Chocolate

1.1K 132 1
                                    

Sudah hampir 1 jam aku duduk sambil melihat layar ponsel ku. Pete juga belum kembali dari tadi.

Aku memijat pelipis ku yang sudah sangat sakit sedari tadi.

Ini semua karna porsche yang memberi tahu ku untuk mempercepat rencana nya. Sebelumnya aku sudah diberikan foto yang sama dengan yang di kantor ayah ku.

Porsche juga memberi ku selembar kertas dengan sidik jari dewasa dan anak kecil.

Dia juga menceritakan tentang ingatan nya yang sama dengan apa yang dikatakan ayah ku sebelum ditembak khun korn.

Orang suruhan ku juga sudah memberi aku informasi tentang inspektur kepolisian yang bertugas ketika ibu dan ayah porsche kecelakaan.

Aku hanya melakukan apa yang porsch katakan. Sebenarnya, aku tidak tertarik dengan ini semua.

Ini hanya membuat kepala ku pusing.

Porsche: "bagaimana hasil nya?"

Porsche memberi ku pesan lagi.

Vegas: "dia bilang kim sudah pernah kesana sebelum nya dan menanyakan hal yang sama. Sepertinya dia sedang menyelidiki nya juga."

Porsche: "kim? Lalu apa yang dikatakan inspektur itu?"

Vegas: "khun korn yang menyuruh nya untuk melupakan peristiwa itu. Dan memberi imbalan kepada keluarga inspektur itu setiap bulan."

Porsche: "baiklah."

Sekali lagi aku memijat pelipis ku. Kapan ini akan berakhir?

Lamunan ku terhenti ketika pete menepuk bahu ku dan duduk disebelah ku.

"Porsche?" Tanya pete sambil memasukkan benda bulat ke dalam mulut nya. Sepertinya itu coklat.

"Apa yang kamu bicarakan dengan porsche hingga kamu memijat pelipis mu seperti itu?" Lanjut pete menatap ku, ia juga masih terus memasukan coklat ke mulutnya.

"Hanya pekerjaan biasa yang membuat sakit kepala."
Jawab ku meyakinkan pete.

"Vegas.. mau coklat?" Pete memberikan satu butir coklat kepadaku.

Aku sangat bersyukur dia tidak tertarik dengan pekerjaan ku dan porsche saat ini.

"Vegas.. jangan sembunyikan apapun dari ku ya." Pete berbicara dengan senyum manis yang menghilangkan mata nya.

Aku jadi merasa sangat bersalah sekarang.

Aku hanya diam.

"Pekerjaan dengan khun thorn bagaimana?" Tanya pete. Matanya berfokus pada coklat yang di pegang nya.

Aku merasa dia sebenarnya tidak tertarik dengan khun thorn.

"Ah benar pete. Aku boleh minta tolong kepada mu? Berikan dokumen kepada keluarga utama. Aku ada pekerjaan penting nanti." Pinta ku pada pete.

Pete menyatukan alis nya, sepertinya bingung namun tetap mengiyakan permintaan ku.

Aku pun bersiap untuk pergi bertemu porsche. Sebenarnya kami selalu bertemu di tempat biasa setiap sore. Untuk membicarakan misi kami yang ingin menculik khun korn.

Itu adalah ide porsche. Bukan kah itu sangat gila? Maksud ku apa korn akan membicarakan yang sebenarnya kepada kami?

Sebelum kepala ku meledak disini dan akan membahayakan pete. Aku pergi membawa mobil ku sendiri. Tanpa nop atau pengawal lain nya.
.
.
.

It's over.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang