Teman Tidur [TAMAT]

17.2 ; Zemaya

Zema memesan beberapa makanan yang memang  suaminya suka dari aplikasi online dan menatanya di meja kecil yang ada di kamar mereka. Siasat Zema bukan untuk mengerjai atau sekadar menggoda suaminya saja. Dia mulai memikirkan banyak hal saat Hugo tidak ada di rumah dan sibuk di pabrik. Tangannya yang bergulir di media sosial tak sengaja membuat matanya terkunci pada salah satu postingan yang tidak sengaja ada di sana. Entah bagaimana caranya, tapi yang jelas postingan tersebut berisi gambar animasi di mana bagian tubuh si wanita menjadi tempat terhidangnya makanan. 

Zema tahu dari caption yang terdiri dari huruf kanji tentu saja berasal dari ilustrator Jepang. Dia tidak heran bahwa orang Jepang memiliki fantasi yang unik mengenai gaya bercinta. Justru yang membuat Zema heran adalah kenapa postingan itu bisa berada di sana? Tentu saja karena mendadak memiliki ide yang mengait di kepala, Zema mengamati gambar tersebut dan memiliki tujuan besar. 

Zema memiliki tujuan besar yang intinya, dia akan mulai menyelingi aktivitas bercinta mereka dengan gaya yang unik dan tidak biasa-biasa saja dari sebelumnya. Tidak harus setiap saat ketika mereka akan melakukan seks, tapi Zema bisa melakukan inisiatif dalam beberapa kesempatan untuk membuat Hugo tidak bisa mengalihkan diri dari Zema. Dalam setiap fantasi pria itu, Zema ingin selalu menjadi peran utama yang tidak akan bisa dilupakan oleh sang suami. Jika Hugo digoda, maka bayangan wajah Zema yang akan muncul dan tidak ada perempuan lain yang bisa menggantikannya. Dengan kata lain, Zema akan membuat Hugo ketergantungan padanya. 

Hal ini dilakukan karena Zema sadar betul, seks mempengaruhi perasaan Hugo dengan begitu pesat. Selama tiga tahun menjadi teman tidur, nyatanya Hugo merasa tak hanya sekadar teman tidur ketika akhirnya Zema dorong untuk mengatakan apa isi hatinya. Itu berarti, selama mereka berbagi peluh, desah, dan pelepasan, cinta itu tumbuh dan membuat Hugo tidak bisa mengeluarkan diri dari perangkap malam-malam panas bersama Zema. Menyelingi kegiatan mereka dengan hal semacam ini mungkin akan membuat Hugo semakin kelimpungan bila berjarak beberapa meter saja dengan Zema. 

Zema tahu suaminya yang terbiasa terkena omelan darinya jika mandi sangat sebentar dan tidak bersih akan melakukan beberapa ritual supaya Zema tidak mendadak mengusir Hugo ditengah percintaan mereka hanya karena pria itu mandi tidak bersih sesuai yang Zema inginkan.

Selama menunggu pria itu, Zema sempat kebingungan juga harus melakukan apa saat menatap makanan-makanan yang sudah dipesannya. Untuk beberapa saat Zema terdiam dan tidak bisa bergerak karena gugup. Ini pertama kalinya dia bersikap lebih aktif dan memiliki niatan untuk menjadi lebih liar dari apa yang selama ini dilakukannya. Selama ini memang Zema tidak pernah membuat gerakan aktif lebih dulu. Kali ini akan menjadi pembukaan bagi Zema menjadi wanita pendiam yang tidak lagi diam untuk memiliki gaya yang tidak akan bisa Hugo lupakan. 

Zema memiliki beberapa waktu untuk menjadi gila sepenuhnya. Jangan setenga-setengah, Em! Dia yakin suaminya tidak akan bisa mengalihkan tatapan jika dia melakukan sesuatu yang bukan hanya membiarkan makanan itu masih berada di meja saja. 

"Aku tahu apa yang harus aku lakukan." Zema menatap pintu kamar mandi dan meyakinkan diri.

Tangannya mulai membuka satu persatu kain yang melekat di tubuhnya. Dia tidak butuh pakaian seksi yang menerawang saat ini, dia bisa menggunakan tubuhnya tanpa harus membiarkan pakaian tidur seksi itu berakhir rusak karena Hugo yang biasanya tak sabaran jika urusan buka-membuka. 

Telanjang. Zema sangat nekat kali ini, dia akan menyambut suaminya dengan pembukaan yang tidak bisa ditemukan di tempat lain. Jika postingan yang dilihatnya menunjukkan beberapa bagian disensor, maka Zema tidak menutupi apa pun di depan suaminya sendiri. Dia tahu bahwa Hugo menyukai tubuhnya yang tidak memakai apa pun, dan salah satu misi membuat perut pria itu kenyang disela kegiatan mereka adalah dengan membuat Hugo menyantap setiap makanan hingga habis sebelum bisa merasakan tubuh Zema hingga adiknya kenyang juga. 

Zema harus melapisi lantai kamarnya dengan karpet yang dirasa cukup untuk tubuhnya. Dia tak mau membuat ranjang lebih berantakan karena itu adalah tempat istirahat setelah mereka melakukan kegiatan ini. 

Zema mendekatkan makanan itu ke sisinya, bersiap mengambil posisi berbaring lebih dulu supaya dia bisa meletakkan setiap potongannya ke tubuhnya sendiri. Untuk merangkai setiap posisi makanan juga Zema haruslah kreatif. Dia tidak bisa sembarangan meletakkan makanan di atas tubuhnya tanpa tujuan. Untuk itulah otak cerdasnya mengerti bahwa dia bisa memulai dengan dari makanan pembuka hingga penutup. Lalu, memastikan minuman tersaji untuk membuat suaminya tidak tersedak atau cegukan nantinya. 

[Bab 21 dan 22 full udah ada di Karyakarsa, ya. Boleh yang penasaran baca duluan di sana.]