SOMEDAY 50

15 10 0
                                    

SOMEDAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOMEDAY

50

BERAKHIR

     Ega terbaring lemah di atas kasur dengan handuk kompres di dahinya. Emak mengambil kompresan yang sudah dingin ke dalam baskom berisi air hangat. Ia memeras handuk kecil itu hingga setengah basah, kemudian menempelkannya ke dahi Ega.

"Udah tau nggak kuat dingin, malah ujan-ujanan. Lu tuh udah gede, otaknya dipake lah," cerocos perempuan berdaster itu.

Ega hanya mendengus pasrah. Emak menyuapinya bubur nasi dengan kasar, karena Ega terus saja menolak.

"Udah, Mak. Ega mau muntah rasanya," tolak Ega sembari menepis tangan Emak.

"Kaya bayi lu! Baru juga dua sendok, gimana mau sembuh kalo makan aja susah!" cecar Emak sembari menyodorkan obat kapsul, "nih, obatnya lu minum!"

"Males ah," tolaknya.

Emak mencubit pipi Ega lalu membentaknya geram, "dokter kan tadi bilang obatnya harus rutin diminum! Mau sembuh nggak lu!?"

"Yodah yodah ah ribet banget! Ancurin dulu lah, Mak," dengus Ega kesal.

"Tau ribet malah sakit lu! Lagian udah gede minum obat masih aja di gerus! Nggak malu sama umur!?"

Ega menutup telinganya, lalu berkata, "jangan teriak-teriak lah, Mak. Kuping Ega mau budeg rasanya."

"Siapa yang teriak-teriak, gua emang ngomongnya gini, oneng!" seru Emak sembari menyuapi Ega obat yang sudah di hancurkan.

Ega menelannya dengan bantuan air putih, lalu ia memposisikan posisi tidur yang nyaman dan segera terlelap.

¤¤¤

     Angel menatap Dimas sembari menanggalkan dagu ke ranjang. Ia bergumam, "lo lama banget sih tidurnya, bangun dong."

Tiba-tiba tubuh Dimas kejang-kejang dengan alat monitor detak jantungnya yang memekakan telinga dengan bunyi 'bip' panjang.

Angel panik menekan tombol merah di samping atas ranjang Dimas untuk memanggil perawat.

"Dimas! Lo kenapa!?" teriaknya parau.

Dokter dan perawat segera berlari menghampiri Dimas dan mendorong ranjangnya ke UGD. Angel menahan tangis sembari mengikutinya.

"Silahkan anda tunggu diluar, agar kami bisa bekerja dengan maksimal," ucap suster sembari menutup pintu.

Angel menahannya sembari memekik tertahan, "Suster, tolong selamatkan Dimas!"

"Kami akan berusaha yang terbaik," jawab sang suster lalu menutup pintu kaca ruang UGD.

Angel gemetaran menekan nomor Ega dan memanggilnya, namun tak terbalas.

"Plis Ega, gue takut," cicitnya sembari memeluk lututnya.

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang