⚠️WARNING⚠️
Dilarang memplagiat ya gan
Cerita ini berkisah tentang seputar kehidupan sehari-hari Dimas dan Ega serta kawan-kawan yang baru memasuki dunia SMA. Perjuangan Ega yang menderita cinta bertepuk sebelah tangan dan Dimas yang menghadapi pen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMEDAY
22
KUNJUNGAN
Setelah beberes kosan, Dimas membuka buku komiknya sembari ditemani teh hangat dan selembar roti panggang selai kacang.
Tiba-tiba suara bel berbunyi, itu membuatnya terusik. Dengan malas Dimas turun tangga menuju ruang tamu dan membuka pintu, ia terkejut mendapati seseorang yang berdiri dengan senyum hangatnya.
"Oma ngapain kesini?"
"Eh, jenguk cucu sendiri nggak boleh?" Wanita tua berambut pendek dengan syal merah lembut melingkar di lehernya itu memeluk Dimas.
"Maksudnya ngapain jauh-jauh kesini, kalo kangen kan bisa nelpon, biar Dimas yang kesana," ucapnya sembari menuntun Oma kedalam.
"Oma kan pengin main ke kosan Dimas, emang nggak boleh? Lagian, nggak jauh-jauh banget kan," Oma berujar dengan nada merajuk.
"Iya oma," putusnya sembari tersenyum kecil.
"Mana Ega?" tanya Oma setelah duduk di sofa.
Dimas diam sejenak lalu berkata, "nggak tau."
"Eh, emang dia nggak pamit mau kemana?"
Dimas hanya menggeleng, lalu ia bertanya, "Oma mau minum apa?"
"Oma nggak pengin minum, oma pengin liat-liat kosan mu," ucapnya lalu berjalan menuju ruang belakang.
Dimas mengikutinya.
Oma manggut-manggut menatap dapur yang tertata rapi, dengan furniture serba hitam yang menawan. Ia berkata, "Oma terkejut liat seleramu yang berubah, Dimas."
"Itu Ega yang ngerenovasi, Oma tau kan Dimas nggak suka warna item," ucapnya sembari menggaruk leher.
"Oh, haha. Oma suka gaya Ega," katanya lalu naik ke tangga yang terbuat dari kayu, Dimas pun menuntunnya, namun ditepis Oma, "jangan perlakuin Oma kaya orang jompo, Oma ini masih kuat."
Dimas berdecak sambil bergumam, "biasaan deh."
Oma mengambil figura kecil yang menampakkan seorang gadis manis di dalamnya yang berada di atas meja belajar Dimas, dia berkata sambil tersenyum, "anakku memang cantik seperti biasa."
Dimas menunduk dan ia teringat sesuatu yang penting, ia segera mengambil kapsul besar berisi obatnya, namun terlambat.
"Apa ini, obat kamu Dimas?" tanya Oma dengan terkejut.
Dimas segera merebutnya dan melemparnya ke tempat sampah, ia berkata, "bukan Oma, itu cuma permen kadaluwarsa."
"Jangan bohong kamu," ucap Oma sangsi.
Dimas berdehem dan merangkul Oma, ia berkata, "pengin nasi goreng bikinan Oma, deh."
"Hoho, ayok Oma masakin," ucapnya dengan riang melupakan benda tadi.
Dimas menghembuskan napasnya lega dan menutup pintu kamarnya rapat-rapat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.