I'm lucky, because it's you

898 125 8
                                    

Aku bangun karna suara tertawa khunn yang sangat kencang.

Aku mengecek ponsel dan melihat sekarang pukul 8 pagi.

Hari ini aku harus bertemu dengan Edward Wall itu. Aku berhasil meminta bantuan koneksi ku disini. Walaupun aku harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.

Aku mandi. Dan memakai baju. Lalu keluar dari kamar.

Baru membuka pintu aku melihat pete yang sedang menutupi wajah nya yang sedang tertawa di lengan salah satu pengawal khunn.

"Pete." Aku memanggil nya.

Mood ku langsung jelek sekarang.

Pete langsung bangun. Dia masih tertawa ketika menghampiri ku.

"Kamu ingin berangkat? Hati hati!" Pete merapihkan kemejaku.

Aku hanya diam. Menatap nya. Apa yang dia lakukan tadi?

"Vegas, aku ikut!"

Aku melihat porsche yang sudah berpakaian rapi menghampiri ku bersama kinn.

Aku menatap kinn dan pete secara bergantian.

Aku mencium punuk kepala pete seperti biasa.

"Jangan nakal!" Pesan ku pada pete.

Aku dan porsche pun pergi.

"Kamu tau, suami mu mengajak pete pergi ketaman kemarin."

Aku memberi tau porsche tentang kinn dan pete. Sambil fokus ke menyetir.

"Ya. Aku sempat bertengkar. Dia bahkan melarangku menyobek foto bersama pete." Dia juga terlihat kesal.

"Mereka tidak akan selingkuh kan?"

Aku hanya penasaran dengan reaksi porsche. Juga memancing porsche agar lebih posesif kepada kinn.

Aku percaya pada pete. Ingat itu!

Tapi porsche hanya diam. Mengabaikan omonganku.

Hingga kami sampai di salah satu bar di luar kota London.

Aku masuk bersama porsche kedalam. Sangat banyak pengawal disini. Tapi ada satu orang yang menonjol.

"Morning mr. Edward." Aku menyapa orang yang ku pikir adalah Edward Wall.

"Mr vegas? Nice to meet u."

Dia hanya terlihat seperti orang tua yang ramah.

"Who this?" Dia menunjuk porsche.

"My bodyguard." Aku tersenyum sambil memperkenalkan porsche.

(Kata yang miring berarti dalam bahasa Inggris ya. Aku terlalu males buat translate. Haha peace!)

"Jadi, apa yang membuat mu kesini?" Mr. Edward meminum bir di tangan nya.

Dia terlihat keren. Aku baru lihat pria tua meminum bir satu botol hingga abis.

"Aku dari keluarga theerapanyakul. Kamu pasti pernah mendengar nya kan?" Tanya ku langsung ke intinya.

Kekurangan ku adalah aku tidak bisa basa basi.

"Ya. Kenapa?" Dia memberikan ku tatapan yang mengintimidasi.

Cukup menakutkan, tapi dia hanya pria tua.

"Aku hanya ingin tau sejarah keluargaku."

"Tanya saja kepada ayah mu. Oh! Aku lupa ayah mu sudah mati. Sorry! Hahahha"

Aku mengepal tangan ku. Ingin sekali meninju gigi palsu nya.

"Santai! Jangan marah. Hahaha. Aku pernah bekerja sama dengan keluarga mu dulu. Tapi, korn menghianati ku. Tapi aku tidak marah. Di dunia mafia memang tidak ada kata setia. Kamu ingin di hianati atau menghianati. Benar kan, mr vegas?"

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang