Just work

1K 128 7
                                    

Vegas pov

Aku menghirup rokok yang ada di tangan ku. Ntah sudah berapa banyak rokok yang aku hisap. 

Sementara porsche sedang mengobrak abrik mencari sesuatu dalam dokumen yang menumpuk di meja.

Ini sudah 1 bulan sejak kami menyelidiki khun korn. Tapi hasil nya nihil. Tidak ada kejanggalan sama sekali. Seperti khun korn bermain dengan sangat rapi.

"Berhentilah merokok dan bantu aku mencari petunjuk." kata porsche yang masih sibuk membuka dokumen satu persatu.

"Kamu saja tidak tau apa yang kamu cari kan? Kamu pikir khun korn akan membuat kesalahan dari benda yang sudah di cetak?" Porsche sangat lah naif.

Sepertinya, otak nya sudah tidak berfungsi sekarang.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Setidaknya berusaha kan? Kinn sudah mulai curiga dengan apa yang aku lakukan sekarang. Arrggh!! Aku sangat frustasi!"

Porsche bangun dan menendang setumpuk dokumen yang ada di dekat kaki nya.

Aku hanya meneruskan kegiatan ku dengan tenang.

"Sudahlah, aku akan pulang. Pete pasti sudah menunggu ku."

Aku berjalan sambil mengangkat satu tangan ku. Sebagai bentuk perpisahan.

"Vegas!" Porsche memanggil ku. Aku hanya menengok ke arah nya.

"Aku tidak bawa motor ku."

"Lalu?"

"Tolong antar aku pulang." Porsche meminta ku sambil menunduk. Menggerakan satu kaki nya seperti membuat bulatan di tanah.

Dia sangat lucu! Aku jadi rindu pete. Hahaha

Aku menghampiri dan menyentil kening nya. Dengan keras tentunya.

"Bodoh. Dia akan tambah curiga jika melihat kamu dan aku bersama." Kata ku dan berdiri disebelah nya.

"Antar aku sampai di tempat yang banyak taksi saja." Tawar porsche.

"Oke." Aku jalan ke arah mobil ku yang terparkir di halaman gedung yang terbengkalai. Porsche mengikuti ku di belakang.

Di pusat kota

"Aku akan turun disini." Ucap porsche sambil membuka pintu mobil ku.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Porsche? Sedang apa disini?"

Aku mendengar suara yang sangat familiar. Aku langsung melihat untuk mengkonfirmasi bahwa itu adalah pete.

Dan benar saja, itu pete. Aku membeku sebentar.

"Vegas? Kalian.." pete berbicara sambil menggerakan halus jari telunjuknya yang mengarah pada kami.

"Aku dan vegas ada pekerjaan disekitar sini. Aku akan pergi. Sampai jumpa pete!" Porsche langsung pergi.

Sial, dia meninggalkan ku begitu saja.

"Kamu sedang apa disini pete?" Tanya ku mencoba untuk tenang.

"Aku hanya ingin membeli bahan makanan yang habis. Kamu.. apa yang kamu lakukan disini? Bersama porsche pula?" Tanya pete. Dia masih didepan pintu mobil ku. Tidak masuk.

"Memangnya aku tidak boleh kesini bersama porsche?" Itu muncul dari mulut ku.

Aku saja kaget mengucapkan nya. Bodoh vegas!

"Apa?"

Aku melihat wajah kesal pete. Apa yang harus ku lakukan? Pikir vegas pikir!

"Seperti kata porsche, aku dan dia ada pekerjaan di sekitar sini. Kenapa Kamu tidak masuk? Masuklah." Kata ku masih mencoba tenang.

Pete masuk ke dalam mobil dengan kantong yang dia beli. Sepertinya sayuran dan buah. Serta cemilan manis miliknya.

"Kenapa kamu tidak membawa sopir pete? Sangat berbahaya keluar sendirian. Ini sudah hampir gelap loh."

Pete memang jarang menggunakan mobil dan lebih memilih menggunakan taksi.

"Jadi.. pekerjaan apa yang kamu lakukan dengan porsche? Kamu masih bekerja dengan keluarga utama?" Tanya pete dengan memajukan badan nya ke arah ku.

"Tidak.. hanya membantu porsche." Jawab ku singkat.

Bukan tidak perduli pada pete. Tapi mobilku sangat sulit untuk keluar.

Orang orang saat ini sangat gila. Mereka parkir memenuhi jalan.

Melihat pete yang hanya diam saja. Aku berinisiatif memulai percakapan.

"Kamu tidak membawa venice?"

"Venice tidur."

Kenapa jawabannya singkat? Bahkan pete tidak menatap ku dan hanya fokus pada jalanan yang sudah mulai lancar.

Apa dia marah?

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang