Move!

4.6K 207 5
                                    

Aku membuka mata ku dengan sulit karna cahaya yang menusuk langsung ke mata ku.

Oh, dimana aku? Sambil melihat dan mengamati sekitar aku melihat laki laki muda yang sedang tidur di sofa dengan tangan melipat diatas dadanya, sepertinya aku mengenal nya, ah benar, itu adalah macau, adik kecil dari suamiku, vegas.

Lalu aku menyadari aku berada dirumah sakit, diatas ranjang lebih tepat nya. Kemudian kenangan malam tadi teringat di otak ku. Kenangan buruk yang sangat ingin aku lupakan.

Bagaimana tidak, orang yang paling aku sayang dan orang yang paling aku percaya menembak ku -ya walaupun bukan dibagian berbahaya- mereka bahkan meninggalkan ku sendiri di gedung dingin, ntah siapa yang membawa ku ke sini, tapi kurasa aku tau siapa orang nya.

.
.
.

Satu tahun yang lalu

Setelah vegas diijinkan oleh dokter untuk pulang, aku pun membereskan barang barang milik ku dan vegas serta venice. Kami dirumah sakit sekitar 1 tahun lamanya, dan itu membuat barang kami sangat banyak terutama milik venice. Aku melipat baju kemudian memasukkan nya kedalam koper besar agar bisa muat menjadi satu.

Setelah selesai aku membangunkan vegas yang dari siang tadi sudah tidur karna efek dari obat yang ia minum.

"Vegas.. vegas.. ayo bangun, sudah saat nya kita kembali kerumah" aku memanggil nya sambil menggoyang kecil badan vegas agar tidak menyakiti nya.

"Pete.." orang itu bangun dan mencoba untuk membuka mata nya yang sulit dibuka karna cahaya yang langsung menusuk matanya. "Jam berapa sekarang?" Ia melanjutkan setelah berhasil membuka matanya.

"Jam 3 sore. Ayo bangun, sebentar lagi nop akan menjemput kita" kata ku sambil bangun dari bangku yang ada di sebelah ranjang vegas.

Tapi, vegas menarik tangan ku dan membuat ku duduk kembali. "Apakah aku tidak dapat morning kiss?" Dengan nada nakal dia mengatakan itu.

"Ini bahkan sudah lewat tengah hari vegas." Aku menjawab dengan nada kesal padahal aku sangat malu. Masih dengan tangannya yang menggenggam tangan ku, dia menatap ku dengan mata yang sangat berbinar.

Hahh.. bagaimana mungkin aku bisa menolak nya, bukan karna mata berbinar nya, tapi aku juga ingin mencium nya HAHA.

"Baiklah. Sini." Aku mendekatkan bibir ku ke bibir nya, kemudian mengecup dengan lembut bibir manis nya. Lalu dibalas dengan senyuman dan ciuman di kening ku.

"Aku, mencintai mu pete." Hanya 3 kata tapi berhasil membuat ku hampir meledak seperti bom. Sebelum meledak, aku harus langsung pergi menjauh dari api, bukan begitu?

Aku pun pergi ke arah anak ku dan sesekali melihat kebelakang, wahh aku sangat kesal melihat senyuman vegas yang nakal seperti itu.

Aku menggendong anak ku dan membawanya menuju ayahnya -yang sebenarnya kakak tirinya- dari anak ini. Seperti biasa, vegas enggan melihat atau bahkan menoleh anak lucu ini. "Ah! Jauhkan dia dari diri ku!" protesnya.

"Vegas, jang.. " Sebelum aku menyelesaikan kalimat ku, aku mendengar pintu terbuka, dan menengok ke arahnya.

Lihat siapa yang datang, aku yakin mood vegas akan lebih buruk melihat nya.

"Petee...! Kamu akan pulang hari ini kan? Kamu akan pulang ke keluarga utama kan? Ayoolah pete! Vegas sudah sehat, dia tidak perlu dijaga lagi!" Suaranya menggelegar hingga memenuhi ruangan.

Itu adalah khun, boss ku dulu sebelum aku keluar dan memilih hidup bersama vegas. Khun no sering datang ke rumah sakit, bukan untuk melihat vegas tapi melihat ku, atau sesekali venice.

Aku adalah bodyguard yang paling dia sukai, itulah kenapa dia tidak melepaskan ku.

"Pergilah, phi. Pete milik ku sekarang." Vegas tanpa menengok ke arah khun berkata seperti itu dengan dingin. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku sangat frustasi, aku tau akan ada peperangan mulut sebentar lagi.

"Pete milik ku!!" Seperti yang ku duga, khun no berteriak hingga membuat venice yang ku gendong menangis.

"Khun no, aku akan kembali ke keluarga minor. Aku sudah tidak bisa ke keluarga utama. Aku sudah keluar, khun no" aku berbicara dengan sangat lembut, berharap ia mengerti.

"Kamu berubah pete!" Setelah berbicara seperti itu khun keluar dan diikuti arm dan pol dibelakang nya.

Aku pun mencoba menenangkan venice yang masih menangis daritadi.

"Anak itu apakah tidak bisa diam bahkan sehari" mendengar vegas berbicara seperti itu aku langsung menatap nya tajam.

Aku menaruh venice yang sudah tertidur karna ku beri susu kedalam box tidur nya, dan langsung berjalan ke arah vegas.

"Vegas, jangan bicara seperti itu tentang venice. Jangan membalas khun no juga. Biarkan saja orang itu mengoceh tentang apa yang dia mau" kata ku.

"Jadi itu salah ku?" Jawabnya dengan suara sedikit kesal.

"Orang itu selalu datang dan membuat ruangan menjadi berisik. Serta, iblis kecil itu selalu menangis. Aku ingin ketenangan bersama mu pete. Kenapa selalu ada yang mengganggu? Sudah seperti itu, kamu malah menyalahkan ku." Lanjut nya.

Ohh tuhan, ini tambah rumit. Aku pun mengehela nafas dan memijat tangan orang yg sedang merajuk saat ini

"tidak, bukan begitu." Kataku dengan suara putus asa.

"Baiklah. Mari ganti baju mu. Sepertinya nop akan sampai."

Aku membuka baju rumah sakit yang vegas gunakan, mengganti nya dengan kemeja satin berwarna maroon yang biasa ia gunakan.

Dia terlihat sangat tampan seperti biasanya. Tidak lama setelah itu nop datang dan membantu membawa barang yang sudah kurapihkan.

Kami pun berangkat ke rumah keluarga minor.

.
.
.
.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang