⚠️WARNING⚠️
Dilarang memplagiat ya gan
Cerita ini berkisah tentang seputar kehidupan sehari-hari Dimas dan Ega serta kawan-kawan yang baru memasuki dunia SMA. Perjuangan Ega yang menderita cinta bertepuk sebelah tangan dan Dimas yang menghadapi pen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMEDAY
38
(Ekstra part end)
KERTAS
Dimas berlari menggandeng Angel menuju kawasan asrama, ia berhenti di depan gedung tinggi berlantai tidak lebih dari lima dan tak lebih besar dari empat lapangan sepak bola. Terdapat banyak jendela besar dan tanaman yang berbunga cantik di setiap dinding bercat putih itu.
"Gila lo ya!" sergah Angel sembari memegang lututnya dengan napas tersengal.
Dimas naik ke anak tangga yang berjumlah kurang dari dua puluh itu.
"Woy, tungguin gue dong!" seru Angel sembari berlari mengekori Dimas yang sudah masuk ke dalam gedung.
Setelah memasuki lobi gedung, mereka melihat banyak orang berlalu-lalang, yang kebanyakan dari mereka adalah laki-laki.
Para laki-laki itu mengarahkan pandangannya ke Angel, terpesona setelah sekian lama hanya bersama para batangan.
"Siapa tuh cewe? cakep bener njir."
"Akhirnya ngeliat yang bening-bening, auto seger cuy!"
"Ha, minggir cok, dia milik gue," ucap pria dengan bendana di kepalanya yang diikuti dua orang temannya.
Ketiga pria itu menghampiri Angel dan Dimas dengan petantang-petenteng sok keren.
"Hai cantik, kamu nyariin aku ya?" goda pria itu sembari berkedip genit.
"Sinting lo, kenal aja nggak," ucap Angel ketus.
"Mana kamar Bagas?" tanya Dimas datar.
Ketiga pria itu harus mendongak saat menatap Dimas, si rambut plontos berdecak kagum, "buset tinggi bener nih orang, tiang listrik dicemilin kali yak."
Dengan wajah berlipat-lipat, si bendana itu berkata, "cara ngomong lo itu kaya orang songong, jancok."