noisy

1.1K 140 7
                                    

Vegas pov

Aku menatap lurus benda bulat yang sedang duduk sambil memegang mainan sapi berwarna putih dan hitam.

Arrghh!! Kalau saja pete tidak marah padaku, aku tidak akan sudi satu ruangan dengan bocah ini.

Aku juga tidak mengerti kenapa aku membenci anak yang sebenarnya lucu ini.

Apa karna ibu nya yang seperti setan? Atau karna dia mengambil pete dari ku?

Arrghh! Sangat membuat pusing.

"Hei! Kenapa menarik rambut mu seperti itu?" Ucapan pete membuat ku tersadar, aku bahkan tidak sadar jika aku menarik rambut ku.

"Ada apa? Kepala mu sakit? Mau aku ambilkan obat?" Tanya pete dengan khawatir. 

Benar, kepala ku sangat sakit karna banyak nya pikiran di otak ku.

"Vegas!" Pete mulai meninggikan suaranya. Aku melihat mata pete yang sangat khawatir kepada ku.

"Aku tidak apa pete. Hanya ada banyak pikiran dikepala ku. Tapi pete.. sepertinya kamu terlalu sering meninggikan suara mu pada ku sekarang. "

Orang yang kutatap hanya menghindari tatapan ku, dan berbicara dengan terbata bata.

"Ah, bukan begitu.. maksud ku.. maafkan aku, aku sangat khawatir tadi" Ucap nya sambil menundukan kepalanya.

Awww dia sangat lucu! Aku ingin memakannya sekarang juga.

Aku menarik tangan pete agar duduk disamping ku. Pete hanya menurut padaku seperti biasa.

Jika kalian melihat pete secara langsung, kalian pasti ingin membungkus nya untuk dibawa pulang.

Tapi itu tidak akan ku biarkan!

"Vegas, maafkan aku. Aku tidak sengaja tadi.."

"Pete, hanya minta maaf bukannya tidak cukup?" Kata ku dengan senyum kecil yang nakal.

Sebenarnya aku sangat rindu dengan tubuh pete. Hanya saja dokter melarang kami untuk melakukan hubungan intim selama beberapa waktu sampai aku pulih.

Bukan kah itu aneh? Aku tidak terkena tembak di bagian magnum ku, ia masih sehat saja.

Sepertinya dokter ini halu atau jangan jangan dia suka pete?

Dan bodoh nya, pete percaya kata dokter itu. Kami tidak berhubungan badan hampir setahun lamanya. Begitu sabar nya diriku.

(Vegas selalu minta ngelakuin dirumah sakit, tapi pastinya ditolak sama pete)

Pete secara tiba tiba mencium bibir ku, aku pun membalas hingga terjadi pertempuran sengit di dalam selama beberapa saat.

Yang kemudian berhenti karna rengekan monster kecil. Pete pun menghentikan ciuman kami dan menghampiri venice yang sepertinya sudah bosan dengan mainannya.

"Mengganggu saja!" Gumam ku yang sepertinya terdengar oleh pete, karna dia langsung melihat ku dengan tajam.

Pete menghampiri ku dan duduk di samping ku bersama dengan venice di pangkuan nya.

Anak itu memegang wajah pete sambil tersenyum lucu.

"Phi pete!!!" Terdengar suara teriak sangat keras dari luar.

"Ada apa macau? Jangan berlarian seperti itu!" Pete berteriak juga.

Aku ikut menengok ke arah yang pete lihat. Macau sedang berlarian seperti di kejar anjing.

"Phi pete! Aku lapar! Hehe" macau pun mengehela nafas sebentar dan tertawa. Anak gila, pikir ku.

"Kukira ada apa. Jangan lari lari seperti itu! Bagaimana jika jatuh lalu kakimu patah dan kepalamu terbentur batu! Aku juga pernah lihat kamu ngebut saat naik motor. It.."

"Phi pete.. aku lapar. Tadi aku ujian bahasa thailand. Saaangat sulit." Macau memotong ocehan pete dan langsung menggelendoti tangan pete yang kosong.

"Heyy! U're hand!" Ucap ku memperingati macau.

Macau melepas tangan pete sambil menunjukan lidah nya, meledek ku. Dan pete memberikan venice kepada ku.

Apa maksudnya ini?

"Pegang dulu. Aku akan menyiapkan makanan untuk macau sebentar. Kamu masih harus menjaga nya hari ini bukan?"

Aku hanya pasrah dan menggendong venice ke pangkuan ku.

Anak itu hanya diam. Aku juga hanya diam.

Begitulah kami berdua sampai pete datang dan membawa anak nya untuk tidur dikamar.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang