu," ucap Dimas.

"Lu ngatain gua apa hah!?"

"Dikira lagi lomba debat apa!? Maju kedepan jawab soalnya, yang salah ibu hukum," kata bu guru sembari menatap galak.

"Fyuh, untung nggak jadi gue yang maju," ucap siswa dengan absen tanggal hari ini.

"Tch, gampang," ucap Dimas sembari maju dengan percaya diri.

"Ha, emang lu doang yang pinter, sebenernya gua juga pinter, tapi nggak gua tunjukin aja," kata Ega tak ingin kalah.

"Bacot lo," maki Dimas.

Dimas menulis rumus matematika dengan santai, sementara Ega gelagapan sembari meminta bantuan teman-temannya.

"Saya sudah selesai, Bu," ucap Dimas bangga sembari melirik Ega mengejek.

Arda menunjukan lima jarinya pada Ega dan segera ia tiru, Ega berkata, "saya juga selesai bu, silahkan periksa."

Bu guru memegangi dagunya melihat hasil kerja Dimas sembari memuji, "dari segi penulisan rumus sudah benar, jawabannya juga betul sekali, seperti yang diharapkan dari juara sekolah, silahkan duduk Dimas, kamu dapat nilai A+."

"Terimakasih," jawab Dimas lalu menatap Ega dengan tatapan meremehkan.

"Udah ganteng pinter lagi, cocok banget buat jadi suami gue," ucap Dea.

"Ngarep lonteh, cinta Dimas tuh forever together buat Ega," balas Echa sinis.

"Stres lo fujho, Dimas tuh vertikal, eh horizontal bahasa inggrisnya lurus apasih," katanya gelagapan.

"Straigh oon," ucap temannya pasrah.

"Nah, Ega ibu udah nggak bisa berkata-kata lagi sama keepikan jawabanmu ini," kata bu guru sembari memegangi kepala melihat jawaban Ega yang menggambar lima jari di papan tulis.

Teman sekelasnya tertawa terbahak-bahak melihat jawaban Ega.

"Karena kepintaran saya ya bu?"

"Bahkan anak SD lebih pinter dari kamu Ega, berdiri di depan angkat satu kakinya sampe jam pelajaran saya berakhir!"

Arda memegangi kepalanya dan menghembuskan napas pasrah dia berkata, "kok bisa sih dia segoblog ini."

"Ha, wajar aja lah goblog, otak manusia tempatnya di kepala kalo dia di tempurung kaki," ejek Dimas.

"Bacot lu caper!" seru Ega menatap Dimas sengit

"Heh, bahasanya!" tegur bu guru.

"Maaf bu, cowok emang selalu salah dimata cewek," gumamnya sembari menunduk.

"Maaf bu, cowok emang selalu salah dimata cewek," gumamnya sembari menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LMAO GAN

   

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang