SOMEDAY 21

18 17 1
                                    

SOMEDAY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SOMEDAY

21

KONSULTASI

     Gadis berpenampilan tomboy itu masuk kesebuah ruangan, ia berpakaian kaos pendek dipadu celana hitam dengan rambut panjangnya yang tergerai.

Dia duduk dengan kaki terbuka, sembari berbicara dengan dagunya bertumpu pada lengan di atas meja, "abis bangun tidur dada jadi sesak banget, kenapa ya?"

Cowok berpakaian serba putih itu menganggukkan kepala dan mencondongkan badannya ke depan Tania, ia berkata, "dadamu sesak ya, coba liat dadanya."

Tania berdiri sembari menggebrag meja, dia menuduh, "dasar mesum!"

Cowok itu mengerjapkan mata lalu melepas kaca matanya, dia melipat tangan di atas meja dan berkata, "saya ini dokter. Gimana mau diperiksa kalo nggak boleh dicek."

Tania gugup dan kembali duduk dengan salah tingkah, dia meringis, "maaf, Dok."

Selang beberapa menit Tania keluar dari ruang periksa, Lia langsung menghampirinya dan bertanya, "gimana hasilnya? Nggak papa kan? Nggak parah kan?"

Tania langsung memeluk Lia, membuat Lia semakin panik, dia meracau sembari menepuk punggung Tania, "ah, em, kamu tenang ya Tan, kamu pasti baik-baik aja. Jangan sedih, aku jadi ikut sedih nih."

"Gue nggak papa," ucap Tania.

"Iya kamu kan kuat," kata Lia sembari mengangguk.

Tania melepas pelukannya dan berkata, "sebenernya dada gue sakit setiap bangun tidur, gara-gara gue tidurnya tengkurap."

"Kok bisa sih?"

Tania meraba dadanya lalu beralih menatap dada Lia, dia berkata, "gara-gara nggak punya buah dada kali ya, gue iri sama punya lo."

Lia memukul pantat Tania dan merajuk dengan mata berkaca-kaca, "ih kamu mah! Kirain sakit serius kaya gagal jantung gitu! Aku udah mau nangis tadi."

Tania menarik tangan Lia dan memeluknya, katanya, "maaf ya udah bikin lo khawatir."

Lia menganggukan kepala sembari membalas pelukannya.

Tiba-tiba Lia melihat seseorang yang tampak familiar duduk di kursi tunggu, ia berkata sembari melepas pelukan, "itu kaya si dikel."

"Eh iya, Dimas kalo nggak salah, samperin yuk," ucap Tania.

Dimas memegang nomer antriannya dipanggil lalu ia mendongak saat Lia dan Tania datang menghampirinya.

"Dimas, mau konsul juga?" tanya Lia lalu duduk disebelahnya.

"Siapa lo?" tanya Dimas cuek.

Tania memukul kepala Dimas pelan lalu berkata, "sopan sama senior."

"Sorry, nggak kenal," ucap Dimas lalu berdiri menuju ruang dokter saat gilirannya dipanggil.

"Dia emang biasanya cuek gitu ya?" tanya Lia merasa dikacangi.

Tania mengangkat bahunya.

¤¤¤

     Dokter berkacamata itu menatap Dimas di kursinya, lalu berkata, "jangan pernah melewatkan obatmu, bahkan jika sekali saja akan sangat berbahaya."

"Ya," ucap Dimas lalu melenggang pergi dari ruangan putih itu.

Lalu ponsel pria bernama Zayn itu berdering, segera ia mengangkatnya.

"His condition worsened from the results of previous laboratory tests," ucap Zayn di ponselnya. || tl : Kondisinya memburuk dari hasil uji laboratorium yang sebelumnya.

"You keep an eye on that kid," ucap seorang pria dengan suara baritonnya di seberang telepon. || tl : Kau pantau terus anak itu.

"Yes, Sir."  Zayn menutup sambungan teleponnya sembari menghela napas.

"  Zayn menutup sambungan teleponnya sembari menghela napas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LMAO GAN

SOMEDAY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang