SOMEDAY ✔

SOMEDAY 27

SOMEDAY

27

(Extra part 5)

PROBLEM

"Lo beneran mau berangkat?" tanya Dimas sembari memasang sepatu.

"Iya," kata Ega lalu menyampirkan tas ke pundaknya.

Mereka berjalan santai sembari menunggu angkot lewat, Ega berjalan di belakang Dimas sembari terus memikirkan sesuatu.

Ega bertanya sembari menyamakan langkah Dimas, "Dim, kok Angel ngasih gua nomer palsu yah?"

"Nggak tau," ucap Dimas datar.

"Em, lu ada nomernya nggak?"

"Ada."

"Bagi lah," ucapnya sembari merangkul Dimas.

Dimas memperlihatkan kontak ponselnya lalu berkata, "nih lo liat sendiri."

"Oh, ya udah," katanya sembari mencatat nomer Anggel, lalu ia bertanya, "lu deket sama Angel ya?"

"Ya."

"Lu suka sama dia?"

"Nggak," ucap Dimas dengan malas.

"Bisa nggak sih lu ngomong jujur!" bentak Ega tiba-tiba.

"Gue nggak bohong, Ga," kata Dimas sembari menatap mata Ega.

"Oke, sori jadi ngebentak lu, gua lagi banyak pikiran soalnya," ujarnya sembari menggaruk kepala.

Dimas mengabaikan Ega dan masuk ke dalam angkot yang baru saja tiba. Ega menghembuskan napas pelan lalu ikut masuk.

¤¤¤

     Mata Ega tak lepas dari Dimas yang dari masuk kelas sibuk mengetik sesuatu di ponselnya.

Ega akhirnya angkat suara, ia bertanya, "sibuk bener chatingan ama siapa sih?"

"Kepo lo," kata Dimas, lalu keluar kelas sembari menelepon seseorang dengan wajah panik.

"Fucek!" gertak Ega sembari mengacungkan jari tengahnya.

Arda, Ilham, Fiko dan Echa masuk ke dalam kelas dan langsung berlari ke meja Ega, tampak antusias.

"Widih-widih, jagoan kelas udah masuk, nih!" kata Arda sembari menggebrak meja pelan.

Ilham merangkul bahu Ega dan berujar, "sepi nggak ada lo bro."

Fiko mengetuk pelan perban yang masih melekat di kedua lengan Ega lalu bergumam, "buset dua duanya di nerf, lo ceboknya gimana gan."

"Lo tau nggak, Dimas punya gebetan, kemaren nyamperin kesini, ngenes bener lo ayangnya digebet orang," ungkap Echa sembari mendecakkan lidah.

Ega berdiri dari kursinya. "Duhhh, pagi-pagi udah julid aja lu, kalian pada mau ikut nggak?"

"Kemana?"

"Boker," katanya lalu segera ngacir ke luar.

¤¤¤

     Jam pelajaran baru saja dimulai, namun Dimas belum juga masuk kelas bahkan sampai sekolah selesai. Chat Ega tak kunjung mendapat balasan, panggilannya pun tak terjawab.

"Dimas kemana sih, bancet banget bolos nggak bilang-bilang," ucapnya sembari menggendong tas Dimas.

"Bro, Dimas nggak ada kabar?" tanya Chiko menghampiri Ega.

Ega menggeleng. "Belum."

Chiko menganggukan kepala, ia berkata, "yaudah lo pulang bareng gue aja."

"Ngerepotin lu lah," ucapnya sembari garuk kepala.

"Udah, kaya ama siapa aja, buruan naik," katanya menunjuk jok belakang.

"Yaudah, kalo lu maksa," katanya lalu naik ke motor Chiko.

¤¤¤

     Hanya membutuhkan waktu lima menit dengan motor Chiko untuk sampai didepan kosan Ega.

Chiko bertanya, "lo lagi ada masalah sama Dimas?"

"Nggak ada tuh, kita baik-baik aja," kata Ega sembari turun dari motor.

"Ooh ya udah, gue langsung balik ya," ucapnya sembari menghidupkan mesin motor.

"Oiya thanks, ati-ati lu dijalan."

Chiko mengacungkan jempolnya.

Ega masuk ke dalam kosan dan langsung ngacir ke dapur mencari makanan, ia membuka penanak nasi dan melihat nasi goreng yang sudah mengeras disana.

"Rejeki anak soleh," katanya sembari meletakkannya di piring, "agak gimana sih rasanya, tapi nggak papa lah dari pada perut gua keroncongan."

Ia memakannya dengan lahap, tiba-tiba ia teringat Dimas, Ega bergumam, "Dimas kemana ya, kok nggak balik? Jangan-jangan dia lagi ketemuan sama Angel. Apa bener gebetan Dimas itu Angel, masa iya dia nikung gua."

Dia meremas sendoknya dan pergi ke toilet, dia beteriak frustasi, "kenapa sih kalo lagi makan bawaannya pengin boker asu!"

LMAO GAN