Welcome London!

893 102 3
                                    

Di bandara

Aku mengambil penerbangan di malam hari. Agar sampai ketika matahari sudah cerah.

Ketika aku, pete, macau dan venice sedang menunggu. Aku mendengar ada yang memanggil nama pete dengan keras.

Membuat kami menoleh ke sumber suara.

"Peteee! Aku ikuttt"

Itu khun. Tunggu, ada porsche dan kinn. Serta 2 pengawal khunn. Aku lupa siapa namanya.

"Khun no, kamu akan pergi bersama kami?"

Pete bangun dan menghampiri khumn. Dia sempat memberikan venice kepada ku.

"Kenapa kamu mengambil penerbangan malam si! Buat kami jadi buru buru!"

Pete semakin bingung sekarang. Sebenarnya aku juga bingung.

Aku melihat ke arah macau, dia sedang menekuk wajah nya.

Kita semua menunggu di tempat yang sama. Terasa seperti ingin piknik ketimbang bekerja sekarang.

"Phi pete! Kenapa tidak bilang jika orang itu ikut! Aku akan pergi sekarang!"

Macau mulai merajuk sekarang. Dia bangun dan menunjuk khunn.

Khunn tentu tidak terima.

"Apa maksudmu orang itu?! Aku phi mu!"

"Macau, sudah cukup. Duduk dulu. Lebih ramai kan lebih baik." Pete secara baik baik mencoba menenangkan macau.

Yang lain hanya menonton perselisihan ini. Termasuk aku yang sedang memberi susu ke mulut venice.

"Aku tidak mau! Aku akan pulang sekarang!"

Macau mencoba pergi namun tangan nya ditahan pete.

"Pulang sana, dasar anak manja!" Khunn terus saja. Tidak mau kalah.

"Macau! Jangan seperti anak kecil! Duduk sekarang!"

Aku sudah lelah mendengar omong kosong ini.

Macau mendengarkan ku. Dan duduk dengan pete yang masih memegang lengan nya.

.
.
.

Kami sudah sampai di ibu kota Inggris. London.

Kami pergi dari bandara dengan taksi ke rumah milik ayah ku di Inggris.

Setelah sampai di Canary Wharf (komplek bangunan di daerah london), aku bingung kenapa mereka ikut kesini juga.

"Phi! Untuk apa kalian ikut ke sini?"

Aku bertanya pada mereka dengan pete yang menyikut lengan ku.

"Tentu saja beristirahat."

Mereka turun dan membawa barang mereka masuk ke rumah.

Apa apaan ini.

"Sudahlah. Sepertinya rumah ini juga cukup untuk kita tempati bersama."

Pete mengelus punggungku. Aku hanya menatap nya dan mengajak nya masuk.

Memang. Rumah ini cukup besar. Namun hanya ada 3 kamar. 1 di bawah dan 2 di atas.

Jadi, kami membagi kamar dengan aku, pete dan macau serta venice dikamar bawah.

Kinn dan porsche di kamar atas, serta khun dan 2 pengawalnya disebelah kamar kinn.

Aku masuk ke dalam dan melihat kasur besar. Tapi tentu tidak muat untuk ber empat.

Akhirnya aku istirahat di sofa di dalam kamar.

"Vegas, jika sudah tidak nyaman kita gantian saja ya."

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang