⚠️WARNING⚠️
Dilarang memplagiat ya gan
Cerita ini berkisah tentang seputar kehidupan sehari-hari Dimas dan Ega serta kawan-kawan yang baru memasuki dunia SMA. Perjuangan Ega yang menderita cinta bertepuk sebelah tangan dan Dimas yang menghadapi pen...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SOMEDAY
47
MENGGAPAI MU
Ega hanya sesekali bertemu Chiko saat menjenguk Dimas di rumah sakit. Sedangkan Angel, hampir setiap hari rutin bertemu dengannya. Namun, hanya sebatas itu.
Ega menatap Angel yang tengah menyemprotkan air ke bunga di vas kaca. Lalu beralih menatap Dimas.
Ega berkata dalam hati, "Angel udah sedeket ini, tapi gua nggak mampu menggapai dia. Apa yang harus gua lakuin, Dim?"
Ega berharap Dimas bangun dan memberinya solusi seperti biasa, tapi tentu saja itu hanya harapan belaka. Dimas masih ingin damai di tidur panjangnya.
Tiba-tiba Ega menarik Angel dan keluar dari ruang inap VVIP itu.
Angel menepisnya. "Lo kenapa sih?"
Ega meraihnya kembali sembari berkata, "gua laper, kali ini temenin gua makan."
"Apasih kaya bocah aja makan ditemenin," gerutu Angel.
"Gua rela jadi kaya bocah, kalo bisa bikin lu naruh perhatian buat gua," lirih Ega yang masih bisa didengar Angel.
Angel menatap punggung lebar di depannya dan terpaksa patuh ditarik Ega.
¤¤¤
Mereka berdua makan ketoprak di tempat langganan Ega, sekaligus tempat pertama ia mengajak seorang gadis pemarah menjadi temannya.
"Lu inget kan, dulu gua minta lu buat jadi temen gua di tempat ini," ucap Ega sembari mengaduk-aduk ketopraknya.
"Inget," kata Angel sembari bermain handphonenya.
Ega menurunkan handphone Angel sehingga mereka saling bertatapan.
"Gua tarik perkataan gua dulu," ucapnya dengan mimik wajah serius.
Angel menyangga dagunya dan menatap Ega sangsi. "Maksudnya lo nggak mau temenan sama gue lagi, gitu?"
Ega mengangguk.
"Ok, fine." Angel berdiri berniat pergi.
"Gua mau lebih dari sekedar temen," ungkap Ega membuat langkah Angel terhenti.
Angel menatap sekilas, lalu melenggang pergi sembari berkata, "oke, you are my bestfriend."
Ega menunduk sembari tertawa hampa. "Bestfriend katanya? Persetan!"
Ega menggebrak meja membuat beberapa bumbu terguling.
"Mas, jangan marah-marah atuh, nanti pelanggan saya yang lain kabur," ucap mang ketoprak.
"Sori Mang," katanya sembari menaruh bumbu ketempatnya lagi.
Mang ketoprak menghampiri Ega lalu menepuk punggungnya, dia berkata, "nek ora ono bahu nggo bersandar, esih ana ketoprak sing bisa di dhahar. Karna urip butuh panganan udu harapan."
Tl : "jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada ketoprak yang bisa dimakan. Karna hidup butuh makanan bukan harapan."
"Gua nggak paham, Mang," ucap Ega sembari menggaruk tengkuknya.
"Udah, ketopraknya dimakan dulu, khusus buat kamu mamang traktir," bisiknya di telinga Ega.
"Beneran Mang, kalo gitu nambah dong," ujar Ega sembari cengengesan.
Mang ketoprak melenggang pergi sembari ngedumel, "dikasih hati minta jantung, untung langganan, kalo bukan mamang ulek, nih."
Ega tertawa sembari melahap ketopraknya. Ia berusaha mengusir rasa tak mengenakan dihatinya, dengan tawa yang dipaksa.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.