SOMEDAY 37

6 6 0
                                    

SOMEDAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOMEDAY

37

(Ekstra part 1)

PERJUANGAN

     Seminggu berlalu, Dimas sudah diperbolehkan pulang, ia merahasiakan kejadian saat itu dari Oma dan Angel, ia tak ingin membuat mereka khawatir.

"Ingat Dimas, jangan melewatkan obatmu," pesan dokter Zayn.

"Ya," balas Dimas lalu melenggang pergi.

Sejak saat itu pula Ega tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bahkan ponselnya tidak pernah aktif.

¤¤¤

"Katanya sahabat, kok tenang-tenang aja dia ngilang," sindir Angel sembari memasukkan kue red velvet ke dalam mulut.

Akhir pekan ini Dimas, Chiko dan Angel sedang menikmati sore di cafe sembari ditemani secangkir Coffee latte dan kudapan mungil diatas meja bundar.

"Kita udah nyari kemana-mana, sampe ke rumah saudaranya di kota sebelah asal lo tau aja," balas Chiko.

"Segitu niatnya," ucap Angel menatap Dimas.

"Bahkan Dimas sampe depresi," kata Chiko lirih.

"Kita ngumpul bukan cuma mau ngasihani gue kan? Kalo iya mending gue pulang aja, buang-buang waktu tau nggak," kata Dimas ketus.

"Tunggu dulu dong," ucap Angel sembari menahan lengan Dimas, "gue mau bantu nyari Ega."

Chiko memandangnya dan menyipitkan mata, ia bertanya, "emang lo mau nyari dimana?"

"Gampang," ucapnya sembari menjentikkan jarinya, "lo nyari dia pake sudut pandang lo, jelas nggak akan ketemu. Tapi coba deh, cari dia menurut sudut pandang dia."

Dimas dan Chiko saling berpandangan. Chiko berkata, "gue nggak kepikiran sebelumnya, tapi gue yakin pasti dia disana."

Dimas mengangguk.

"Hah, kalian tercerahkan berkat gue, nggak salah emang nonton detekif konan, haha," kelakar Angel dan tanpa sadar sudah ditinggal, "eh, kampret gue ditinggal!"

Angel berlari menaiki motor hitamnya dan mengejar Chiko yang sudah melesat dengan motor tingginya itu.

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

     Setelah empat jam perjalanan, mereka sampai di sebuah sekolah yang berada di pelosok. Jika dibandingkan dengan sebuah sekolah berasrama, ini lebih tepat di sebut sebagai mansion antik para bangsawan kerajaan.

"Heh, kita nyasar ke istana negara apa gimana," ucap Angel ternganga.

"Norak lo," kata Chiko lalu turun dari motor diikuti Dimas.

Mereka berjalan santai setelah memarkirkan motor. Halaman luas yang di kiri kanannya terdapat taman hijau dengan pohon yang terpangkas rapi, disertai air mancur dan patung wanita cantik, sangat memanjakan mata. Dimalam hari, cahaya dari lampu-lampu taman bersinar terang.

Mereka harus berjalan lurus sejauh seratus meter untuk sampai di pintu masuk yang dijaga oleh satpam yang terlihat seperti prajurit kerajaan.

"Kalian bukan siswa sekolah ini, ada urusan apa datang kesini?" tanya salah satu satpam tegas dengan tubuh tinggi tegapnya.

Dimas, Chiko dan Angel berdiri mematung dengan wajah cengo.

Dimas berkata datar, "kepo banget jadi satpam."

Chiko dan Angel membelalakan mata pada Dimas, lalu Angel mencubit perutnya gemas, namun ia heran kenapa perut Dimas begitu keras. Tanpa sadar ia merabanya.

Dimas menepis kasar tangan Angel lalu berkata, "minggir anjing."

"Pak, kami mau menemui teman kami yang berada di asrama, ada urusan penting. Tolong ijinkan kami masuk," ucap Chiko sopan.

Kedua satpam itu saling berpandangan, lalu satpam gundul yang berwajah mirip gangster berkata, "tidak bisa, orang luar tidak mendapat izin memasuki kawasan asrama."

"Ini penting, Pak!" Dimas menyalak dan merangsek maju, namun ditahan Chiko dan Angel.

"Tetap tidak bisa, silahkan pintu keluar disebelah sana," ucapnya sembari menunjuk gerbang keluar.

"Oke," kata Dimas, ia mengenyahkan tangan Angel dan Chiko, lalu berbalik diikuti kedua temannya itu.

Tiba-tiba Dimas balik badan dan berlari menarik Angel menuju satpam yang sudah kembali ke posisinya. Belum sempat satpam menahan, mereka berdua sudah berlari ke dalam.

"Hoy kalian berdua! Beraninya!"

Saat kedua satpam itu hendak mengejar, Chiko menahannya dan berujar, "kalo kalian ngejar mereka berdua, siapa yang jaga gerbang, masa saya?"

Kedua satpam itu berpandangan lalu memutuskan salah satunya mengejar mereka.

"Eh, tunggu, Pak!" Chiko berteriak.

"Apa lagi?" Satpam gundul itu bertanya galak.

"Motor saya nggak bisa nyala, bisa minta tolong nggak?"

"Ke bengkel sana!"

"Jauh Pak, sangar doang masa nggak bisa benerin motor," desis Chiko dengan nada mengejek.

"Nyusahin banget! Yodah buruan!"

Chiko tersenyum miring dan menuliskan pesan ke Dimas.

👤 Dimas
       Last 20 minute ago

Buruan <
                20.15   
   gue nggak bisa nahan nih algojo lebih lama lagi!
20.15   

       

LMAO GAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LMAO GAN

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang