Please, believe me

1.1K 124 3
                                    

Setelah keheningan yang panjang, kami pun sampai dirumah. Pete langsung turun tanpa bilang apapun.

Aku juga turun dan masuk ke kamar ku. Pete tidak disana.

Sepertinya dia di kamar venice. Atau dapur? Aku turun untuk mengecek pete.

Di dapur aku menemukan pete yang sedang menyiapkan makanan. Aku menghampirinya dan memeluk nya dari belakang.

"Lapar? Duduk dan makan duluan saja. Aku akan mengganti popok venice terlebih dahulu." Ucap pete dengan sangat dingin dan melepaskan pelukan ku.

Ada apa? Dia beneran marah? Karna apa? Aku yang pergi dengan porsche atau aku yang tidak ingin bekerja dengan keluarga utama lagi?

Lelah mendengar pikiran ku yang terus berkelahi. Aku memutuskan untuk menghampiri pete dan bertanya langsung padanya.

Aku sudah di depan pintu kamar venice dan melihat pete yang sedang membereskan mainan venice yang berantakan.

"Tidak makan?" Tanya pete tanpa menengok ke arah ku. Sepertinya dia menyadari keberadaan ku.

Aku menghampiri nya yang masih memasukan mainan ke dalam tempat nya.

Aku mengangkat dagu pete agar dia menatap ku lalu mengambil kedua tangan nya yang sangat sibuk daritadi.

"Kamu marah karna aku pergi dengan porsche? Aku hanya melakukan beberapa pekerjaan dengannya. Tidak lebih." Aku mencoba meyakinkan nya.

Aku mohon pete, percaya padaku.

"Tidak. Aku tidak marah karna itu." Pete dengan berani menatap ku.

Aku hanya diam sambil terus memegang tangan nya. Aku tau pete belum selesai bicara.

"Kamu menutupi sesuatu padaku vegas. Aku bertanya pada khun kinn tentang pekerjaan apa yang dia berikan untukmu. Tapi khun kinn malah bingung dan bilang tidak memberikan pekerjaan apapun padamu." Jelas pete.

Aku sekarang mengerti kenapa dia seperti ini.

"Tunggu. Kamu kerumah keluarga utama tanpa memberitahu ku?"

Aku hanya ingin mengalihkan pembicaraan agar dia tidak bertanya apapun tentang pekerjaan ku.

"Yaa..? aku hanya penasaran tentang pekerjaan mu yang pergi setiap sore dan kembali pada malam hari." Pete berkata sambil memutar bola mata nya secara acak. Terlihat sangat panik.

Sekarang aku jadi paham kenapa kinn mulai mencurigai porsche. Itu karna istri ku yang sangat lucu ini.

Haha maaf porsche, istriku lebih lucu darimu. Jadi aku akan membela nya.

"Jadi apa yang kamu lakukan dengan porsche?" Sekarang pete mulai berbicara dengan cemberut.

Ya tuhan aku harus apa sekarang? Bagaimana melawan pete dengan mode sulking seperti ini.

"Porsche hanya bertanya tentang rekan kerja ku yang dulu. Sepertinya dia akan menjalin kerja sama lagi dengan mereka."

Ide itu muncul begitu saja. Cerdas nya aku.

"Ayo temani aku makan, pete. Kamu juga belum makan kan?" Ajak ku. Tidak bukan ajak, aku langsung menarik tangan pete.

Tentu saja pete mengikuti ku. Kami makan berdua dengan tenang, tanpa venice dan macau yang sedang tidak ada dirumah. Aku juga tidak tau kemana dia.
.
.
.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang