SOMEDAY 35

5 5 0
                                    

SOMEDAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOMEDAY

35

(Extra part 2)

PERANG DINGIN

     Ega sedang berkumpul bersama teman-temannya di lapangan, usai bermain sepak bola saat jam istirahat, tiba-tiba Dimas datang ke lapangan dengan bukunya yang sudah di sambung dengan selotip dan disemprot rendaman air kembang tujuh rupa sehingga tidak bau jigong, ia duduk di tribun barisan bawah.

"Woy wibu, ngapain lu disini?" tanya Ega dengan tidak ramah.

Dimas menatapnya sekilas, lalu mengabaikannya.

"Biasanya lo lengket bener sama Dimas," kata si ikal.

"Gua lagi marahan sama tuh orang," ujar Ega ketus.

"Nggak baik bro bertengkar sama pasangan."

"Gundulmu!" seru Ega sembari memiting kepala temannya itu.

"Ampun bro!"

Tiba-tiba terbesit kejailannya di kepala, ia berteriak pada Dimas, "woy wibu! Gua punya lelucon nih buat lu yang katanya juara sekolah."

Dimas terusik dengan nada bicara Ega yang merendahkannya, dia menjawab, "apa?"

"Apa yang dibuang dan diganti setiap musim?"

"Tren."

"Bukan, tapi waifu gepeng lu, yahahahaha," kelakar Ega sembari tertawa, diikuti yang lain.

Dimas mengeraskan rahangnya dan berdiri menghampiri Ega, dia langsung menerjangnya sembari meremas kerah seragamnya hingga kusut.

"Lo ngomong sekali lagi, gue pastiin tinju gue nggak akan meleset ke wajah dongo lo itu," tantang Dimas dengan ekspresi dingin.

Ega tak mau kalah, ia menarik dasi Dimas sampai mencekik lehernya, dia pun balik manantangnya, "coba aja kalo lu bisa."

Dimas tak segan-segan mengangkat tinjunya begitu pun dengan Ega, namun teman-temannya bertindak cepat dan sigap menjauhkan tubuh mereka.

"Udah woy!" tekan Ilham pada Dimas.

"Tenang bro! Inget dia temen lo!" seru si ikal yang memegangi pundak Ega.

"Lepasin, gue muak liat muka songongnya itu!" kata Dimas yang meronta-ronta ingin meninju Ega.

Begitu juga dengan Ega yang meraung dan membabi buta, "gua pengin ngehajar tuh wibu brengsek! Sok caper depan guru! Sok elit anjing! Maju sini lu babi!"

"Diem lo penakut," desis Dimas lirih sehingga hanya Ega yang menyadarinya.

Matanya membelalak dan kekuatan yang dikeluarkannya menjadi dua kali lipat sehingga Ega berhasil lolos dari kuncian teman-temannya.

"Mampus lu!" hardik Ega sembari melayangkan tinju mengenai wajah Dimas sampai ia terbanting ke tanah.

Dimas mengusap darah di ujung bibirnya yang robek, bagai ditulikan telinganya ia tak mendengar seruan orang lain, yang ia rasakan hanya suara jantungnya yang berdetak kencang tak beraturan.

Dimas merangsek maju menendang perut Ega sampai ia terpental ke tanah berumput pendek itu, lalu menghujaninya dengan tinju beruntun.

Buk
Buk
Buk

Ega melindungi wajahnya dengan kedua lengan, saat ia melihat celah di tubuh bagian kiri Dimas, ia meninju tulang iganya.

"Argh, bangsat!" raung Dimas parau.

Belum siap Dimas menghindar, Ega yang sudah berdiri, menarik lengannya lalu membanting Dimas ke tanah.

Brugh

"Euh, ohok!" Dimas terbatuk mengeluarkan darah bercampur liur, hingga ia pun kesulitan bernapas.

Ega terengah-engah dengan peluh membanjiri wajahnya, ia berkata, "seenggaknya gua lebih unggul dari lu soal gelut."

Dimas tak kalah mengenaskan, pandangannya menggelap dan akhirnya tak sadarkan diri.

"Dimas!" teriak Chiko yang berlari dari arah perpustakaan menghampirinya.

Semua orang mengerubungi Dimas yang pingsan, Chiko segera menggendong Dimas menuju UKS. Ega yang terlambat menyadari, berlari mengikuti Chiko.

Jantungnya berdetak cepat, napasnya memburu, netranya bergetar membuat pandangannya memburam. Ega telah membuka sesuatu yang telah ia kunci rapat.

"Kok bisa sih lo gelut sama Dimas, otak lo taruh dimana, lo mau bikin temen lo celaka lagi!?" hardik Chiko sembari mencengkeram kerah Ega.

Ega menghempaskan genggaman Chiko lalu memegang kepala dan menyembunyikannya di dekapan lengan kekarnya.

"Kendaliin amarah lo Ga," desis Chiko yang kemudian melenggang dari depan UKS.

Karena fasilitas UKS kurang memadai, Dimas dibawa ke rumah sakit terdekat dengan ambulance. Hari itu sekolah menjadi gempar.

 Hari itu sekolah menjadi gempar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LMAO GAN

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang