DejaVu

1.3K 138 0
                                    

Pete pov

Aku terbangun karna terkejut mendengar tangisan yang sangat keras.

"Sayang.. maafkan aku. Apa kamu sudah lama menunggu ku?"

Aku menepuk pantat anak kecil itu dengan pelan sambil memberi nya satu botol susu berharap tangisan nya mereda.

Setelah itu, venice yang terbangun karna lapar pun sudah meresa kenyang karna susu yang sudah aku berikan. Aku melihat jam dan sudah pukul 11 siang.

Aku mengambil ponsel ku dan mengetik nama vegas disana. Aku hanya ingin mengingatkan nya untuk makan dan minum obat. Serta bertanya tentang pekerjaan nya.

Namun vegas tidak membalasnya, sepertinya dia sangat sibuk. Aku berharap dia tidak melewatkan waktu makan nya.

Ditengah kekhawatiran ku pada vegas, aku melihat chat dari khun no di notifikasi ku.

Khun no: "pete.. ayo datang ke keluarga utama sekarang. Aku ingin membuat pesta minum teh untuk venice."

Pesta minum teh? Aku tidak yakin itu hanya pesta minum teh biasa. Tapi, aku juga bosan hanya berdua dirumah bersama venice. Walaupun ada beberapa pengawal disini, tapi tetap saja! Mereka bahkan tidak berani bicara kepadaku!

Aku pun mempersiapkan kebutuhan venice sebelum berangkat. Aku juga tidak lupa meminta vegas agar memberi kabar jika dia sudah selesai dengan urusan nya.

Aku langsung meminta sopir untuk mengantar ku dan venice ke keluarga utama.

Di kediaman keluarga utama

Aku turun didepan mansion besar yang dulu nya adalah tempat ku bekerja. Tepat di halaman depan, aku melihat khun no, pol dan arm sedang duduk diatas tikar yang penuh dengan makanan ringan dan berbagai minuman, jika aku tak salah lihat, sepertinya ada alkohol disana.

Pesta minum teh macam apa ini.

Aku pun melangkah dari mobil ku sambil membawa venice di gendongan ku serta tas kecil kebutuhan venice di pundak ku.

"PETE!!!" teriak khun no sambil melambaikan tangan dengan semangat.

Aku mengambil tangan venice dan melambaikan tangannya sebagai tanda aku mendengarnya, agar dia berhenti.

Aku pun duduk di atas tikar. Venice langsung diambil dari tangan ku oleh pol.

"Khun no, bukankah ini terlalu banyak?" Tanya ku sambil melihat sekeliling.

Bagaimana tidak, banyak lampu yang menggantung dengan menyala padahal ini masih siang, ada banyak foto venice yang dipajang di antara pohon, aku sendiri tidak tau itu pajangan atau bidik latihan senjata api.

"Berlebihan? Ini bahkan kurang menurut ku! Aku mendapatkan ide ketika baru bangun dan langsung mengirim pesan kepada mu! Huh!! Arm dan pol tidak bisa memenuhi keinginan ku!! Aku ingin pohon cemara di tengah!!"

Ketika melihat khun no yang sudah marah, aku buru" mengubah topik agar ia lupa.

Aku sangat menikmati waktu saat ini. Ini sudah sangat lama sejak aku berhenti dari pekerjaan ku.

Rasanya seperti sedang menjadi pengawal khun no lagi.
.
.
.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang