Even in another life, you're mine!

431 32 6
                                    

Vegas pov

"Minggir!!" Teriak ku dengan frustasi pada mobil bodoh didepan ku.

Taman di pusat kota hanya berjarak 15 menit dari rumah ku, tapi kenapa rasanya seperti 15 jam?!

Begitu sampai, aku langsung memarkir mobil ku dengan asal dan mencari pete di sekitar taman. Hingga aku menemukan nya.

Aku melihat nya sedang berciuman dengan kinn di salah satu kursi di taman.

Ini adalah kesempatan ku untuk memergoki nya yang sedang berselingkuh, bukan?

Atau, harusnya aku menghampiri nya lalu menarik pete dan mengunci nya dikamar dengan tangan yang terborgol.

Lalu kenapa aku malah bersembunyi dibelakang semak-semak ini dan melihat mereka dari jauh?!!

Setelah beberapa saat mereka berciuman seperti bajingan mesum, kinn pergi begitu saja meninggalkan pete.

Pete hanya diam memandang punggung kinn yang semakin jauh dari nya.

Baru lah saat itu, aku pergi menghampirinya.

"Pete."

Panggilan ku sepertinya menghentikan lamunanan nya. Dia dengan cepat membuka ponsel nya dan mengetik sesuatu disana.

Aku duduk disamping nya dan mengintip apa yang ada di dalam benda kotak miliknya.

"Sial." Umpat ku setelah melihat apa yang dia ketik di ponsel nya.

Mendengar itu, pete menengok kearah ku. Tatapan kami saling beradu sekarang.

"Ini sudah larut. Mari kita pulang." Ucap pete yang langsung pergi menuju tempat dimana dia memarkirkan mobil nya.

Aku mengikuti pete dibelakang nya.

Perjalanan kerumah hanya diselimuti oleh keheningan dimobil.

Tidak ada satupun dari kami yang membuka mulut bahkan untuk menanyakan keadaan satu sama lain.

Setibanya kami dirumah, Pete langsung masuk kedalam kamar, membuatku ikut menyusul nya.

Pete langsung membaringkan tubuhnya, bahkan dia tidak membuka sepatu nya.

Aku duduk didekat kaki nya dan membuka sepatu yang dikenakan nya.

"Pete." Panggilku untuk memecahkan keheningan.

Suasana ini sangat tidak nyaman untuk ku. Kenapa dia diam saja?

"Maafkan aku." Lanjut ku. Aku merasa suaraku sedikit serak.

Pete tidak menjawabku. Apa dia tidur?

Aku naik keatas kasur dan membaringkan tubuhku di samping nya.

"Apa pipi mu sakit? Aku sungguh minta maaf." Ucapku sekali lagi. Aku bahkan tidak berani untuk menyentuhnya karna merasa bersalah padanya.

"Tidak perlu minta maaf. Aku yang memukul mu duluan. Kamu hanya melindungi dirimu. Tapi aku tidak akan minta maaf karna telah memukul mu."

Pete menjawab tanpa menggerakan badan nya sedikit pun.

Keheningan singkat memenuhi kamar gelap ini lagi. Hingga pete membalik badan nya dan menatapku.

"Vegas, aku bukan orang baik. Aku akan memukul siapapun yang membuatku marah. Kamu masih memiliki kesempatan untuk menjauh dariku." Ucap pete dengan mimik wajah yang serius.

Namun, mataku terfokus pada pipi lebam bekas pukulan ku tadi.

Walaupun tidak terlalu terlihat karna gelap, aku bisa melihat luka itu dengan jelas karna perasaan bersalah ku.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang