"Kekuatanmu sudah bangkit?" Suara dingin Cleo menyambut kedatanganku. Tepat saat aku baru saja memasuki ruang kerjanya.
"Iya."
Pria dingin dengan rambut pirang ini sungguh membuat kesal. Manusia berhati dingin yang membunuh permaisuri, menelantarkan anak sendiri, bahkan berusaha meracuni pangeran-Gerald. Orang terkejam di dalam cerita.
"Sejak kapan?"
"Sebulan yang lalu," jawabku asal. Tentu saja itu bohong, sebab kekuatanku baru muncul tadi. Aku hanya tidak ingin mereka tahu seberapa besar kekuatanku jika mereka tahu kekuatan yang baru muncul tiba-tiba sangat besar mana- nya.
Cleo berdiri dari kursi kerjanya, menghampiriku dengan menggenggam batu sihir tanpa warna. Meletakkan benda itu di hadapanku. Tepatnya di atas meja kerjanya yang tak jauh dari aku berdiri.
"Cobalah."
Begitu aku menyentuh bola tanpa warna, sinar biru dan abu muncul. Dan, itu pasti membuatnya terkejut. Aku melirik dan benar saja terlihat dari mata birunya. Dia sangat tercengang dengan dua sihir alam milikku.
"Bagaimana, Tuan?" tanya formalitas.
"Kau punya sihir penyembuhan?" tanya Cleo dengan suara yang sedikit rendah.
"Mana yang saya miliki belum cukup untuk menyembuhkan penyakit parah, tapi saya memang punya sihir itu."
"Bagus."
Aku menatap Cleo yang mulai memerintahkan asistennya untuk menyerahkan sebuah kamar baru, gaun indah, bahkan seorang pelayan pribadi yang tidak pernah aku dapatkan sebelum ini.
"Apa yang Anda lakukan?" tanyaku dengan suara dingin.
"Memberikanmu apa yang seharusnya kau dapatkan."
Aku tersenyum sinis. Kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak dulu? Dasar bajingan ini.
"Apakah Anda benar seorang ayah?" sindirku.
Cleo menatap bingung. Tampaknya si kejam ini tak mengerti kalimatku. Terlihat saja dia pintar, dasar bodoh.
"Karena jika memang Anda seorang ayah, Anda tidak akan melakukan hal ini," jelasku. Tanpa minat menatap Cleo dengan hormat.
"Memberikan tempat dan semua yang layak untukmu adalah tugasku," ujar Cleo penuh keyakinan.
"Tapi, kenapa baru sekarang? Kenapa tidak sejak dulu? Apakah itu benar kasih sayang seorang ayah? Apakah Anda benar seorang Ayah? Karena yang saya tahu seorang ayah tidak akan seperti Anda. Dia tidak akan mungkin bersikap seperti ini," ucapku runtut.
Cleo yang terdiam langsung membuatku tersenyum. Dia sudah kehabisan kata-kata. Memang semua kalimat itu pantas diucapkan untuk dia yang selalu membuatku menderita. Segera aku beranjak dari ruangan tersebut. Tanpa pamit.
***
"Nona, ini sudah pagi. Anda harus bangun dan pergi sarapan bersama." Suara Jennie yang khas membangunkanku bersama cahaya matahari pagi yang masuk melalui jendela yang terbuka kainnya.
Sudah enam bulan sejak kekuatan sihirku bangkit. Jennie menjadi pelayan pribadiku, yang meminta Jennie adalah aku sendiri. Pelayan yang sebelumnya dikirim oleh Federick tidak tulus melayaniku, dia juga membuat beberapa masalah.
Mengingatnya membuatku menyesal sudah membuat dunia fantasi yang penuh dengan orang-orang berhati busuk.
Di pagi hari, setiap harinya aku akan pergi ke ruang makan dan sarapan, makan siang, makan malam bersama keluarga Grand Duke Bearc. Semua ini sudah menjadi rutinitas yang membosankan. Sebab di meja makan, Gisella yang usianya beberapa tahun lebih tua dariku akan bersikap kekanakan, seperti sekarang ini.
"Ayah, besok ada undangan pesta minum teh dari Putri Amber, aku ingin membeli gaun baru, apakah boleh?"
Cleo yang sudah selesai makanan bergumam memberi persetujuan. Dia tidak memberikan jawaban yang panjang seperti biasanya.
"Kak Kleand, apakah Kakak mau menemaniku di acara pesta dansa Nona Anne?" tanya Gisella pada Kleand. Hah, dia juga menggoda kakakku sendiri.
"Baiklah, Gisella." Kleand menyetujui itu sembari mengusap mulutnya yang mana ia baru selesai makan.
"Terima kasih," ucap Gisella dengan wajah ceria.
Di meja makan, akan dimulai pembicaraan di saat semua sudah selesai makan. Makanya begitu selesai Gisella langsung menyambar kesunyian karena kegiatan makan yang begitu disiplin dengan permintaan-permintaannya.
Apa aku pernah meminta hal seperti Gisella?
Pernah, hanya sekali di saat aku meminta Jennie menjadi pelayanku, itu pun sudah lima bulan yang lalu. Setelah itu aku hanya diam. Mendengarkan permintaan Gisella dan perbincangan mereka. Aku hanya sebagai penonton drama Gisella saja.
"Bagaimana denganmu, Lyana?" Suara Cleo menyentak diriku.
Sekilas aku menoleh ke arah Cleo kemudian menggeleng. "Tidak ada, Tuan."
Gaya bicaraku juga formal dengan Cleo. Ya, dalam cerita Lyana selalu bersikap baik untuk mendapatkan perhatian keluarganya setelah kepergian sang ibu. Lyana dalam ceritaku hidup menderita karena kepergian Sisilia yang dikira Lyana penyebabnya. Kekuatan Lyana tak bangkit. Kekuatan murninya itu diketahui Lyana menjelang akhir hidupnya karena diberitahu oleh Gerald sebelum dia membakar Lyana hidup-hidup.
"Bulan depan adalah ulang tahunku. Ayah, berikanlah hadiah yang luar biasa, ya?!" Suara penuh semangat Gisella membuatku mengingat sesuatu yang terlupakan.
Hari ini ulang tahun Lyana dalam novel. Aku tidak membuat detail ini, tetapi kemarin malam aku melihat catatan lama Lyana. Gadis itu menulis setiap saat penting dalam hidupnya, termasuk hari ulang tahunnya yang tidak diingat siapapun kecuali Sisilia. Yang mana Sisilia selalu menjadi orang yang mengingat dan merayakan ulang tahun Lyana dengan sederhana.
Aku tersenyum getir. Apakah benar aku---Lilyana Van Bearc adalah bagian dari keluarga mereka?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Male Lead [SELESAI] (REVISI)
FantasyHighest Rank #2 in Isekai [08/08/2022] #25 in Fantasi [09/08/2022] #2 in Kerajaan [10/08/2022] #3 in Duke [10/08/2022] #2 in Reinkarnasi [10/08/2022] #11 in fantasi [12/08/2022] #1 in Putri [16/08/2022] #7 in Timetravel [16/08/2022] *DILARANG PLAGIA...