9/2 ; Zemaya

4.5K 1K 26
                                    

Zema tidak heran dengan sifat Hugo yang suka menanyakan 'jatah' disaat mereka berdua saja. Apalagi memerlukan lebih dari satu minggu Hugo menahan diri. Hugo juga biasanya hanya menahan diri ketika Zema memang sedang berhalangan saja. Tidak heran pertanyaan semacam ini akan dilontarkan oleh Hugo. Pria itu pasti sudah menahan diri dengan kuat untuk kebutuhan fisiknya.

"Puasa itu harusnya dilakukan selama satu bulan. Emangnya kamu udah satu bulan puasa?" balas Zema yang sengaja membuat suaminya semakin tersiksa.

"Sebulan itu juga bukan berarti nggak ada jadwal buka puasanya, kan? Aku hitungannya nggak dapet jatah buka puasa selama seminggu."

Dalam kasus ini, banyak sekali alasan yang bisa digunakan oleh Hugo. Pria memang memiliki banyak akal untuk melakukan hal semacam ini. Giliran diakali oleh perempuan, malah mendadak bodoh.

"Aku nggak bisa kasih kamu jatah, Go. Kamu masih sakit."

Hugo langsung terpancing dengan alasan Zema. Pria berdiri dan menggerakan seluruh badan untuk menunjukkan pada Zema bahwa dia baik-baik saja.

"Aku sehat, nih!" Hugo benar-benar terlihat tidak bisa menahan diri untuk diberi jatah. "Lihat, kan? Lihat? Aku sehat, Em. Aku nggak apa-apa. Aku bisa lakuin hal itu sama kamu."

Zema masih menggelengkan kepala. Dia ingin menyiksa Hugo hingga tidak bisa melakukan apa-apa.

"Maaf, Go. Ini demi kebaikan kamu. Kalo kamu dalam kondisi nggak habis terluka, aku pasti mau. Tapi kamu dalam kondisi begini. Aku nggak mau terjadi apa-apa sama kamu."

Hugo masih berusaha untuk mendapatkan kesempatan dari istrinya. Yang dilakukan pria itu adalah bergerak push up untuk menunjukkan tidak masalah bagi pria itu untuk melakukan gaya bercinta nantinya.

"Nih, aku-- aaah!"

Zema langsung menutup mulutnya yang melihat tubuh suaminya terguling ke samping. Dia segera bergerak untuk membantu Hugo.

"Aku bilang juga apa! Kamu belum sehat sepenuhnya. Kayak gini masih mau ngotot?"

"Ini ... aku udah jarang olahraga makanya jadi begini. Salah posisi tadi, aku nggak apa-apa, kok. Beneran aku baik-baik aja, Em."

Zema tidak mempedulikan ucapan suaminya yang terlalu menginginkan sesi bercinta. Yang Zema lakukan segera adalah membantu memapah tubuh suaminya ke kasur dan memaksa Hugo istirahat di sana.

"Jangan bergerak kalo kamu nggak mau makin banyak urat yang terkilir. Silakan kamu gerak, tapi aku nggak akan mau ngurusin kamu kalo terjadi apa-apa."

Hugo memasang wajah kecewa, tapi Zema tidak akan memberikan apa yang pria itu mau dengan cuma-cuma. Hugo tidak akan mendapatkan keinginannya jika pria itu tidak berusaha keras mendapatkannya. Maafin aku, Go. Kamu nggak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan gitu aja.

"Terus, kamu mau apa, Em? Nyewa penginapan begini kalo bukan buat bulan madu, terus mau buat apa?"

"Untuk kamu mendengarkan keluh kesah aku sebagai istri kamu. Dan aku mendengarkan penjelasan kamu sebagai pria yang menyakiti aku."

Hugo mengacak rambutnya dan begitu bingung harus melakukan apa.

"Aku nggak berniat menjadi suami yang jahat, Em. Aku akan memperbaiki diri. Maafin aku, ya, Em?"

Zema hanya bisa mengangguk karena memang tidak ingin pembicaraan itu kembali diulang-ulang. Dia menyingkir untuk menyibukkan diri sendiri.

"Aku mau ngurus sesuatu, kamu tidur aja, Go."

Hugo tidak membiarkan Zema untuk melakukan kegiatan yang akan membuat perempuan itu sibuk sendiri.

"Aku nggak ngerti kenapa kamu sibuk buat mengindari aku, Em." Pria itu mencekal pergelangan tangan istrinya.

"Kamu mau aku bicara apa sama kamu? Atau ada yang kamu butuhin? Aku nggak berusaha menghindari kamu. Aku cuma mau kamu banyak istirahat."

Hugo mengernyit tak nyaman. "Aku nggak butuh apa-apa, aku cuma butuh kamu buat nemenin aku di sini."

"Oke. Aku bakalan temenin kamu setelah aku cek sesuatu dulu."

"Apa yang mau kamu cek sampe segininya? Kamu punya sesuatu yang kamu rahasiakan dari aku?" tanya Hugo.

Zema menghela napas. "Aku lagi kebanjiran orderan. Aku harus libur di toko online yang aku punya, padahal pengiriman harus tetap jalan."

"Kamu usaha online apa? Kenapa aku bisa nggak tahu?"

"Coba kamu ingat lagi, apa pernah kamu peduli sama usaha yang aku lakuin? Kamu sibuk sama usaha mebel kamu, dan sibuk ngobrol sama teman-teman kamu."

Hugo tidak melanjutkan. Zema memang sengaja tidak memberitahu memiliki usaha online menjual merchandise lucu dengan range harga yang bermacam-macam. Tentu saja dengan jumlah barang yang tidak selalu ready, orang menjadi menunggu-nunggu. Jumlah permintaan dari DM Instagram membludak dan Zema masih belum bisa mendesain koleksi terbaru untuk pelanggan tetapnya karena permasalahan rumah tangga.

"Kerjain aja di sini. Aku mau lihat kamu kerja sambil nungguin aku."

Meski malas, Zema tetap melakukannya. Hugo yang manja tidak akan menjadi penghalangnya untuk mendapat uang agar masuk ke rekeningnya sendiri.

Teman Tidur [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang