"Seneng? Suka? Begini cara hidup kamu?"
Zemaya benar-benar marah dengan pria itu, suaminya, teman tidurnya.
"Ema-"
Zema menonjok wajah perempuan yang berada di kamar hotel bersama suaminya itu. Amarah mencapai puncak kepala Zema saat ini.
"Astaga, Ema—"
"Diam kamu! Diam di sana!" seru Zema.
Sosok Zema yang sekarang menjambak rambut si wanita bukanlah Zema yang biasanya mengikuti arahan Hugo.
"Kamu lihat, Go? Aku bisa melakukan kekerasan kalo aku mau. Aku benci banget sama kamu yang membandingkan aku. Kamu memilih cerita sama wanita lain. Aku benci banget sama sikap kamu yang cuma pake aku sebagai teman tidur! Aku nggak suka wanita ini denger semua curhatan kamu, apalagi tentang aku!"
Zema menangis dan menghempaskan kepala si wanita yang memilih menjadi pihak tersakiti.
Tatapan Zema terarah pada suaminya. Hugo menatap istrinya dengan takut.
"Karena kamu ngerasa aku terlalu pasif. Aku tunjukkan keaktifan aku sekarang." Zema mengusap hidungnya yang berair. "Asal kamu tahu, Go. Aku nyesel selalu nurut sama kamu sampe aku hamil anak kamu!"
Hugo tersentak. "Ema? Kamu hamil?"
Zema melemparkan vas bunga ke arah Hugo dan berteriak. "Sebentar lagi aku nggak akan hamil lagi. Aku akan gugurin janin ini! Kamu denger itu, Go? Kamu akan lihat seberapa aktif aku bisa menghabisi nyawa janin ini!"
Tidak! Hugo tak mau Zema melakukan itu. Namun, bagaimana caranya supaya Zema tidak melakukan inisiatif berbahaya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur [TAMAT]
General Fiction[Baca lengkap di Karyakarsa 'kataromchick'] Kashihugo Bijaksana dan Zemaya November adalah pasangan yang unik. Keduanya memiliki nama yang akan menjadi bahan perbincangan-ejekan-orang. Orang tua yang saling melengkapi; orang tua Hugo begitu ramai, d...