a Plan

434 60 2
                                    

Vegas pov

Selama seminggu ini aku semakin sibuk. Berangkat pagi lalu pulang di sore hari.

Dan ketika malam hari setelah pete tidur, aku masih harus mengerjakan pekerjaan ku.

Seperti sekarang, aku sedang duduk bersama beberapa orang penting.

Sedikit membosankan, beruntung ini selesai dengan cepat.

"Sampai berjumpa dipertemuan, khun vegas!"

Aku mengangkat tangan sebagai tanda perpisahan.

Sedikit bingung karna dihari yang sama dengan pertemuan nanti, aku memiliki kegiatan lain.

"Khun vegas, pete terus memberiku pesan."

Aku mengambil ponsel dari nop, dan membuka pesan dari pete.

Pete: "vegas! Kamu memblokir nomor khun no di ponselku?!"

Pete: "bahkan arm dan pol juga?!"

Pete: "khun kinn dan porsche adalah pasangan! Kenapa kamu memblokir mereka juga?!"

Vegas: "aku tidak memblokir porsche, kamu memblokir nya sendiri."

Pete: "aku sudah membuka blokir nomor porsche ketika membuka blokir dari nomormu!"

Vegas: "begitu? Berarti aku yang memblokir nya."

Pete: "kamu seperti bajingan mesum!"

Vegas: "kamu memakiku?"

Pete: "Tidak, itu salah kirim."

Salah kirim apa nya? Sepertinya aku akan mendapat hadiah malam ini.

Aku tersenyum kemudian menyimpan kembali ponsel di saku ku.

"Khun vegas, bagaimana rencana bertemu khun Mark? Kurasa khun Mark tidak bisa menunggu lagi."

Nop berjalan satu langkah dibelakangku untuk menuju ke parkiran.

"Aku juga sudah tidak bisa menunggu. Bagaimanapun, Mark lebih penting bukan? Aku ingin melewatkan pertemuan itu, tapi sepertinya pertemuan itu akan sangat membantuku dimasa depan."

Aku berbicara dengan sesekali melihat kebelakang. Aku membutuhkan masukan sekarang.

Jika ada ayah, pasti akan mudah.

"Bagaimana jika khun macau?" Nop menyamakan langkah nya denganku. Membuat nya berada di sampingku sekarang.

Aku berhenti berjalan kemudian berpikir.

Anak itu sekolah di bidang bisnis, tapi seperti tidak tertarik dengan bisnis.

"Sepertinya macau tidak akan mau. Tapi akan aku coba."

Kami tiba di parkiran dan pergi untuk pulang kerumah.

Tidak seperti yang lain, aku selalu ke basement dan tidak menunggu di lobby, alasannya.. tidak ada, hanya ingin.

Ketika dirumah, aku melihat pete yang sedang tersenyum menatap ponselnya.

Aku mengambil ponsel nya dan duduk di samping pete.

"Kamu sudah pulang? Bagaimana hari ini?"

Pete berbicara dengan sangat bersemangat. Senyuman nya tidak luntur bahkan ketika aku merebut ponsel nya.

"Good. Mari kita lihat apa yang ada di ponsel mu hingga tersenyum seperti tadi."

Aku membuka ponsel pete, dia sedang melihat vidio venice yang sedang bernyanyi.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang