Dia ingin Menemuimu ✔

21.1K 2.5K 43
                                    

Satu bulan lamanya hal-hal berbeda sejak aku kembali ke mansion terjadi. Tentang tingkah absurd Ren, Hars yang dingin dan sibuk tetapi sangat perhatian, Kleand yang selalu ada, serta Cleo yang kini menjadi seorang ayah yang baik dan posesif.

"Pesta perayaan kedewasaan itu nanti saja, setelah kau pulih benar," tutur Cleo. Kini kami menikmati tea time. Aku tersenyum canggung, lihat bukan? Dia sangat posesif. Cleo menebus kekurangannya selama sembilan belas tahun, karena itu dia begini, begitu kesimpulan Jennie.

"Baiklah, saya juga tidak terlalu mengharapkan tentang pesta seperti itu," balasku.

Cleo terhenyak. Aku melirik pria bertubuh tegap itu tengah menatap dengan nanar seperti anak anjing yang lucu.

"A-ada apa, Yang Mulia?" tanyaku yang sedikit panik atas apa yang terjadi sekarang ini.

"Kau marah padaku karena mencegah pesta makanya mengatakan hal seperti itu, ya?"

"Hah?"

Maaf saya nge-lag. Maksudnya apa? Dia mengira aku marah karena kalimat 'tidak suka pesta?'

"Yang Mulia, bukan karena itu, tetapi memang saya tidak terlalu suka."

"Benarkah?" Cleo masih menatapku nanar.

Aku menghela napas. "Iya."

Sebuah fakta mengejutkan aku dengar beberapa waktu lalu. Tentang Hars. Ya, sebelumnya aku tidak mendapati cincin nikah atau kabar tentang siapa calon istrinya. Tidak ada. Tetapi beberapa waktu kemudian, saat pesta di keluarga bangsawan lain. Aku mengetahui satu hal tentang. 'Jennie adalah tunangan Hars'. Ya, Jennie!

Kisah asmara mereka dimulai saat aku masih di mansion ini. Sudah lama sekali bukan? Tetapi, baru-baru saja mereka menjalin hubungan. Mereka itu cocok, seperti kelapa yang gurih berpadu dengan cokelat yang manis. Hars itu kaku sedangkan Jennie banyak tingkah dan imut. Jadi, cocok. Apalagi keduanya itu perawan tua dan perjaka tua yang sedikitpun tak pernah menyicipi cinta.

Belakangan, setelah aku tahu hal itu sering sekali aku menggoda Jennie dengan memanggilnya 'kakak ipar'. Setelah dipanggil begitu, Jennie akan salah tingkah dan marah-marah tak jelas. Imut sekali dia itu. Padahal usianya lebih tua dariku tetapi Jennie masih seperti anak seumuranku.

"Kau memanggil Jennie 'kakak ipar', tetapi kau sendiri enggan memanggil saudaramu 'kakak'."

Kalimat Cleo sontak membuat suasana membeku. Aku terdiam, Clyd yang ada di belakang Cleo tampak menatapku dengan senyuman jahil, begitu juga Loye yang ada di sisi kananku. Tawa kecilnya terdengar jelas di telingaku. Apanya yang lucu? Ini adalah suasana mencekam tahu!

"Saya masih belum bisa, maaf."

"Kami yang salah karena rencana sialan itu," kesal Cleo.

Aku tersenyum. Pikiranku malah bukan fokus pada pembicaraan tetapi tertuju ke arah lain. Cleo yang seperti ini terasa seperti teman sebaya yang manja. Meskipun sedikit garis kerutan ada di wajahnya, tetapi Cleo tetap terlihat seperti anak kecil saat sedang begini.

Clyd di belakang tampak memberi sebuah kode. Aku awalnya tak mengerti hingga beberapa saat kemudian Clyd berdehem pelan sembari menggerakkan tangannya pada arloji yang tergantung di lehernya. Ah, Cleo harus bekerja, ya?

"Yang Mulia, saya ingin kembali ke kamar, Anda juga pasti sibuk. Jadi, kembalilah bekerja, terima kasih untuk hari ini."

"Secepat itu?" Cleo bertanya dengan raut kaget. Kemudian pria itu menghela napas dan berdiri. "Baiklah. Istirahat dengan baik sampai benar-benar pulih."

Aku memberikan salam perpisahan dan mulai melangkah pergi meninggalkan Cleo dan Clyd.

***

"Lily!"

My Male Lead [SELESAI] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang