Pesta Kedewasaan ✔

20.4K 2.7K 23
                                    


"Ah, Nona Anda sangat cantik!" seru Rhea——pelayan pribadi Lyana yang baru. Itu karena Jennie resmi menikah dengan Hars beberapa hari lalu.

Hari perayaan kedewasaan Lyana datang. Dengan gaun kuning keemasan yang dihiasi permata kecil yang bersinar di bagian pinggang, gaun dengan berlapis-lapis kain sutera yang lembut, gaun emas itu bersinar sangat terang. Hari ini Lyana benar-benar menjadi pemeran utamanya.

Ia berjalan keluar dari kamarnya. Mendapati Cleo, Kleand, Ren, sudah berdiri menunggunya. Mereka juga tak kalah dengan Lyana. Ketiganya sangat tampan dengan setelan mereka yang membuat mereka semakin tampan.

'Duh, bapak gue ganteng banget, sih!' batin Lyana kala melihat Cleo. Jika tidak ingat Cleo ayahnya mungkin sudah kelepasan.

Lyana sering berkhayal tentang perasaan seorang tokoh utama dalam cerita yang dikelilingi banyak sekali laki-laki tampan. Dan sekarang, Lyana merasakan bagaimana perasaannya.

Lyana seperti bunga kecil yang dilindungi oleh batu besar dari pandangan orang yang hendak mengambil si bunga. Ketiga laki-laki bertubuh lebih besar dan tinggi darinya mengelilingi Lyana. Kleand dan Ren memegang tangan Lyana dari dua sisi berbeda. Sedang Cleo berjalan di depan mereka memimpin jalan. Hars dan Jennie sudah di bawah menyambut beberapa tamu.

"Yang Mulia Grand Duke Bearc, Kleand Van Bearc, Ren Van Bearc, dan Nona Lilyana Van Bearc memasuki aula!"

Semua sorot mata tertuju pada Lyana yang kini sudah berdiri di sebelah Cleo. Pria itu memegang tangan Lyana yang dingin karena gugup.

"Tenanglah, karena kau pemeran utamanya sekarang."

"Terima kasih, Ayah."

Mendengar kata 'ayah' dari Lyana membuat Cleo tertegun. Pria itu menoleh menatap Lyana dengan binar senang. Setelah sekian lama, Lyana bersedia memanggilnya 'ayah'. Entah itu karena formalitas sebab ini adalah acara untuk Lyana atau memang anaknya sudah membuka hati, Cleo tetap senang untuk itu.

"Baiklah Ayah, mari berdansa dengan putri Anda ini," tutur Lyana sembari mengulurkan tangan.

Cleo tertawa kecil. "Seharusnya aku," balas Cleo yang mulai mengarahkan tangan ke hadapan Lyana, setengah menunduk, kemudian dengan senyuman tulus Lyana membalas uluran tangan tersebut dan mereka langsung menggerakkan kaki sesuai irama.

"Wah, Ayah sangat hebat," puji Lyana.

Tawa Cleo terlihat jelas. "Tentu saja, Ayahmu ini pria yang bisa segalanya," balas Cleo agak congkak.

Lyana tertawa kecil. Sebelum kemudian mereka kembali fokus pada irama lagu.

***

Sudah tiga lagu Lyana berdansa terus-menerus. Sekarang ia akhirnya bisa santai duduk. Meskipun tak sepenuhnya santai sebab ia harus meladeni beberapa nona bangsawan yang datang.

Kleand mengajak Lyana berdansa setelah selesai dengan Cleo, lalu Ren datang mengajak berdansa dengan mata berbinar memohon. Beruntung Hars tidak seperti mereka, kakak pertamanya itu memaklumi Lyana dan memilih untuk melakukan dansa dengan adik bungsunya yang kelelahan di lain waktu.

"Nona Vance," panggil Bianca Blown, nona yang baru saja Lyana temui. Bianca ini ceria dan bisa membuat orang nyaman. Topiknya selalu ada saja, tetapi tidak membicarakan orang lain seperti para nona bangsawan yang ada.

"Ah, Nona Blown." Perempuan berambut merah muda yang indah. Senyuman manis dan wajah yang cantik luar biasa. Gaun berwarna putih tulang yang mengembang membalut tubuhnya yang ramping.

"Anda datang bersama, Yang Mulia Pangeran, lagi?" tanya Bianca setengah berbisik.

Lyana mendengar itu dan ia sedikit bahagia. Jadi, kedua peran utama melanjutkan kisah asmara dengan aman damai selama ini? Lyana yang bahagia tak bisa menahan diri.

"Lagi? Jadi, selama ini Lady Vance sering pergi ke pesta bersama Yang Mulia Pangeran?" tanya Lyana menggoda.

Clathria tampak malu-malu. Tetapi, kemudian seolah sadar ia langsung tertegun. "Nona Lilyana?" tanya Clathria dengan wajah gembira yang sulit disembunyikan.

"Pemeran utama di acara ini, akhirnya saya bertemu dengan Anda!" Clathria menghampiri Lyana dan menggenggam tangannya. Lyana bisa merasakan tangan hangat dan lembut milik Clathria.

"Ah, iya."

Clathria melepaskan genggaman. Kemudian mengangkat tangannya, memamerkan gelang merah muda yang masih dikenakannya. Seperti anak kecil yang sedang memamerkan barang terbaiknya pada seseorang. Lyana terkekeh geli.

"Itu saya yang berikan, saya menitipkannya pada Yang Mulia Pangeran," ujar Lyana santai.

"Heum! Benar, Anda sangat baik hati," balas Clathria. Wajahnya yang senang berubah muram. "Tapi, setelah menerima ini saya merasa hampa ketika mendengar Anda menghilang. Delapan tahun tanpa Anda, kediaman Bearc tampak suram, begitu juga dengan Yang Mu——"

"Lyana?" panggil seseorang. Kalimat Clathria otomatis terhenti. Jennie yang memanggilnya. Lyana menoleh dengan senyuman lembut.

"Yang Mulia Pangeran dan Baginda Kaisar mencarimu," ujar Jennie.

Lyana tampak kaget. Segera ia berpamitan dengan Clathria dan Bianca.

***

"Saya memberi salam kepada cahaya Kekaisaran," sapa Lyana.

"Hah, putri yang cantik Cleo," puji Kaisar kepada Cleo ketika melihat Lyana. Kaisar dan Gerald duduk di ruangan khsus yang ditemani oleh Cleo dan Hars.

Lyana tersenyum dan kemudian dipersilakan untuk duduk. Gadis itu tampak kaku, duduk di depan Kaisar yang pertama kali ia temui.

Pembicaraan tentang beberapa hal terjadi. Kaisar terus menanyai Lyana tentang banyak hal. Sudah seperti kuis. Yang pasti itu seputar apa yang terjadi pada Lyana selama delapan tahun.

"Lalu Lyana, apakah kau sudah kepikiran untuk menikah setelah debut ini?" tanya Kaisar untuk kesekian kalinya.

Lyana tertegun. Menikah? Ah, ia pernah memikirkan hal ini beberapa kali, tetapi ia yang sibuk dengan keluarga setelah kembali dari sandera. Lyana tidak lagi berpikir tentang itu.

"Saya masih ingin bersama keluarga saya, Baginda."

"Ah, benar. Selama ini kau pasti cukup menderita karena rencana yang kami buat," tutur Kaisar.

'Haha, sadar ternyata.' Lyana membatin dalam hati.

"Lalu, bagaimana ciri-ciri pria idamanmu?" tanya Kaisar lagi. Dia sedikit melirik ke arah putranya yang diam menatap Lyana terus.

Hampir Lyana keceplosan untuk memaki pria tua yang merupakan Kaisar itu. Kenapa terus saja bertanya tentang pernikahan. Seharusnya tanya saja tentang penyanderaan dan ilmu sihir seperti sebelumnya.

"Tidak ada, tapi yang pasti saya ingin menikahi pria yang bisa membuat saya jatuh cinta. Jika saya sudah mencintai dia, seburuk apapun sifat dan rupanya, saya akan tetap mencintai dan ingin hidup dengannya."

"Meskipun dia miskin, jelek, cacat, atau memiliki kekurangan lain. Jika sudah cinta, ya akan tetap cinta," imbuh Lyana.

Kaisar tertawa mendengar jawaban Lyana. Tawa yang sangat nyaring. Membuat semua orang refleks tersenyum.

"Cleo, putrimu sangat manis dan polos," tutur Kaisar.

Cleo juga ikut tertawa karena jawaban Lyana. Sedang Lyana tersenyum canggung, tetapi diantara mereka ada satu orang yang sejak tadi menyimak dengan baik jawaban Lyana.

Gerald.

Pria itu terus menatap Lyana tanpa mengalihkan tatapannya barang sedetik. Terus mendengarkan semua jawaban dari pertanyaan ayahnya.

"Membuatmu jatuh cinta, ya?" gumam Gerald. Mata emasnya masih menatap Lyana yang tersenyum.

Hingga manik biru Lyana bertemu dengan manik emas Gerald yang bersinar. Keduanya sesaat mematung sebelum kemudian Lyana memutus pandangan.

Gadis itu meremas jemarinya karena gugup akibat tatapan intens Gerald barusan.

"Dia jodoh orang lain, Lyana," gumam Lyana pelan. Sangat pelan. Dia berusaha mengendalikan detak jantung yang mendadak berdegup kencang hanya karena tatapan itu.

TBC

My Male Lead [SELESAI] (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang