Start

923 139 13
                                    

Pete pov

( lanjutan dari intro di eps Move)

"Phi pete! Akhirnya kamu bangun! Aku sangat khawatir padamu!"

Macau memeluk ku. Aku masih berusaha membuka seluruh mataku.

"Dimana venice?"

Hal pertama yang aku tanyakan ketika aku sadar, pasti adalah venice.

"Dia sedang tidur disana."

Macau menunjuk box bayi di ujung kamar ku.

Aku melihat sekeliling kamar ku. Mencari seseorang.

"Phi vegas tidak disini."

Seperti mengerti maksud ku. Macau memberitahu ku. Membuatku tidak mengerti perasaan ku sekarang.

Rasanya, campur aduk.

Dimalam hari,  ketika aku sedang melamun. Aku mendengar ada suara knop pintu terbuka.

"Sudah makan nya, macau?"

Aku menengok ke arah orang yang kukira adalah macau.

Namun ternyata aku salah. Itu adalah porsche dan vegas.

Vegas hendak memegang tanganku. Namun ku tepis. Aku tidak ingin disentuhnya.

"Pete, kamu tidak apa? aku mohon maafkan aku." Vegas terus memohon.

Aku hanya mengabaikannya. Menatap bulan dilangit dari ranjangku.

"Pete. Jika kamu ingin marah, marah lah kepadaku. Aku yang mengajak vegas."

Aku hanya diam. Masih menatap bulan itu.

"Pete. Tolong jangan egois. Aku melakukan ini karna ingin mengungkap kejahatan korn." Porsche melanjutkan.

Tunggu, kenapa jadi aku yang egois?

"Pergilah. Lakukan pekerjaan kalian. Aku ingin istirahat."

Aku berbaring dan menutup seluruh tubuh ku dengan selimut. Yang kemudian aku buka ketika mereka sudah pergi.

Aku tidak tau bagaimana perasaanku.

Rasanya sangat kesal sekaligus sakit ketika melihat vegas lebih memilih pergi dengan orang lain. Ketimbang membantuku yang sekarat di tengah gudang sendirian.

Setelah seminggu mendapatkan perawatan dokter dan cinta dari semua orang.

Aku pergi ke rumah kakek dan nenek ku.

Meninggalkan macau bersama vegas.
Aku merasa, vegas juga harus ada yang menemani kan.

Aku hanya lulusan sma. Pekerjaan sangat sulit didapat. Tapi aku menemukan toko roti di tengah kota yang sedang mencari pegawai.

Aku bekerja disana sekarang. Berangkat di saat matahari bahkan belum keluar. Dan pulang ketika sore.

Memungkinkan aku untuk bermain sebentar dengan venice.

Ini juga sudah hampir sebulan aku di rumah kakek nenek ku.

Aku memblokir nomor vegas dan porsche. Aku tidak marah kepada mereka. Hanya tidak ingin bicara saja.

Tapi, aku masih berhubungan baik dengan macau. Kami sering vidio call ketika senggang.

Khun no terkadang juga menelepon ku. Arm dan pol juga sering mengirimi aku pesan. Dan khun kinn juga.

Tapi, aku tidak memberitau tentang pekerjaan ku yang sekarang. Kecuali kakek dan nenek ku. Bahkan orang di desa ku masih mengira aku bekerja dengan khun korn.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang